MEMBANGUN SUPER TEAM
Hampir semua kisah legendaris tentang
kejayaan perusahaan atau organisasi selalu dibentangkan oleh sebuah tim kerja
yang excellent. Penemuan lampu bohlam pertama ternyata tak hanya diracik oleh
sang genius Thomas Alva Edison, namun lantaran ditopang oleh puluhan anggota
tim-nya yang bekerja tak kenal lelah, melakukan eksperimen hingga ribuan kali.
Media internet yang sekarang tengah
Anda nikmati juga diracik oleh kolaborasi puluhan programmer yang bekerja di
lembaga Darpa Defense Project. Dan kisah Facebook yang fenomenal itu diusung
tak hanya oleh Mark Zuckerberg namun hasil kolaborasi sang pioner dengan tiga
rekannya yang sama-sama punya peran fundamental.
We don’t create superman/woman, we develop
super team
Demikian pepatah yang kini kudu diusung
dengan penuh bara antusiasme. Sebab tanpa kualitas tim yang hebat, sebuah
organisasi bisa limbung ditelan arus perubahan yang terus menggilas tanpa kenal
letih. Kalau demikian, dimensi apa saja yang amat penting untuk membentangkan
sebuah tim legendaris?
Beragam studi tentang team effectiveness,
menyuguhkan tiga keping elemen yang layak diperhatikan kala kita hendak
membangun tim yang tangguh.
Pertama, team leader yang kredibel. Anda boleh
punya tujuan tim yang heroik, atau punya para anggota team dengan talenta yang
mengagumkan. Namun tanpa team leader yang inspiring, sebuah tim bisa
terseok-seok di tengah jalan dan lalu terpelanting.
Anda sendiri mungkin pernah punya
pengalaman menjadi anggota tim dimana ketua (atau team leadernya) tak punya
talenta, atau yang kecakapannya abal-abal. Pelan-pelan para anggota tim bisa
digayuti rasa frustasi, kehilangan arah dan goyah; lantaran sang ketuanya gagal
memberikan panduan yang jelas dan inpsiring. Semangat dan spirit kerjasama tim
juga perlahan redup lantaran kegagalan sang leader untuk membangun
komunikasi yang tegas dan monitoring yang konsisten.
Dalam kondisi seperti diatas, tak
banyak asa yang bisa dibentangkan kepada tim. Kondisi seperti itu telah
membikin potensi tim retak, sebelum ia menemukan momentum untuk menjadi super
team. Itulah kenapa, memilih team leader yang kredibel adalah sebuah
kata kunci.
Kedua, sebuah tim hanya
akan mekar kinerjanya jika ia memiliki tujuan/sasaran yang jelas, dan tak kalah
penting, segenap anggota tim saling koordinasi untuk memetakan dimana peran dan
tanggung jawabnya dalam mengejar tujuan itu.
Di tempat kerja misalnya, kita temui
antar anggota tim/bagian dalam organisasi saling bekerja sendiri-sendiri, tanpa
koordinasi yang jelas; seolah-olah masing-masing pihak punya arah yang
bersimpangan. Sialnya masing-masing juga acap tidak mampu membangun komunikasi
yang yang lancar.
Komunikasi dan koordinasi sungguh dua
kata yang sederhana. Namun sering kita menyaksikan dua kata ajaib itu lenyap.
Yang kemudian menyeruak adalah kinerja tim yang lamban, saling menyalahkan, dan
terseok-seok menjawab tuntutan zaman.
Itulah kenapa elemen kedua ini amat
penting : setiap tim harus punya mekanisme sistematis untuk membuat
masing-masing anggotanya saling memahami apa kontribusinya bagi pencapaian
tujuan tim.
Ketiga, terbangunnya sense
of togetherness yang solid. Atau spirit kebersamaan demi tergapainya tujuan
tim. Disini yang tak boleh muncul adalah perasaan egoisme yang kental (gue yang
paling berperan dalam tim ini) atau juga ego sektoral (bagian atau departemen
kami yang paling penting; atau kami ndak mau tahu kerjaan bagian lain).
Bagaimana semangat kebersamaan tumbuh
mekar dalam lingkungan semacam itu? Itulah kenapa yang harus dimunculkan adalah
sikap kebersamaan : sikap untuk saling peduli antar sesama anggota tim. Dan
juga sikap untuk dengan penuh antusias saling membantu dan berkoordinasi
(sekali lagi, koordinasi!!) demi tercapainya tujuan bersama.
Itulah tiga elemen kunci untuk
menghadirkan great team. Kita juga pasti akan merasa enjoy jika terlibat
dalam great team. Spirit kebersamaan yang kental dan kinerja tim yang handal
memang akan membuat kita kian happy dalam bekerja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar