“Dengan shalat;
manusia bertawab mengelilingi garis orbitnya”
Bagan ini berdasarkan hadits,
dari Abdullah bin Umar ra, Nabi
Muhammad bersabda:
Waktu shalat Zhuhur jika matahari telah
tergelincir,
dan
dalam keadaan bayangan dari seseorang
sama
panjangnya selama belum masuk waktu Ashar.
Dan
waktu Ashar hingga matahari belum berwarna kuning (terbenam).
Dan
waktu shalat Maghrib selama belum terbenam mega merah.
Dan
waktu shalat Isya' hingga pertengahan malam bagian separuhnya.
Waktu
shalat Subuh dari terbit fajar hingga sebelum terbit matahari.
(HR. Shahih Muslim)
Perhatikan, Bukankah, tatkalah kita ada
diatas Bumi? Punggung bumi ini rasanya, diam atau berputar? Sesungguhnya bumi
berputar? Dan kecepatannya 1200 km per jam. Hal ini lebih cepat dari pada
kecepatan peluru.
Artinya bola dunia inipun berputar,
berthawaf. Bahkan mataharinya pun berputar, bertawaf. Artinya bumi yang kita
injak ini bertawaf.
Ketika bumi berthawaf terjadi pergantian
Malam dan Siang. Lihat ketika dia berputar, maka diatas terjadi Shubuh,
kemudian zuhur, Ashar, Maghrib, Isya.
Ketika terjadi pergantian malam dan siang,
maka terjadi pergantian waktu, ketika alam ini berputar. Shubuh, Dhuhur, Ashar,
Maghrib, Isya’.
Jadi karena apa kita sholat? Karena bumi shalat. karena bintang shalat.
karena alam semesta semuanya berputar dan bertasbih. Oleh karena itu, pantaskah
apabila bumi ini bertfhawaf, bertasih, kita diatas bumi ini berjalan dengan
congkak, tidak seperti bumi yang berthawaf, karena itu apabila kita sholat,
kita sesungguhnya berjamaah dengan bumi, matahari, bulan, bintang. Jadi kenapa Sholat tidak pernah libur, tidak
pernah berhenti? Meskipun hari senin,
selasa atau tanggal merah sekalipun? Karena bumi tidak pernah berhenti
berputar, berthawaf atau bertasbih. Akhirudin (The Qiraah Code)