TRAINER HEBAT

TRAINER HEBAT

Rabu, 26 Maret 2014

BALANCE LIFE = BEAUTIFUL LIFE


BALANCE LIFE = BEAUTIFUL LIFE


Pada dasarnya, manusia dalam hidupnya selalu dan terus berusaha untuk memperkuat diri dan jiwanya. Memperkokoh setiap dimensi kehidupan yang memungkinkan untuk dijangkaunya. Manusia dari waktu ke waktu mengalami pertumbuhan eksistensinya. Ia mempunyai kemampuan untuk mencari makna dalam setiap perbuatan dalam hidupnya, sekecil apapun perbuatan tersebut.
Manusia juga sangat berpotensi selalu terdorong untuk terus berkembang dan terus meningkatkan kualitas diri dalam kehidupannya. Menurut pemikiran humanistic (kemanusiaan) manyatakan bahwa “the cultivation of man, his self cultivation and self-unfolding into full humanity”, yang berarti bahwa pengembangan manusia , yakni pengembangan dirinya sendiri dan pengembanga-diri kea rah kemanusiaan yang penuh. Akan tetapi yang perlu diwaspadai adalah sikap ekstrim atau berlebihan yang ditimbulkan dari pergulatan pemikiran manusia, karena setiap sesuatu yang berlebihan juga selalu memiliki titik kelemahan, begitu juga dengan sikap yang terlalu meremehkan. Untuk itu diperlukan adanya sikap seimbang atau pertengahan dalam setiap perbuatan di kehidupan kita sehari-hari.
Kemudian hubungannya dengan filsafat disini karena ia sebagai daya upaya manusia dengan akal budinya untuk memahami, mendalami, dan menyelami secara radikal atau mendalam mengenai alam semesta, manusia dan yang lain sehingga dapat menghasilkan  pengetahuan tentang bagaimana hakikatnya yang dapat dicapai oleh akal manusia dan bagaimana sikap manusia seharusnya setelah mencapai pengetahuan tersebut.
Hakikat filsafat selalu menggunakan ratio (pikiran), dalam perjalanan hidupnya manusia di hadapkan kepada pengalaman-pengalaman peristiwa alamiyah yang ada di sekitarnya. Pengalaman-pengalaman lahir ini merupakan sejarah hidupnya yang mengesankan dan kemudian mendorong untuk melakukan perubahan-perubahan bagi kepentingan hidup dan hidupnya, dan mendorongnya untuk terus berkembang dan terus meningkatkan kualitas diri dalam kehidupannya. Sebuah neraca akan dikatakan dalam posisi seimbang jika kedua sisi atau tuasnya memiliki muatan barat yang sama. Sebagai contoh dalam kehidupan ekonomi sebuah keluarga akan dikatakan seimbang dan harmonis jika antara pemasukan dan pengeluaran berjalan secara seimbang.
Dengan kata lain keseimbangan dimulai dengan mencari tahu apa yang paling penting dalam hidup. Seseorang tidak akan pernah merasa seimbang jika mereka tidak memiliki visi pribadi tentang seperti apa kehidupan yang seimbang. Jadi konsep keseimbangan dimulai dengan mengidentifikasi nilai-nilai yang paling dipegang dan kemudian menjelaskan visi pribadi.
Hidup selalu berubah. Tapi visi dan nilai-nilai pribadi akan dapat memberikan ukuran yang konstan, garis tegak lurus untuk menentukan apakah kita bergerak lebih dekat atau lebih jauh dari definisi kita tentang keseimbangan.
Hal ini dikarenakan apa yang seimbang pada satu masa, mungkin pada masa yang lain sudah tidak seimbang. Kadang-kadang, untuk sementara waktu, kegiatan tertentu mungkin harus bergerak lebih tinggi, yang berarti bahwa hal-hal lain harus dipindahkan ke bawah. Tapi kita masih bisa menemukan keseimbangan jika kita sadar membuat pilihan-pilihan berdasarkan nilai-nilai dan visi pribadi.
Saya tidak akan mengatakan bahwa kehidupan tersebut harus inheren menjadi tidak seimbang. Hidup bisa relatif seimbang bahkan ketika kita merasa miring di satu area untuk sementara waktu. Hal ini tergantung lagi pada nilai-nilai kita. Jika salah satu dari nilai-nilai Anda adalah "Saya ingin mendapatkan gelar ini" atau "Saya ingin membesarkan anak-anak ini untuk menjadi benih yang saleh," kemudian tinggal selaras dengan nilai-nilai dan mengejar visi itu akan membutuhkan sejumlah besar waktu Anda - tidak ada pertanyaan tentang hal itu. Tetapi jika Anda secara sadar memilih untuk melakukan itu, dan karena itu mengatakan tidak untuk banyak hal lain, maka Anda masih bergerak menuju keseimbangan hidup. Anda katakan, "Pada musim ini hidup saya, kegiatan yang satu ini diutamakan yang lebih besar, sehingga beberapa hal lain saya akan senang untuk melakukan di waktu yang lain."
Sedangkan ketidakseimbangan terjadi ketika kita tidak menentukan nilai-nilai yang paling kita dipegang teguh, ketika kita tidak memiliki visi yang jelas untuk kehidupan kita, dan ketika kita tidak menjalani kehidupan kita sesuai dengan situasi dan kondisinya. Seakan kita hanya didorong oleh keadaan. Seakan kita hanya mengejar visi orang lain, atau kita mengejar apa yang dunia mengatakan kita harus menghargai. Kita berurusan dengan sesuatu yang selalu mendesak daripada penting. 
Orang yang tujuan-driven tahu bahwa beberapa masa kehidupan akan memerlukan sejumlah besar energi di satu daerah. Sehingga mereka mengubah gaya hidup mereka untuk mengakomodasi daerah itu, dan kemudian menutup masa itu kalau sudah selesai. Mereka tahu apa tujuan masa itu adalah untuk mereka. Mereka tidak mencoba untuk melakukan beberapa hal utama yang berbeda di masa yang sama, terus menambahkan lebih banyak dan lebih ke tumpukan kehidupan mereka.