TRAINER HEBAT

TRAINER HEBAT

Senin, 05 Juni 2017

MATERI KULIAH TANGGAL 6 - 9 MEI 2017



MATERI KULIAH TANGGAL 6 - 9 MEI 2017

KELAS :
4B01 BSA DAN KPI
4B01 PAI
4C01 PAI DAN AS

TUGASNYA :
1.       Baca tulisan ini…
2.       Resum

  
 
Memahami pembaharuan pemikiran Sayyid Amir Ali, Iqbal, Jinnah dan pengaruhnya

1.   Sayyid Amir Ali (1849- 1928)
Nama  lengkapnya Amir Ali, Ia dilahirkan di India pada tanggal 6 April 1849.[1] Dia berasal dari keturunan Syi’ah yang pindah dari Khurazan bersama dengan Nahdhirsyah dan menetap di India pada tahun 1736 M.[2]
Semasa kecilnya Amir Ali terkenal sebagai anak yang pintar dan punya etos kerja yang tinggi. Keluarganya bekerja pada Istana raja Mughol dan Awadh dan kompeni India Timur. Syed Amir Ali memperoleh pendidikan di perguruan Tinggi Muhsiniyya Hooghl Calcutta. Kemudian beliau melanjutkan ke Universitas Aligarh dengan mempelajari Bahasa Arab, sastra dan hukum Ingrish. Setelah itu Amir Ali meneruskan pendidikannya di Ingrish pada tahun 1873 ia meraih gelar sarjana hukum.[3]
Amir Ali seorang yang luas pengetahuannya dan terkenal baik di timur maupun di Barat. Dia mengetahui Bahasa Arab dan Persia. Pada masa remajanya ia telah berhubungan dengan sastrawan Ingris sekaligus mendalami hasil-hasil karyanya dan telah membaca novel-novel Shakespeare, Firdausnya Halmilton dan roman Walter Scoott. Dia juga telah membaca buku Gibbon yang berisi sejarah jatuhnya Imperium Romawi. Setelah memperoleh kesarjanahannya dia kembali ke India dan bekerja pada berbagai lapangan penting. Ia menjadi guru besar dalam hukum Islam, pengacara, hukum, pelayan masyarakat, pegawai pemerintah Ingris, politikus, dan juga seorang penulis.[4]
Pokok-pokok Pikiran Sayyid Amir Ali tentang pembaruan Islam dapat diketahui dari bukunya The Spirit Of Islam sebagai berikut:
Pada bagian pertama dalam buku tersebut adalah menyangkut uraian apologi terhadap kehidupan Nabi Muhammad SAW, hal ini dilakukan untuk menunjukan  pada dunia Barat bahwa sifat-sifat Nabi Muhammad itu tidak lain adalah manis, lemah lembut, satria, pemaaf serta belas kasih.[5]
Dengan sikap apologis yang di kumandangkan para pemikir Islam tersebut gunanya adalah mengajak umat Islam meninjau kembali kepada sejarah masa lampau untuk membuktikan bahwa agama Islam yang mereka anut bukanlah agama yang menyebabkan kemunduran dan menghambat kemajuan, akan tetapi sebaliknya. Amir Ali menguraikan mulai dari keadaan kota Mekkah pra Muhammad, kelahirannya, pengangkatannya sebagai rasul, hijrahnya, sampai pada pasca Muhammad seperti penggantinya dan Khalifah-khalifah sesudahnya.
Sedang pada bagian kedua pada buku tersebut ia mulai berbicara tentang Islam itu sendiri. Pada bab pertama Amir Ali berbicara tentang tauhid yaitu tentang keesaan Allah, tidak terwujud benda (materi), kuasa, penyayang dan maha pengasih.[6]
Pada bab kedua ia menjelaskan perihal peribadatan yang dilakukan umat Islam. Konsep sembahyang, puasa, membayar zakat dan naik haji. Dengan peribadatan sembahyang umat Islam mampu menguasai hasrat jiwa manusia untuk mencurahkan cintanya dan rasa syukurnya kepada Tuhan dan mewajibkan sembahyang itu dilakukan dalam waktu tertentu atau yang telah ditentukan. Untuk mencegah supaya pikiran jangan mengembara kepada soal-soal kebendaan, serta nilai sembahyang sebagai jalan untuk meninggikan moral dan mensucikan diri dan hati.
Sedangkan pada bab ketiga, Amir Ali berbicara tentang hari kiamat (hari berbangkit), yang harus dipercaya umat Islam. Di akhirat nanti tiap orang harus mempertanggung jawabkan segala perbuatannya di dunia ini. Kesenangan dan kesengsaraan seseorang bergantung pada perbuatannya dihidup pertama. Itulah kenyataan pokok yang harus diterima dalam Islam. Akan tetapi soal bentuk kesenangan dan kesengsaraan yang diperoleh nanti di akhirat umpamanya bukan menjadi soal pokok, perbedaan dalam hal ini boleh saja.[7] Namun ajaran mengenai akhirat ini amat besar arti dan pengaruhnya dalam mendorong manusia untuk berbuat baik dan menjauhi perbuatan Jahat.
