Keseimbangan
Hidup untuk Mencapai Kebahagiaan
www.ptadconsulting.com
Dikisahkan,
suatu hari ada seorang anak muda yang tengah menanjak karirnya tapi merasa
hidupnya tidak bahagia. Istrinya sering mengomel karena merasa keluarga tidak
lagi mendapat waktu dan perhatian yang cukup dari si suami. Orang tua dan keluarga
besar, bahkan menganggapnya sombong dan tidak lagi peduli kepada keluarga
besar. Tuntutan pekerjaan membuatnya kehilangan waktu untuk keluarga,
teman-teman lama, bahkan saat merenung bagi dirinya sendiri.
Hingga
suatu hari, karena ada masalah, si pemuda harus mendatangi salah seorang
petinggi perusahaan di rumahnya.
Setibanya
di sana, dia sempat terpukau saat melewati taman yang tertata rapi dan begitu
indah.
"Hai
anak muda. Tunggulah di dalam. Masih ada beberapa hal yang harus Bapak
selesaikan," seru tuan rumah. Bukannya masuk, si pemuda menghampiri dan
bertanya, "Maaf, Pak. Bagaimana Bapak bisa merawat taman yang begitu indah
sambil tetap bekerja dan bisa membuat keputusan-keputusan hebat di perusahaan
kita?"
Tanpa
mengalihkan perhatian dari pekerjaan yang sedang dikerjakan, si bapak menjawab
ramah, "Anak muda, mau lihat keindahan yang lain? Kamu boleh kelilingi
rumah ini. Tetapi, sambil berkeliling, bawalah mangkok susu ini. Jangan tumpah
ya. Setelah itu kembalilah kemari".
Dengan
sedikit heran, namun senang hati, diikutinya perintah itu. Tak lama kemudian,
dia kembali dengan lega karena mangkok susu tidak tumpah sedikit pun. Si bapak
bertanya, "Anak muda. Kamu sudah lihat koleksi batu-batuanku? Atau bertemu
dengan burung kesayanganku?"
Sambil
tersipu malu, si pemuda menjawab, "Maaf Pak, saya belum melihat apa pun
karena konsentrasi saya pada mangkok susu ini. Baiklah, saya akan pergi
melihatnya."
Saat
kembali lagi dari mengelilingi rumah, dengan nada gembira dan kagum dia
berkata, "Rumah Bapak sungguh indah sekali, asri, dan nyaman." tanpa
diminta, dia menceritakan apa saja yang telah dilihatnya.
Si
Bapak mendengar sambil tersenyum puas sambil mata tuanya melirik susu di dalam
mangkok yang hampir habis.
Menyadari
lirikan si bapak ke arah mangkoknya, si pemuda berkata, "Maaf Pak,
keasyikan menikmati indahnya rumah Bapak, susunya tumpah semua".
"Hahaha!
Anak muda. Apa yang kita pelajari hari ini? Jika susu di mangkok itu utuh, maka
rumahku yang indah tidak tampak olehmu. Jika rumahku terlihat indah di matamu,
maka susunya tumpah semua.
Sama
seperti itulah kehidupan, harus seimbang. Seimbang menjaga agar susu tidak
tumpah sekaligus rumah ini juga indah di matamu. Seimbang membagi waktu untuk
pekerjaan dan keluarga.
Semua
kembali ke kita, bagaimana membagi dan memanfaatkannya. Jika kita mampu
menyeimbangkan dengan bijak, maka pasti kehidupan kita akan harmonis".
Seketika
itu si pemuda tersenyum gembira, "Terima kasih, Pak. Tidak diduga saya
telah menemukan jawaban kegelisahan saya selama ini. Sekarang saya tahu, kenapa
orang-orang menjuluki Bapak sebagai orang yang bijak dan baik hati".
Dapat
membuat kehidupan seimbang tentu akan mendatangkan keharmonisan dan kebahagiaan.
Namun
bisa membuat kehidupan menjadi seimbang, itulah yang tidak mudah.
Saya
kira, kita membutuhkan proses pematangan pikiran dan mental. Butuh pengorbanan,
perjuangan, dan pembelajaran terus menerus. Dan yang pasti, untuk menjaga
supaya tetap bisa hidup seimbang dan
harmonis, ini bukan urusan 1 atau 2 bulan, bukan masalah 5 tahun atau 10 tahun,
tetapi kita butuh selama hidup.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar