BALANCE LIFE =
BEAUTIFUL LIFE
Pada
dasarnya, manusia dalam hidupnya selalu dan terus berusaha untuk memperkuat
diri dan jiwanya. Memperkokoh setiap dimensi kehidupan yang memungkinkan untuk
dijangkaunya. Manusia dari waktu ke waktu mengalami pertumbuhan eksistensinya.
Ia mempunyai kemampuan untuk mencari makna dalam setiap perbuatan dalam
hidupnya, sekecil apapun perbuatan tersebut.
Manusia
juga sangat berpotensi selalu terdorong untuk terus berkembang dan terus
meningkatkan kualitas diri dalam kehidupannya. Menurut pemikiran
humanistic (kemanusiaan) manyatakan bahwa “the cultivation of man, his self
cultivation and self-unfolding into full humanity”, yang berarti bahwa
pengembangan manusia , yakni pengembangan dirinya sendiri dan pengembanga-diri
kea rah kemanusiaan yang penuh. Akan tetapi yang perlu diwaspadai adalah sikap ekstrim atau
berlebihan yang ditimbulkan dari pergulatan pemikiran manusia, karena setiap
sesuatu yang berlebihan juga selalu memiliki titik kelemahan, begitu juga
dengan sikap yang terlalu meremehkan. Untuk itu diperlukan adanya sikap
seimbang atau pertengahan dalam setiap perbuatan di kehidupan kita sehari-hari.
Kemudian hubungannya dengan filsafat disini karena ia
sebagai daya upaya manusia dengan akal budinya untuk memahami, mendalami, dan
menyelami secara radikal atau mendalam mengenai alam semesta, manusia dan yang
lain sehingga dapat menghasilkan pengetahuan tentang bagaimana hakikatnya
yang dapat dicapai oleh akal manusia dan bagaimana sikap manusia seharusnya
setelah mencapai pengetahuan tersebut.
Hakikat filsafat selalu menggunakan ratio (pikiran),
dalam perjalanan hidupnya manusia di hadapkan kepada pengalaman-pengalaman
peristiwa alamiyah yang ada di sekitarnya. Pengalaman-pengalaman lahir ini
merupakan sejarah hidupnya yang mengesankan dan kemudian mendorong untuk
melakukan perubahan-perubahan bagi kepentingan hidup dan hidupnya, dan mendorongnya untuk terus berkembang dan
terus meningkatkan kualitas diri dalam kehidupannya. Sebuah neraca akan
dikatakan dalam posisi seimbang jika kedua sisi atau tuasnya memiliki muatan
barat yang sama. Sebagai contoh dalam kehidupan ekonomi sebuah keluarga akan
dikatakan seimbang dan harmonis jika antara pemasukan dan pengeluaran berjalan
secara seimbang.
Dengan kata
lain keseimbangan dimulai dengan mencari tahu apa yang paling penting dalam
hidup. Seseorang tidak akan pernah merasa seimbang jika mereka tidak
memiliki visi pribadi tentang seperti apa kehidupan yang seimbang. Jadi
konsep keseimbangan dimulai dengan mengidentifikasi nilai-nilai yang paling
dipegang dan kemudian menjelaskan visi pribadi.
Hidup selalu
berubah. Tapi visi dan nilai-nilai pribadi akan dapat memberikan ukuran
yang konstan, garis tegak lurus untuk menentukan apakah kita bergerak lebih
dekat atau lebih jauh dari definisi kita tentang keseimbangan.
Hal ini
dikarenakan apa yang seimbang pada satu masa, mungkin pada masa yang lain sudah
tidak seimbang. Kadang-kadang, untuk sementara waktu, kegiatan tertentu
mungkin harus bergerak lebih tinggi, yang berarti bahwa hal-hal lain harus
dipindahkan ke bawah. Tapi kita masih bisa menemukan keseimbangan jika
kita sadar membuat pilihan-pilihan berdasarkan nilai-nilai dan visi pribadi.
Saya tidak akan
mengatakan bahwa kehidupan tersebut harus inheren menjadi tidak
seimbang. Hidup bisa relatif seimbang bahkan ketika kita merasa miring di
satu area untuk sementara waktu. Hal ini tergantung lagi pada nilai-nilai
kita. Jika salah satu dari nilai-nilai Anda adalah "Saya ingin
mendapatkan gelar ini" atau "Saya ingin membesarkan anak-anak ini
untuk menjadi benih yang saleh," kemudian tinggal selaras dengan
nilai-nilai dan mengejar visi itu akan membutuhkan sejumlah besar waktu Anda -
tidak ada pertanyaan tentang hal itu. Tetapi jika Anda secara sadar
memilih untuk melakukan itu, dan karena itu mengatakan tidak untuk banyak hal
lain, maka Anda masih bergerak menuju keseimbangan hidup. Anda katakan,
"Pada musim ini hidup saya, kegiatan yang satu ini diutamakan yang lebih
besar, sehingga beberapa hal lain saya akan senang untuk melakukan di waktu
yang lain."
Sedangkan
ketidakseimbangan terjadi ketika kita tidak menentukan nilai-nilai yang paling
kita dipegang teguh, ketika kita tidak memiliki visi yang jelas untuk kehidupan
kita, dan ketika kita tidak menjalani kehidupan kita sesuai dengan situasi dan
kondisinya. Seakan kita hanya didorong oleh keadaan. Seakan kita
hanya mengejar visi orang lain, atau kita mengejar apa yang dunia mengatakan
kita harus menghargai. Kita berurusan dengan sesuatu yang selalu mendesak
daripada penting.
Orang
yang tujuan-driven tahu bahwa beberapa masa kehidupan akan memerlukan sejumlah
besar energi di satu daerah. Sehingga mereka mengubah gaya hidup mereka
untuk mengakomodasi daerah itu, dan kemudian menutup masa itu kalau sudah
selesai. Mereka tahu apa tujuan masa itu adalah untuk mereka. Mereka
tidak mencoba untuk melakukan beberapa hal utama yang berbeda di masa yang
sama, terus menambahkan lebih banyak dan lebih ke tumpukan kehidupan mereka.