Dalam membahas soal perbudakan Syed Amir Ali, menerangkan bahwa sistem perbudakan sudah sejak lama dari zaman purba merata seluruh dunia. Bangsa Yahudi, Romawai dan Jerman pada masa lampau mengakui dan memakai sistem perbudakan. Agama Kristen, demikian selanjutnya ia menulis. Tidak membawa ajaran untuk mengahapus sistem perbudakan itu. Islam berlainan dengan agama-agama sebelumya, datang dengan ajaran untuk membebaskan budak. Budak harus diberikan kebebasan untuk membeli kemerdekaannya dengan upah yang ia peroleh. Budak harus pula diperlakukan dengan baik dan tidak boleh dibedakan dengan manusia lain. Dalam ajaran yang dibawa oleh Muhammad SAW, sistem perbudakan diterima sebagai suatu kenyataan yang terdapat dalam masyarakat dan dapat diterima hanya untuk sementara. Ajaran-ajaran mengenai perlakuan baik dan pembebasan terhadap budak. Pada akhirnya harus membawa kepada penghapusan sistem perbudakan dalam Islam.
Pada bab keempat Syed Amir Ali berbicara tentang semangat jihad, dan jihad menurut konsep Amir Ali ini berbeda dengan konsep jihad dari pemikir Islam lain. Jihad dalam konsepnya merupakan alternatif terakhir yang dilakukan oleh umat Islam, apabila kita diserang maka kita harus berperang atau mempertahankan diri.
Sedang pada bab kelima ia berbicara tentang kedudukan wanita dalam Islam. Menurutnya salah satu ajaran yang asasi dalam Islam ialah menghormati wanita. Rasulullah SAW sangat menghargai hak-hak wanita, ia memberikan kedudukan yang sama antara wanita dengan kaum pria dalam menjalankan segala kekuasaan hukum dan jabatan. Poligami dengan membatasi jumlah maksimum perkawinan dalam masa yang sama dan menciptakan peraturan yang seadil-adilnya mengenai semua kewajiban laki-laki. Amir Ali lebih lanjut mengatakan, hendaklah diingat kenyataan bahwa adanya poligami tergantung keadaan. Ada masa-masa keadaan-keadaan masyarakat. Dimana poligami itu sungguh-sungguh perlu untuk memelihara wanita dari kelaparan atau kemelaratan. Sedangkan pada keadaan tertentu poligami itu tidak diperbolehkan. Dalam masalah politik Amir Ali mengungkapkan bahwa inti sari politik Islam bisa dilihat dari piagam Madinah dan dalam pesan yang dikirim kepada orang kristen di Najran dan daerah-daerah tetangga setelah Islam berdiri di Jazirah Arab. Dokumen tersebut yang kemudian sebagian besar memberikan tuntunan bagi semua penguasa Islam dalam caranya memperlakukan rakyatnya yang bukan Islam. Jika mereka menyeleweng dari padanya dalam menetapkan suatu peristiwa, maka hal itu disebabkan oleh sifat penguasa yang bersangkutan. Sikap toleransi yang tinggi ini hanya ada dalam Islam, seperti sikap yang diberikan kepada pemeluk lain oleh Nabi Muhammad SAW, asal mereka tidak mengingkari janji dan mengganggu, maka hak dan keselamatan mereka terjamin.
Dalam bab ilmu pengetahuan, Amir Ali mengemukakan bahwa kemunduran umat Islam terletak pada keadaan umat Islam yang menganggap pintu Ijtihad telah tertutup dan tidak dibolehkan lagi. Ia memberikan kedudukan yang tinggi terhadap akal, ia menguraikan bahwa kemajuan yang dicapai umat Islam dahulu karena mereka berpegang teguh kepada ajaran Nabi Muhammad dan berusaha keras melaksanakannya.
Dalam uraiannya mengenai pemikiran dan filsafat dalam Islam, Syed Amir Ali menjelaskan bahwa jiwa yang terdapat dalam Al-Qur’an bukanlah jiwa fatalisme, tetapi jiwa kebebasan manusia dalam berbuat. Dengan jelas ia mengungkapkan bahwa sebenarnya Islam bukan dijiwai oleh paham Jabariah akan tetapi qodriyyah, yaitu faham kebebasan manusia dalam kemauan dan perbuatan (free  will and free act). Paham inilah yang menimbulkan peradaban Islam zaman klasik. Kaum mu’tazilah mempunyai pengaruh yang penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan.[8]

2.   Muhammad Iqbal (1877-1938): Penyatu Dua KUtub Pemikiran
Muhammad Iqbal dilahirkan di Sialkot pada tanggal 9 November 1877. Dia seorang sasterawan, filosof, politikus dan pemikir Islam yang mampu memadukan metode pemikiran barat dengan perenungan timur.[9] Keberadaannya mendominasi kancah pemikiran dan politik Islam di India pada abad ke 20, menggantikan kedudukan Ahmad Khan pada abad sebelumnya.[10]
Dia berasal dari keluarga kelas menengah di Punjab kemudian belajar sampai ke peringkat Master di Lahore. Di kota ini dia bertemu dengan Thomas Arnold, seorang orientalis yang mendorongnya untuk belajar ke Inggeris. Tahun 1905 Iqbal melanjutkan studinya  di Cambridge untuk mendalami Filsafat. Kemudian pindah ke Munich, Jerman menulis Desertasi berjudul The Development of Metaphysics in Persia.[11]
Tahun 1908 dia kembali ke Lahore bekerja sebagai seorang lawyer dan dosen filsafat di beberapa universitas. Hasil dari kuliah filsafatnya pada akhirnya  menjadi buku  sangat terkenal “The Recontruction of Religious Thought in Islam” yang membahas masalah keagamaan seperti Tuhan, kenabian, hukum, filsafat, tasawuf dan lainnya dengan pendekatan modern dan sangat sistematik.[12]
Inti dari pemikiran pembaharuan Iqbal juga tidak jauh berbeda dengan tokoh-tokoh lain di India  khususnya dalam meresponi kondisi masyarakat yang zumud dan tertinggal. Selain itu dia juga menolak pemahaman dan pengamalan yang salah tentang konsep zuhud dalam ajaran tasawuf yang menjadi satu penyebab kemunduran umat Islam.[13]

Pemikiran Muhammad Iqbal tentang pembaruan Islam adalah sebagai berikut:
1.        Ijtihad mempunyai kedudukan penting dalam pembaruan Islam dan pintu ijtihad tetap terbuka.
2.        Umat Islam perlu mengembangkan sikap dinamisme. Dalam syiarnya, ia mendorong umat Islam untuk bergerak dan jangan tinggal diam. 
3.        Kemunduran umat Islam disebabkan oleh kebekuan dan kejumudan dalam berpikir.
4.        Hukum Islam tidak bersifat statis, tetapi dapat berkembang sesuai per- kembangan zaman.
5.        Umat Islam harus menguasai sains dan teknologi yang dimiliki Barat.
6.        Perhatian umat Islam terhadap zuhud menyebabkan kurangnya perhatian terhadap masalah-masalah keduniaan dan sosial kemasyarakatan. 

