TRAINER HEBAT

TRAINER HEBAT

Selasa, 17 Oktober 2023

Tazkiyatun Nafs dan Produktifitas Kerja



Tazkiyatun Nafs dan Produktifitas Kerja

Oleh Akhirudin DC, S.Sos.I, MA., M.AM

Certified Trainer from BNSP, Certified Dosen from Kemenag RI, Standarisasi Dai from MUI


Maka janganlah kamu mengatakan dirimu suci. Dialah yang paling mengetahui tentang orang yang bertakwa. (QS An Najm : 32)

 

Jiwa manusia ketika dilahirkan bersih dan suci tanpa noda. Seperti air yang jernih dalam sebuah gelas bersih tanpa noda sedikitpun. Hal ini berlaku dari sejak manusia dilahirkan sampai balig; seseorang yang sudah mencapai usia tertentu dan dianggap sudah dewasa, atau sudah mengalami perubahan biologis yang menjadi tanda-tanda kedewasaannya. Berarti bertanggungjawab sepenuhnya untuk menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya.

Ketika manusia balig maka mulailah berlaku kewajiban menjalanklan syariat agama. Misalnya, saat terhitung balig di hari pertama, kita meninggalkan shalat zhuhur, asar, magrib, isya dan subuh. Maka bisa diumpamakan ada lima tetes noktah hitam masuk ke dalam gelas yang berisi air yang jernih itu. Ilustrasi ini menggambarkan dari dosa meninggalkan perintah shalat dalam sehari saja maka bisa dipastikan air dalam gelas itu sudah mulai berubah warna kehitamanan. Itu baru meninggalkan shalat lima kali sehari semalam. Pertanyaanya sejak kita balig sampai detik ini sudah berapa banyak kita meninggalkan shalat? Terbayang sekarang seperti apa kondisi air dalam gelas itu? Itu baru dari noda yang dihasilkan dari meninggalkan shalat.

Bagaimana dengan dosa tidak membayar zakat, dosa meninggalkan puasa Ramadhan, dosa tidak pergi haji padahal secara ekonomi sudah mampu. Itu noktah hitam dari dosa rukun Islam yang kita langgar.

Bagaimana dengan noktah-noktah hitam berupah dosa-dosa yang sudah menjadi penyakit hati seperti;

Dosa kesombongan (Takabbur), Kecenderungan pribadi jiwa yang selalu merasa lebih baik dan lebih tinggi dari pada orang lain dan cenderung merendahkan orang lain.

Dosa kebiasaan hasad dan dengki, jenis penyakit ini hampir sama dimana perasaan hasad atau iri adalah orang yang tidak suka jika seseorang mengalami kebahagiaan sementara perilaku atau sifat dengki lebih parah lagi, ia bukan hanya tidak senang jika seseorang mendapatkan kebahagiaan, ia juga akan mendoakan agar kebahagiaan hilang dari orang tersebut dan berpindah pada dirinya.

Dosa ketika beramal yang diiringi riya dan suka pamer, perilaku  memperlihatkan sekaligus memperbagus suatu amal ibadah dengan tujuan agar diperhatikan dan mendapat pujian dari orang lain. Riya’ termasuk karena meniatkan ibadah selain kepada Allah SWT.

Dosa ujub (kesombongan dalam hati). Ujub adalah suatu sifat yang suka membangga-banggakan diri atas apa yang ia miliki sementara apa yang ia miliki tersebut tidaklah ia sadari merupakan karunia Allah SWT. Sifat ujub bisa merusak hati dan cenderung membuatnya sombong.

Dosa bakhil yang tidak mau berbagi dengan harta yang dimiliki. Sifat BAKHIL atau KIKIR adalah salah satu PENYAKIT HATI. Seseorang yang tidak mau atau memberikan sedikit hartanya pada orang yang membutuhkan sementara ia memiliki harta tersebut.

Dosa menyimpan dendam kepada sesama bahkan mungkin ada dendam kepada orangtua, suami/istri dan anak. Rasa dendam merupakan suatu kondisi dimana kita menginginkan orang lain yang melakukan kesalahan terhadap diri kita menerima balasan atau konsekuensi dari kesalahannya. Dibandingkan berusaha untuk mengelola emosi lebih baik dengan cara mengungkapkan kemarahan sewajarnya dan kemudian memaafkan, menyimpan dendam membuat kita menganggap orang tersebut sebagai suatu ancaman yang menimbulkan perasaan stress atau trauma berulang meskipun kejadian yang sesungguhnya sudah lama berlalu.

Dosa ghibah yang saat ini sudah menjadi tontonan di acara televisi setiap hari dan tumbuh subur dalam masyarakat. GHIBAH adalah jika engkau membicarakan sesuatu yang jelek pada seseorang. Itu disebut mengghibah atau menggunjingnya.

Jika yang dibicarakan adalah sesuatu yang tidak benar ada padanya, maka itu berarti MEMFITNAH (menuduh tanpa bukti). Dosa saling memfitnah. Fitnah adalah mengada-adakan dan menyebarkan berita- berita bohong yang sengaja disampaikan oleh orang-orang tertentu.

Dosa israf atau pemborosan, membuang-buan, melampaui batas atau berlebih-lebihan.

Dosa tabzir atau berlebihan atau boros adalah menghamburkan harta dalam hal yang tidak diperintahkan Allah dan tidak punya manfaat bagi orang lain dan dosa dosa dari perbuatan maksiat yang dilakukan.

Sekarang masihkah kita bisa tertawa jika membayangkan seperti apa kondisi air yang ada di dalam gelas itu? Mungkin sudah menghitam atau sudah mulai tidak cair lagi, bahkan mungkin sudah membatu bahkan mungkin lebih keras dari batu karang.

  Dosa itu ibarat sebuah noktah hitam yang melekat di hati. Jika kita terus melakukan dosa, maka noktah-noktah hitam itu akan semakin mengotori hati, lama kelamaan hati kita menjadi hitam. HR. Ibnu Majah

 Dalam kondisi seperti ini pantaskah kita kembalikan isi gelas itu kepada pemiliknya? Pantaskah kita kembalikan jiwa kita yang kotor itu kepada pemilik jiwa kita Allah Subhanahu wa Ta’ala?

Oleh karena itu, betapa pentingnya kita melakukan pembersihan jiwa (tazkiyatun nafs). Bukan hanya untuk mengembalikan fitrah manusia, tetapi juga untuk mengikhlaskan semua pekerjaan kita hanya untuk dinilai oleh Allah SWT bukan atas penilaian manusia. Semakin bersih hati maka semakin produktif.


Salam Bermanfaat


Tidak ada komentar:

Posting Komentar