KESEIMBANGAN
DALAM RUMAH TANGGA
AKHIRUDIN
DC
Pihak ketiga selama ini dianggap faktor utama yang memicu
pertikaian dalam rumah tangga. Namun jika kita telusuri lebih dalam, sejatinya
segala ketakserasian yang terjadi lebih disebabkan akhlak dan perilaku suami
atau istri sendiri. Sikap-sikap yang jauh dari tuntunan agama yang
dipraktikkan, alhasil, memupuk setiap perselisihan antara suami dan istri yang
kemudian menumbuhkan konflik yang bisa berbuah perceraian.
Dalam Al-Qur`an yang mulia termaktub sebuah ayat yang berbunyi:
“Sungguh engkau (wahai Muhammad) berbudi pekerti (memiliki
akhlak) yang agung.” (QS. Al-Qalam: 4)
Ayat ini memuat pujian Allah Subhanahu wa Ta’ala kepada
Rasul-Nya yang pilihan, Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam. Kenyataannya
memang tak ada manusia yang lebih sempurna akhlaknya daripada beliau
Shallallahu 'alaihi wa sallam, sebagai suatu anugerah dari Allah Subhanahu wa
Ta’ala yang telah memberi taufik kepada beliau. Tidak ada satu pun keindahan
dan kemuliaan melainkan didapatkan pada diri beliau dalam bentuk yang paling
sempurna dan paling utama. Hal ini pun diakui oleh para sahabatnya yang
menyertai hari-hari beliau, sebagaimana dinyatakan Anas bin Malik radhiyallahu
'anhu:
“Adalah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam manusia yang paling bagus akhlaknya.” (HR. Al-Bukhari no. 6203 dan Muslim no. 5971)
Bagaimana Anas tidak memberikan sanjungan yang demikian,
sementara ia telah bersama dengan beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam sejak
usia sepuluh tahun dan terus menyertai beliau selama 9 tahun. Tak pernah
sekalipun ia mendapat hardikan dan kata-kata kasar dari Nabi yang mulia ini.
“Aku berkhidmat (melayani keperluan) beliau Shallallahu ‘alaihi
wa sallam. Demi Allah, terhadap suatu pekerjaan yang terlanjur aku lakukan, tak
pernah beliau berkata, ‘Kenapa engkau lakukan hal tersebut demikian?’
Sebaliknya, bila ada suatu pekerjaan yang belum aku lakukan, tak pernah beliau
berkata, ‘Mengapa engkau tidak lakukan demikian?’.” (HR. Al-Bukhari no. 2768 dan Muslim no.
5968). Demikian pengakuan Anas radhiyallahu 'anhu.
Kata Al-Imam An-Nawawi rahimahullahu:
“Dalam hadits ini ada keterangan tentang sempurnanya akhlak Nabi Shallallahu
'alaihi wa sallam, bagus pergaulannya, kesabarannya yang luar biasa, kemurahan
hati, dan pemaafannya.” (Al-Minhaj, 15/71).
Ummul Mukminin Aisyah radhiyallahu 'anha,
ketika ditanya oleh Sa’d bin Hisyam bin Amir tentang akhlak Rasulullah
Shallallahu 'alaihi wa sallam, ia menjawab:
“Akhlaj beliau adalah Al-Qur`an. Tidakkah engkau membaca firman
Allah Subhanahu wa Ta'ala, ‘Sungguh engkau (wahai Muhammad) berbudi pekerti
(memiliki akhlak) yang agung’?” (HR. Ahmad, 6/88).
Gambarannya, apa saja yang diperintahkan Al-Qur`an, beliau
lakukan. Dan apa saja yang dilarang Al-Qur`an, beliau tinggalkan. Selain memang
Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menciptakan beliau dengan tabiat dan akhlak
yang mulia seperti rasa malu, dermawan, berani, penuh pemaafan, sangat sabar,
dan lain sebagainya dari perangai-perangai yang baik. (Bahjatun Nazhirin,
1/670)
Kebagusan akhlak ini, tampak dari diri beliau ketika bergaul
dengan istrinya, sanak familinya, sahabatnya, masyarakatnya, bahkan dengan
musuhnya. Tak heran masyarakat Quraisy ketika itu memberi gelar pada beliau
Al-Amin, orang yang terpercaya, jujur, tak pernah dusta lagi amanah, sebagai
bentuk pengakuan terhadap salah satu pekerti beliau yang mulia.
INI SALAH SATU PENYEBAB RUMAH TANGGA TDK HARMONIS, KRN MELALAIKAN KESEIMBANGAN...
BalasHapus