KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA
Kenali
Budaya Teman Bicara Anda
@akhirudindc
“Bicaralah kepada manusia sesuai kadar
inelektualitasnya”(Hadis)
Deddy
Mulyana, dalam tulisannya pada pengantar buku Komunikasi Antarbudaya
menceritakan bahwa Presiden Amerika Serikat John Kennedy dan Presiden Meksiko
Adolfo Lopez Meteos bertemu di Meksiko tahun 1962. Ketika mengendarai mobil,
Kennedy memperhatikan jam tangan Presiden Meksiko, Kennedy pun memuji Lopez;
“Betapa indahnya jam tangan Anda,” Lopez segera memberikan arlojinya kepada
Presien Amerika seraya berkata, “Jam tangan ini milik Anda sekarang.” Kennedy
merasa malu karena pemberian itu, ia berusaha menolaknya. Namun Presiden
Meksiko menjelaskan bahwa di negerinya ketika seseorang menyukai sesuatu,
sesuatu itu harus diberikan kepadanya-kepemilikan adalah masalah perasaan dan
kebutuhan manusia, bukan milik pribadi,” Kennedy terkesan oleh penjelasan itu
dan menerima arloji iu dengan rendah hati. Tak lama kemudian, Presiden Lopez
berpaling kepada Presiden Amerika dan berkata; “Aduh, betapa cantiknya istri
Anda,” Kennedy terkejut, lalu spontan ia menjawab,”Silahkan ambil kembali jam
tangan Anda.”
Ketika
kita berbicara dengan orang lain, kita dihadapkan pada bahasa-bahasa,
aturan-aturan dan nilai-nilai yang berbeda. Sulit bagi kita untuk memahami
komunikasi mereka bila kita buta budaya orang lain. Problem utamanya adalah
kita cenderung menganggap budaya kita sebagai suatu kemestian, tanpa
mempersoalkannya lagi dan karenanya kita menggunakannya sebagai stAndar untuk
mengukur budaya-budaya lain. Bila seseorang tidak menyetujui nilai-nilai kita,
sebenarnya itu tidak berarti bahwa orang itu salah, bodoh atau sinting. Bila
Anda langsung meloncat kepada kesimpulan tentang orang lain berdasarkan
informasi terbatas yang Anda miliki tentang kelompoknya maka Anda terperangkap
dalam etnosentrisme (pemahaman pada budaya Anda semata dan tidak mau tahu paham
budaya orang lain). Bila demikian, berarti Anda tidak bijak dalam
bersikap.
Bila
salah dalam menangkap maksud pembicaraan orang lain akan menyebabkan komunikasi
tidak lancar, timbul perasaan tidak nyaman atau kesalahpahaman, seperti contoh
di atas. Contoh lain yang dapat dikemukakan, misalnya beberapa contoh
kesalahpahaman yang terjadi seperti di bawah ini :
Ø
Seorang mahasiswa Indonesia di New York menganggap
orang bule yang memberikan buku dengan tangan kiri kepadanya berarti tidak
beradab. Padahal orang Amerika itu tidak bermaksud demikian, karena dalam
budayanya menggunakan tangan kiri bukan ketidak sopanan.
Ø
Seorang wanita Australia terkesima ketika dalam
perjalanan kereta api dari Bandung
ke Yogyakarta, ia melihat seorang wanita Indonesia yang
berasal dari desa, menyusui anaknya di depan umum. Ia menganggap perilaku itu
primitif karena di negerinya sendiri hal itu tidak pernah dilakukan wanita Australia.
Ø
Seorang pria Indonesia merasa malu, jijik,
benci, dan ingin marah ketika pipinya dicium oleh seorang pria Arab saat dia
baru tiba di Jeddah untuk menunaikan ibadah haji. Bagi orang Arab, perilaku itu
setulusnya menandakan persahabatan, namun bagi orang Indonesia mengisyaratkan perilaku
homoseksual.
Ø
Seorang mahasiswa Korea merasa
tersinggung ketika ia mengunjungi teman Amerikanya. Mahasiswa Amerika itu
berkata di jendela, “maaf, saya tidak punya waktu karena sedang belajar.” Lalu
ia menutup jendela. “Saya tidak mengerti, dalam budaya saya, pribumi atau tuan
rumah seharusnya menyambut tamu, suka atau tidak suka, sibuk atau tidak sibuk.
Juga pribumi atau tuan rumah tidak pernah berbicara tanpa membuka pintu.”
Gerutu mahasiswa Korea ini.
Kesalahpahaman-kesalahpahaman
antarabudaya di atas dapat dikurangi bila kita sedikitnya mengetahui bahasa dan
perilaku budaya orang lain, mengetahui prinsip-prinsip komunikasi antarbudaya
dan memperaktikannya dalam berkomunikasi dengan orang lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar