TRAINER HEBAT

TRAINER HEBAT

Senin, 22 September 2014

KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA



KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA

Kenali Budaya Teman Bicara Anda
@akhirudindc

 “Bicaralah kepada manusia sesuai kadar inelektualitasnya”(Hadis)

Deddy Mulyana, dalam tulisannya pada pengantar buku Komunikasi Antarbudaya menceritakan bahwa Presiden Amerika Serikat John Kennedy dan Presiden Meksiko Adolfo Lopez Meteos bertemu di Meksiko tahun 1962. Ketika mengendarai mobil, Kennedy memperhatikan jam tangan Presiden Meksiko, Kennedy pun memuji Lopez; “Betapa indahnya jam tangan Anda,” Lopez segera memberikan arlojinya kepada Presien Amerika seraya berkata, “Jam tangan ini milik Anda sekarang.” Kennedy merasa malu karena pemberian itu, ia berusaha menolaknya. Namun Presiden Meksiko menjelaskan bahwa di negerinya ketika seseorang menyukai sesuatu, sesuatu itu harus diberikan kepadanya-kepemilikan adalah masalah perasaan dan kebutuhan manusia, bukan milik pribadi,” Kennedy terkesan oleh penjelasan itu dan menerima arloji iu dengan rendah hati. Tak lama kemudian, Presiden Lopez berpaling kepada Presiden Amerika dan berkata; “Aduh, betapa cantiknya istri Anda,” Kennedy terkejut, lalu spontan ia menjawab,”Silahkan ambil kembali jam tangan Anda.”
Ketika kita berbicara dengan orang lain, kita dihadapkan pada bahasa-bahasa, aturan-aturan dan nilai-nilai yang berbeda. Sulit bagi kita untuk memahami komunikasi mereka bila kita buta budaya orang lain. Problem utamanya adalah kita cenderung menganggap budaya kita sebagai suatu kemestian, tanpa mempersoalkannya lagi dan karenanya kita menggunakannya sebagai stAndar untuk mengukur budaya-budaya lain. Bila seseorang tidak menyetujui nilai-nilai kita, sebenarnya itu tidak berarti bahwa orang itu salah, bodoh atau sinting. Bila Anda langsung meloncat kepada kesimpulan tentang orang lain berdasarkan informasi terbatas yang Anda miliki tentang kelompoknya maka Anda terperangkap dalam etnosentrisme (pemahaman pada budaya Anda semata dan tidak mau tahu paham budaya orang lain). Bila demikian, berarti Anda tidak bijak dalam bersikap.  
Bila salah dalam menangkap maksud pembicaraan orang lain akan menyebabkan komunikasi tidak lancar, timbul perasaan tidak nyaman atau kesalahpahaman, seperti contoh di atas. Contoh lain yang dapat dikemukakan, misalnya beberapa contoh kesalahpahaman yang terjadi seperti di bawah ini :
Ø  Seorang mahasiswa Indonesia di New York menganggap orang bule yang memberikan buku dengan tangan kiri kepadanya berarti tidak beradab. Padahal orang Amerika itu tidak bermaksud demikian, karena dalam budayanya menggunakan tangan kiri bukan ketidak sopanan.
Ø  Seorang wanita Australia terkesima ketika dalam perjalanan kereta api dari Bandung ke Yogyakarta, ia melihat seorang wanita Indonesia yang berasal dari desa, menyusui anaknya di depan umum. Ia menganggap perilaku itu primitif karena di negerinya sendiri hal itu tidak pernah dilakukan wanita Australia. 
Ø  Seorang pria Indonesia merasa malu, jijik, benci, dan ingin marah ketika pipinya dicium oleh seorang pria Arab saat dia baru tiba di Jeddah untuk menunaikan ibadah haji. Bagi orang Arab, perilaku itu setulusnya menandakan persahabatan, namun bagi orang Indonesia mengisyaratkan perilaku homoseksual.
Ø  Seorang mahasiswa Korea merasa tersinggung ketika ia mengunjungi teman Amerikanya. Mahasiswa Amerika itu berkata di jendela, “maaf, saya tidak punya waktu karena sedang belajar.” Lalu ia menutup jendela. “Saya tidak mengerti, dalam budaya saya, pribumi atau tuan rumah seharusnya menyambut tamu, suka atau tidak suka, sibuk atau tidak sibuk. Juga pribumi atau tuan rumah tidak pernah berbicara tanpa membuka pintu.” Gerutu mahasiswa Korea ini.
Kesalahpahaman-kesalahpahaman antarabudaya di atas dapat dikurangi bila kita sedikitnya mengetahui bahasa dan perilaku budaya orang lain, mengetahui prinsip-prinsip komunikasi antarbudaya dan memperaktikannya dalam berkomunikasi dengan orang lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar