TRAINER HEBAT
TRAINER HEBAT
Senin, 08 Juli 2024
PELATIHAN DIGITAL BRANDING DAN PUBLIC RELATION
Rabu, 05 Juni 2024
DIGITAL MARKETING STRATEGY
DIGITAL
MARKETING STRATEGY
PENDAHULUAN:
Training
Digital Marketing Strategy memberikan anda mindset dan pengetahuan terkait
komunikasi pemasaran digital dan juga membekali anda skill untuk mengoptimalkan
dalam mengkomunikasikan merek dan produk melalui media digital.
Digital
Marketing merupakan usaha untuk mempromosikan sebuah merek dengan menggunakan
media digital yang dapat menjangkau konsumen secara tepat waktu, pribadi, dan
relevan. Perusahaan perlu menjadi adaptif dan responsif dalam memenangkan
konsumen. Pertahanan dalam paradigma baru ini, membuat perusahaan harus
memiliki komitmen yang kuat untuk pemasaran digital melalui investasi baru
dalam teknologi dan inovasi, termasuk strategi dalam melakukan Digital
Marketing.
MAKSUD DAN TUJUAN TRAINING :
Setelah
mengikuti Pelatihan Digital Marketing Strategy ini, peserta diharapkan memiliki
pengetahuan untuk:
- Memberikan mindset
dan pengetahuan terkait Komunikasi Pemasaran Digital
- Memberikan skill
pada peserta dalam mengkomunikasikan merek dan produk melalui media
digital.
- Mengoptimalkan
komunikasi pemasaran digital yang sudah dilakukan peserta.
CAKUPAN MATERI TRAINING:
Materi Pelatihan
Digital Marketing Strategy yang akan dibahas adalah :
·
Konsep Digital Marketing dan Komunikasi Online
·
Digital marketing plan; Perencanaan komunikasi pemasaran digital yang
efektif
·
Digital customers; Menganalisis profil dan perilaku konsumen digital
·
Mengelola pesan komunikasi pemasaran yang efektif
·
Digital media & Channel dan pemilihan media digital yang tepat
·
Mengembangkan Program Digital Marketing
·
Online Advertising
·
Display Advertising
·
Social Media Advertising
·
Mobile Advertising
·
Evaluasi dan standar pengukurannya
·
Mengelola hubungan dengan konsumen digital
METODE :
Informational
Methods; Persentasi audiovisual dan self directed learning
Experiental
Methods; Komunikasi yang luwes, fleksibel dan lebih dinamis.
DURASI:
2 Hari (08.00-16.30)
TRAINER :
Akhirudin DC, S.SOS.I, M.A.
Certified Trainer from BNSP
Personal Details
Akhirudin DC merupakan Master Trainer di ADC Training Center. Pengalaman memberikan
lebih dari 10.000 Jam TRAINING dan PELATIHAN di berbagai Perusahaan Nasional dan Internasional,
BUMN, BUMD,
Instansi Pemerintah Pusat dan Daerah antara
lain Kementerian, Bank Indonesia, BPN, BPOM, PT Pertamina Tbk, PT TIMAH, BAZIS, Pemprov DKI, DPRD, Kelurahan, RSUD, Puskesmas, PT SKR
Internasional, Asuransi, BPR, Universitas, Akper, Yayasan, SMA, SMK, SMP, SD/MI dengan spesialis dalam pembentukan karater, budaya
dan motivasi kerja.
·
Certified Trainer
from BNSP
·
Certified Dosen
from Kemenag RI
·
Standarisasi Dai
from MUI
·
Certificate
of Training Public Speaking, AIMI 2018
·
Certificate
of Training For Trainer, Jakarta School
2005
·
Certificate
of Achievement Motivation Training
(AMT), ADC Training Center/Tigaraksa Satria, 2017
·
Certificate
of Master Trainer, UNIAT, 2016
·
Certificate of
Achievement, Dale Carnegie Training, 2010
Sejak
tahun 2007 Akhirudin DC telah memFORMULAsikan dan memberikan beberapa materi
training lainnya; AMT (Achievement Motivation
Training) bisa diakses di google.com
urutan teratas TEORI AMT atau di
https://akhirudindc.blogspot.com/2013/10/teori-amt-achievment-motivation-training.html
, Training CT (Capai Target), NeuroLeadership,
Leadership and
Motivation, Self Leadership, Effective Communication Skill, MoT (The
Magic of Transformation), Service Excellence/Pelayanan Prima, Customer Service
Excellence, Parenting, Dinamic Selling
Skill, Digital Marketing, Motivasi Kerja, Training Drive For Success, Balance
Life Beautiful Life, dll. Bisa dilihat modulnya di akhirudindc.blogspot.com
Aktifitas saat ini menjadi Master Trainer di ADC Training Center, Trainer di beberapa
Perusahaan/Consultan diantaranya PT. Lumosa Training, LPK Lumosa, PT Cemerlang Lestari Bersatu, PT. Anugrah Inspirasi Indonesia, PT IAM Core, AKOMODA Group, Daya
Inspiring People, PT. Inspirasi Abadi Mandiri, CEO Media Tama, PT Speaker
Exchange Indonesia, PT Esindo Multitata, Kharisma
Training, Wahana Kendali Mutu, dll.
Akhirudin
DC merupakan Dosen di beberapa kampus di Jakarta, diantaranya Dosen di UIC, UNIAT dan Dosen di PKM KODI
DKI Jakarta. Selain itu, Akhirudin DC merupakan salah satu Da’i di Program
CAHAYA HATI di ANTV, Pengisi program
kajian rutin di berbagai Masjid/Perkantoran dengan tema utama ETOS KERJA dalam
ISLAM dan TAZKIYATUN NAFS (Mensucikan JIWA untuk PRODUKTIFITAS), diantaranya
Perkantoran GMF Soekarno Hatta, Kantor Takaful, Telkom, dan berbagai
perkantoran lainnya. Narasumber Acara Keluarga Seimbang di Radio DFM
Jakarta dan Narasumber
Leadership di Pro
3 RRI. Pembina Parenting di LEAP Indonesia, Narasumber Majalah Wanita Indonesia, Editor
In Chief Jurnal RIHLAH Universitas Islam Attahiriyah dll.
Penerima
BEASISWA AgroMedia Scholarship
Writing Programme dari Jakarta School ini,
memiliki beberapa karya ilmiah, di antaranya; Buku Panduan ABG Muslimah: Sehat & Pe-De Abisss Bo!!! (Qultum Media,
sudah terjual lebih dari 10.000 buku). Tim
Penulis Buku Agama dan Radikalisme Agama (Penerbit Nuqtah). Buku Problematika Dakwah; dari Konteks Metodologis ke Kanca Aktivitas (Rahmat
Semesta). Buku The
Qiraah Code (Alifia Books/Alvabet). Buku Rahasia Bacaan Shalat; dari Takbir Hingga Salam (Alifia Books
Jakarta). Buku Hidup Seimbang Hidup
Bahagia (Gemilang/Kelompok Pustaka Alvabet Jakarta). Buku Happy People (ADMedia,
Jakarta 2019). Buku Transformasi DIRI (ADMedia, Jakarta 2019). Buku
Public Speaking;
Achievement Excellence In Public Speaking
(ADMedia, Jakarta 2019).
Buku TARGET AMT (Penerbit ADMedia, Jakarta 2019). Lebih lengkap kunjungi di blog: http://akhirudindc.blogspot.com
Senin, 23 Oktober 2023
COMMUNICATION SKILL APA ARTI BICARA ANDA?
COMMUNICATION SKILL
APA ARTI BICARA ANDA?
Oleh: Akhirudin DC, S.Sos.I, MA, M.AM
Certified Trainer from BNSP, Certified Dosen from Kemenag RI, Standarisasi
Dai from MUI
Berdasarkan penelitian, kalau kita mendengarkan suatu pembicaraan, bagi orang-orang yang kurang terlatih mendengarkan paling efektif rata-rata dia hanya mampu menyerap isi pembicaraan sekitar 15% dari seluruh pembicaraan, sedangkan 85% lagi tidak terserap. Artinya kemampuan mendengarkannya hanya sedikit. Ada sebuah ungkapan, “You hear me, but you don’t listen to me”. Anda mendengar saya, tetapi tidak mendengarkan saya. Mengapa? karena sebenarnya konsentrasi pikiran Anda tidak kepada saya, walaupun tatapan mata Anda ke arah saya.
Mengapa Anda sering tidak dapat memahami
pembicaraan orang lain? Jawabnya, banyak
faktor. Boleh jadi Anda tidak mengerti isi pembicaraan orang karena Anda baru
mendengar materi yang dibicarakannya atau mungkin karena ada gangguan dalam
situasi pembicaraan itu. Gangguan tersebut bisa disebabkan dari luar diri Anda
(eksternal). Misalnya, orang yang berbicara dengan Anda bicaranya kurang keras
atau kurang jelas atau karena faktor lingkungan, misalnya tempat Anda bicara
terlalu bising. Gangguan lainnya mungkin disebabkan dari dalam diri Anda
(internal). Misalnya telinga kurang pendengaran atau Anda kurang konsentrasi
terhadap pembicaraan orang. Hal ini bisa disebabkan karena Anda tidak tertarik
dengan isi pembicaraannya atau karena Anda sedang memikirkan sesuatu ketika itu
sehingga Anda tidak dapat berkonsentrasi penuh.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan
bagi Anda yang mau menjadi pendengar yang baik.
Pertama, bila
ingin menguasai teknik mendengarkan yang baik, belajarlah mendengarkan
pembicaraan yang tidak menyenangkan hati Anda. Mendengarkan pembicaraan yang
mengenakan hati Anda itu mudah, tidak perlu dilatih. Misalnya, kalau datang
seseorang lalu memuji-muji diri Anda, telinga Anda langsung mendengarkan dengan
baik. Tetapi jika seseorang datang dan memberi nasihat atau mengoreksi
perbuatan Anda yang salah, maka telinga segera menjadi tidak berfungsi atau
Anda malah emosi. Maka latihan pertama untuk melatih pendengaran ialah belajar
mendengarkan pembicaraan yang tidak Anda kehendaki.
Kedua, ialah belajar mendengarkan orang yang
membicarakan tentang dirinya sendiri. Dengan kata lain mendengarkan orang yang
mau curhat kepada Anda, walaupun tidak menarik untuk Anda.
Memang seseorang akan bersemangat sekali
jika dia berbicara tentang dirinya kepada orang lain. Padahal boleh jadi orang
yang diajak bicara tidak interest. Orang sering tidak peduli apakah
orang lain mau memberi jalan keluarnya atau tidak, mengenai permasalahan yang
di hadapinya Baginya yang penting ada orang yang mau mendengarkan segala
masalah, bahkan seluruh keluhannya yang terkadang membuat pendengarnya merasa
jemu, bosan, lebih-lebih merasa kesal. Tapi kalau Anda mau mendengarkan
baik-baik, kemudian berempati kepadanya, berarti Anda sudah membantunya
meringankan beban penderitaannya.
Jika hanya sebatas keluar dari LISAN,
niscaya akan sampai ke TELINGA.
Namun, jika yang keluar dari HATI,
niscaya akan sampai ke HATI.
Info Marketing : 081385750165
Selasa, 17 Oktober 2023
Tazkiyatun Nafs dan Produktifitas Kerja
Tazkiyatun Nafs dan Produktifitas Kerja
Oleh Akhirudin DC, S.Sos.I, MA., M.AM
Certified Trainer from BNSP, Certified Dosen from Kemenag RI, Standarisasi Dai from MUI
Maka
janganlah kamu mengatakan dirimu suci. Dialah yang paling mengetahui tentang
orang yang bertakwa. (QS An Najm : 32)
Jiwa
manusia ketika dilahirkan bersih dan suci tanpa noda. Seperti air yang jernih
dalam sebuah gelas bersih tanpa noda sedikitpun. Hal ini berlaku dari sejak
manusia dilahirkan sampai balig; seseorang yang sudah mencapai usia
tertentu dan dianggap sudah dewasa, atau sudah mengalami perubahan biologis
yang menjadi tanda-tanda kedewasaannya. Berarti bertanggungjawab sepenuhnya
untuk menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya.
Ketika
manusia balig maka mulailah berlaku kewajiban menjalanklan syariat
agama. Misalnya, saat terhitung balig di hari pertama, kita meninggalkan
shalat zhuhur, asar, magrib, isya dan subuh. Maka bisa diumpamakan ada lima
tetes noktah hitam masuk ke dalam gelas yang berisi air yang jernih itu.
Ilustrasi ini menggambarkan dari dosa meninggalkan perintah shalat dalam sehari
saja maka bisa dipastikan air dalam gelas itu sudah mulai berubah warna
kehitamanan. Itu baru meninggalkan shalat lima kali sehari semalam.
Pertanyaanya sejak kita balig sampai detik ini sudah berapa banyak kita
meninggalkan shalat? Terbayang sekarang seperti apa kondisi air dalam gelas
itu? Itu baru dari noda yang dihasilkan dari meninggalkan shalat.
Bagaimana
dengan dosa tidak membayar zakat, dosa meninggalkan puasa Ramadhan, dosa tidak
pergi haji padahal secara ekonomi sudah mampu. Itu noktah hitam dari dosa rukun
Islam yang kita langgar.
Bagaimana
dengan noktah-noktah hitam berupah dosa-dosa yang sudah menjadi penyakit hati
seperti;
Dosa kesombongan
(Takabbur), Kecenderungan pribadi jiwa yang selalu merasa lebih baik dan
lebih tinggi dari pada orang lain dan cenderung merendahkan orang lain.
Dosa kebiasaan
hasad dan dengki, jenis penyakit ini hampir sama dimana perasaan hasad
atau iri adalah orang yang tidak suka jika seseorang mengalami kebahagiaan
sementara perilaku atau sifat dengki lebih parah lagi, ia bukan hanya tidak
senang jika seseorang mendapatkan kebahagiaan, ia juga akan mendoakan agar
kebahagiaan hilang dari orang tersebut dan berpindah pada dirinya.
Dosa ketika
beramal yang diiringi riya dan suka pamer, perilaku memperlihatkan sekaligus memperbagus suatu
amal ibadah dengan tujuan agar diperhatikan dan mendapat pujian dari orang
lain. Riya’ termasuk karena meniatkan ibadah selain kepada Allah SWT.
Dosa ujub
(kesombongan dalam hati). Ujub adalah suatu sifat yang suka membangga-banggakan
diri atas apa yang ia miliki sementara apa yang ia miliki tersebut tidaklah ia
sadari merupakan karunia Allah SWT. Sifat ujub bisa merusak hati dan
cenderung membuatnya sombong.
Dosa bakhil
yang tidak mau berbagi dengan harta yang dimiliki. Sifat BAKHIL atau KIKIR
adalah salah satu PENYAKIT HATI. Seseorang yang tidak mau atau memberikan
sedikit hartanya pada orang yang membutuhkan sementara ia memiliki harta
tersebut.
Dosa menyimpan
dendam kepada sesama bahkan mungkin ada dendam kepada orangtua, suami/istri dan
anak. Rasa dendam merupakan suatu kondisi dimana kita menginginkan orang lain
yang melakukan kesalahan terhadap diri kita menerima balasan atau konsekuensi
dari kesalahannya. Dibandingkan berusaha untuk mengelola emosi lebih baik
dengan cara mengungkapkan kemarahan sewajarnya dan kemudian memaafkan,
menyimpan dendam membuat kita menganggap orang tersebut sebagai suatu ancaman
yang menimbulkan perasaan stress atau trauma berulang meskipun kejadian yang
sesungguhnya sudah lama berlalu.
Dosa ghibah
yang saat ini sudah menjadi tontonan di acara televisi setiap hari dan tumbuh
subur dalam masyarakat. GHIBAH adalah jika engkau membicarakan sesuatu yang
jelek pada seseorang. Itu disebut mengghibah atau menggunjingnya.
Jika
yang dibicarakan adalah sesuatu yang tidak benar ada padanya, maka itu berarti
MEMFITNAH (menuduh tanpa bukti). Dosa saling memfitnah. Fitnah adalah mengada-adakan dan
menyebarkan berita- berita bohong yang sengaja disampaikan oleh orang-orang
tertentu.
Dosa
israf atau pemborosan, membuang-buan, melampaui batas atau berlebih-lebihan.
Dosa
tabzir atau berlebihan atau boros adalah menghamburkan harta dalam hal yang
tidak diperintahkan Allah dan tidak punya manfaat bagi orang lain dan dosa dosa
dari perbuatan maksiat yang dilakukan.
Sekarang
masihkah kita bisa tertawa jika membayangkan seperti apa kondisi air yang ada
di dalam gelas itu? Mungkin sudah menghitam atau sudah mulai tidak cair lagi,
bahkan mungkin sudah membatu bahkan mungkin lebih keras dari batu karang.
Oleh karena itu, betapa pentingnya kita melakukan pembersihan jiwa (tazkiyatun nafs). Bukan hanya untuk mengembalikan fitrah manusia, tetapi juga untuk mengikhlaskan semua pekerjaan kita hanya untuk dinilai oleh Allah SWT bukan atas penilaian manusia. Semakin bersih hati maka semakin produktif.
Salam Bermanfaat
Senin, 09 Oktober 2023
MEMBANGUN PONDASI GENERASI BERKARAKTER MULIA
MEMBANGUN PONDASI
GENERASI BERKARAKTER MULIA
AKHIRUDINDC, MA, M.AM
A.
PENDAHULUAN
Karakter Mulia, berarti individu itu memiliki pengetahuan
tentang potensi dirinya, yang ditandai dengan nilai-nilai seperti reflektif,
percaya diri, rasional, logis, kritis, analitis, kreatif dan inovatif, mandiri,
hidup sehat, bertanggung jawab, cinta ilmu, sabar, berhati-hati, rela
berkorban, pemberani, dapat dipercaya, jujur, menepati janji, adil, rendah
hati, malu berbuat salah, pemaaf, berhati lembut, setia, bekerja keras, tekun,
ulet/gigih, teliti, berinisiatif, berpikir positif, disiplin, antisipatif,
inisiatif, visioner, bersahaja, bersemangat, dinamis, hemat/efisien, menghargai
waktu, pengabdian/dedikatif, pengendalian diri, produktif, ramah, cinta
keindahan (estetis), sportif, tabah, terbuka, tertib. Individu juga memiliki
kesadaran untuk berbuat yang terbaik ataupun unggul. Selain itu, individu itu
juga mampu bertindak sesuai potensi dan kesadarannya tersebut. Karakteristik
adalah realisasi perkembangan positif sebagai individu (intelektual, emosional,
sosial, etika, dan perilaku).
Individu yang berkarakter baik ataupun
unggul adalah seseorang yang berusaha melakukan hal-hal yang terbaik terhadap Allah SWT, dirinya, sesamanya, lingkungannya, bangsa
dan negaranya, serta dunia internasional pada umumnya dengan mengoptimalkan
potensi (pengetahuan) dirinya dan disertai dengan kesadaran, emosi dan
motivasinya (perasaannya).
Dalam merumuskan hakikat karakter, Simon Philips (2008:235) berpendapat bahwa karakter adalah kumpulan tata nilai yang menuju pada suatu sistem, yang melandasi pemikiran, sikap, dan perilaku yang ditampilkan. Sedangkan Doni Koesoema A (2007:80) memahami bahwa karakter sama dengan kepribadian. Kepribadian dianggap sebagai ciri, atau karakteristik, atau gaya, atau sifat khas dari diri seseorang yang bersumber dari bentukan-bentukan yang diterima dari lingkungan, misalnya lingkungan keluarga pada masa kecil dan juga bawaan seseorang sejak lahir. Hal yang selaras disampaikan dalam Buku Refleksi Karakter Bangsa (2008:233) yang mengartikan karakter bangsa sebagai kondisi watak yang merupakan identitas bangsa.
Orang berkarakter adalah
orang yang mempunyai kualitas moral (tertentu) positif
Dengan demikian, pendidikan membangun
karakter, secara implisit mengandung arti membangun sifat atau pola perilaku
yang didasari atau berkaitan dengan dimensi moral yang positif, bukan yang
negatif. Gagasan ini didukung oleh Peterson dan Seligman (Gedhe Raka, 2007:5)
yang mengaitkan secara langsung character
strength dengan kebajikan. Character
strength dipandang sebagai unsur-unsur psikologis yang membangun kebajikan.
Salah satu kriteria utama dari character
strength adalah bahwa karakter tersebut berkontribusi besar dalam
mewujudkan sepenuhnya potensi dan cita-cita seseorang dalam membangun kehidupan
yang baik dan bermanfaat bagi dirinya, orang lain dan bangsanya.
Oleh karena itu, pengembangan karakter bangsa hanya dapat dilakukan
melalui pengembangan karakter individu seseorang
Akan tetapi, karena manusia hidup dalam
lingkungan sosial dan budaya tertentu, maka pengembangan karakter individu
seseorang hanya dapat dilakukan dalam lingkungan sosial dan budaya yang
berangkutan. Artinya, pengembangan budaya dan karakter bangsa hanya dapat
dilakukan dalam suatu proses pendidikan yang tidak melepaskan peserta didik
dari lingkungan sosial, budaya masyarakat, dan budaya bangsa.
B.
CHARACTER
BUILDING DALAM SHALAT
Salah satu ciri orang yang bertakwa ialah mereka yang menegakkan salat (QS. Al-Baqarah/2: 3).
Artinya:
(yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan
menafkahkan sebahagian rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka.
Paling tidak, tuntutan yang diharapkan akan
dipenuhi orang yang shalat itu diisyaratkan di dalam penutup shalat itu
sendiri. Shalat dimulai dengan takbîrah al-ihrâm, artinya takbir
(kalimat Allahu Akbar) yang mengharamkan segala pekerjaan yang bersifat
horizontal atau sesama manusia. Sebab dengan Allahu Akbar kita menyatakan diri
sedang membuka hubungan dengan Tuhan yang dimensinya vertikal, yang sangat
pribadi dan personal, tidak bisa diketahui dan diintervensi oleh orang lain.
Tetapi salat itu harus diakhiri dengan salam, yaitu membaca “al-salâmu
‘alaikum wa rahmah Allâh.”
Idenya ialah bahwa shalat harus
menghasilkan pernyataan baik kepada sesama manusia dengan menyampaikan do’a
keselamatan. Itu adalah konsekuensi dari shalat. Karena itu, shalat seharusnya
menghasilkan budi pekerti luhur. Orang yang melakukan salat tetapi tidak
mempunyai budi pekerti luhur, tidak ramah kepada manusia, dan sebagainya, maka
menurut surat al-Mâ‘ûn justru bisa lebih celaka. Surat al-Mâ‘ûn dimulai dengan
suatu pertanyaan retorik, “Adakah kaulihat orang yang mendustakan agama? Dialah
yang mengusir anak yatim (dengan kasar). Dan tidak mendorong memberi makan
orang miskin. Maka celakalah orang-orang yang salat. Yang alpa dalam salat
mereka,” (QS. al-Mâ‘ûn/107: 1-5).
Yang dimaksud di sini bukan lupa dalam arti shalat itu
terlewat karena asyik bekerja atau hal-hal lain. Lupa melakukan sesuatu karena
betul-betul lupa itu justru tidak apa-apa. Malahan ada do’a di dalam al-Qur’an,
yaitu “Tuhan, janganlah menghukum kami jika kami lupa atau melakukan
kesalahan,” (QS. Al-Baqarah/2: 286). Ada sebuah hadits yang menggambarkan bahwa
kalau kita berdo’a seperti itu Tuhan menjawab, “Engkau telah berbuat, Engkau
telah berbuat (tidak apa-apa lupa).” Jadi yang dimaksud “Yang alpa dalam salat
mereka” ialah orang yang shalat setiap hari tetapi tingkah lakunya seperti
orang tidak shalat. Atau shalatnya hanya untuk riya’ atau pamrih, dalam istilah
sosiologi disebut sebagai rule expectation. Seperti seorang yang sudah
haji melakukan shalat karena orang berharap (expect) dia shalat. Jadi
dia shalat atau beribadat atas dasar rule expectation. Maka menegakkan
shalat itu serius sekali. Itulah sebabnya mengapa Rasulullah SAW menegaskan
bahwa shalat itu tiang agama. “Barang siapa menegakkan salat maka dia
menegakkan agama, dan barangsiapa meninggalkan salat maka dia menghancurkan
agama.”
Allah berfirman,
Artinya:
Adakah kaulihat orang yang
mendustakan hari kiamat (bohong dalam beragama? Dialah orang yang mengusir anak
yatim (dengan kasar) (tidak peduli dengan nasib anak yatim), dan tidak
mendorong memberi makan (tidak pernah dengan sungguh-sungguh memikirkan nasib)
orang miskin (QS. 107: 1-3).
C.
NILAI-NILAI SPIRITUAL DALAM SHALAT
·
Jumlah
rakaat, melatih kejujuran
·
Pelaksanaan,
melatih Tanggung jawab
·
Hari
kemudian, melatih Visioner
·
Tepat
waktu, melatih Disiplin
·
Berjemaah,
melatih Kerjasama
·
Shaf,
melatih Adil
·
Salam,
melatih Peduli (https://books.google.co.id/books?id=wcUKuso1o_QC)
D.
PENUTUP
Shalat dan bentuk ibadah-ibadah
lainnya dalam Islam pada dasarnya adalah ritus. Orang tidak boleh berhenti
kepada ritus itu sendiri, tetapi penghayatannya, sebab ritus itu sesungguhnya
hanya simbolisasi. Ketika orang shalat melakukan rukuk, berdiri, sujud; dan
seluruh aktivitas dalam shalat, itu sebetulnya simbolisasi ketundukan manusia
kepada Tuhan. Dan itu nature manusia.
Orang modern akan sulit sekali menekuk lututnya, karena terbiasa duduk di
kursi. Maka ketika Malcom X menjadi Muslim dan kemudian mulai shalat, dia
membuat suatu statement yang sangat menarik. Katanya, yang paling sulit
bagi manusia hidup ternyata ialah menekuk lutut yang merupakan bagian dari
anatominya sendiri, karena dia tidak biasa menekuk lutut. Tetapi kalau kita
berhenti pada menekuk lutut pada waktu ruku atau sujud tanpa menghayatinya,
tidak akan mempunyai fungsi apa-apa. Itulah yang diperingatkan Allah dalam
al-Qur'an surat al-Mâ‘ûn ayat 4-6, “Maka celakalah orang-orang yang salat.
Yang alpa dalam salat mereka. Yang hanya ingin dilihat (orang).”
PELATIHAN/TRAINING TRANSFORMASI KARAKTER
Membentuk Budaya Kerja
dengan Nilai-Nilai Shalat, Sukses dengan Nilai-nilai Shalat
Dan beberapa modul training lainnya sesuai dengan kebutuhan client
CONTACT :
HP/WA : 0813 8575 0165