3.   Muhammad Ali Jinnah (1876-1948): Bapak Pakistan
Tokoh yang sezaman dengan Iqbal adalah  Muhammad Ali Jinnah (selanjutnya disebut dengan Jinnah), anak seorang saudagar yang lahir di Karachi pada tanggal 25 Desember 1876. Semenjak masa remaja dia telah meninggalkan India menuju London untuk melanjutkan studi di bidang Hukum dan menjadi pengacara sukses.
Jinnah mulai memasuki dunia politik pada tahun 1906, kemudian bergabung dengan Indian National Congress di bawah bimbingan Dadabhai Naoroji. Pada tahun 1910 dia terpilih menjadi ahli Viceroy’s Legislative Council mewakili masyarakat Muslim Bombay.
Berbeda  dengan tokoh pergerakan Islam sebelum dan sezamannya yang biasanya melalui pendidikan Islam tradisional, Jinnah justru melalui semua pendidikan di sekolah secular. Maka ada sebagian  pendapat menyatakan  bahwa Jinnah pada awalnya tidak lebih dari  seorang nasionalis moderat yang tidak memiliki keterikatan apapun dengan gerakan Islam.[14] Maka wajar jika   pada awalnya dia tidak menolak konsep satu Negara yang dicadangkan masyarakat Hindu dan nasionalis Muslim. Sesudah tahun 1913 barulah Jinnah lebih dekat kepada kepentingan Islam dan mendukung berdirinya Negara Islam Pakistan.[15]
Perubahan pada diri Jinnah terjadi pada April tahun 1913 saat mengunjungi London dan bertemu dengan Maulana Muhammad Ali dan Syed Wazir Hasan. Kedua tokoh ini meminta Jinnah untuk bergabung dengan Liga Muslim.[16]
Ide tentang negara Islam Pakistan sudah mulai ditiupkan oleh Shah Waliullah, lalu dimunculkan oleh Ahmad Khan, dan dikumandangkan oleh Iqbal, akan tetapi Jinnah sesungguhnya orang yang merealisasikannya.[17] Artinya, Jinnah mampu merealisasikan ide-ide tokoh sebelumnya ke alam nyata. Dia lebih cenderung kepada praktisi bukan pemikir.
Walaupun tidak banyak mengeluarkan filsafat dan pemikiran seperti Iqbal, akan tetapi perannya dalam membangun negara Islam Pakistan tidak dapat diingkari. Pada sisi lain perannya mewujudkan negara Islam adalah bukti bahwa  dia tetap berasusmsi Islam sebagai agama yang sempurna, bukan hanya mengatur permasalahan ibadah, akan tetapi juga negara.
Pada hakikatnya pendirian  negara Islam Pakistan yang merdeka  tanggal 15 Agustus 1947[18]  adalah klimaks dari perjuangan umat Islam di India untuk memiliki negara sendiri yang didasari keyakinan bahwa Hindu dan Muslim di India sesungguhnya tidak mungkin dapat bersatu. Karena agama, budaya dan adat yang berbeda akan menjadi penghalang perpaduan bangsa di masa akan datang seperti telah diramalkan oleh Shah Waliullah, Ahmad Khan dan Iqbal.[19]
Kenyataan ini ternyata terbukti dengan berbagai konfik yang terjadi di antara umat Islam dengan umat Hindu, seperti peristiwa bulan May 1923 di Calcuta, Juli 1924 di Bakrid dan Gulburga dan 2 April 1926 di Calcuta yang meninggalkan banyak korban. Bahkan di tahun 1927 saja ada lebih kurang 31 kasus pertumpahan darah.[20]
Penyebab konflik sudah sangat beragam, dari masalah sejarah, politik, agama, bahkan yang terakhir disebabkan oleh masalah ekonomi. Karena  dari aspek terakhir ini umat Islam berada pada tingkatan yang lebih rendah dibandingkan masyarakat Hindu.[21] Namun yang jelas benih konflik itu sudah wujud semenjak awal, dan peristiwa mutini tahun 1857 merupakan salah satu puncaknya.[22]



[1]  Syed Amir Ali,The Spirit Of Islam, terj. Oleh H.B Jassin, Bulan Bintang, Jakarta, 1978, hal 20.
[2] Muhammad Yasir: Syed Amir Ali: Rekonstuksi Islam
[3] Harun Nasution,Loc.cit
[4] Syed Amir Ali, A Short History of The Saracens. Lahoti Fine Press, Delhi 1991, hal ..
[5] Maryam Jamelah,Op.cit.,hal 93-94.
[6] Syed Amir Ali, The Spirit Of Islam, Terj. Oleh H.B Jassin, Op.cit., hal 267.
[7] Harun Nasution, Op.cit., hal 148.
[8] Harun Nasution, Op.cit., hal 108.
[9] John Obert Voll (1982), Islam Continuity and Change in The Modern World, Colorado : Westview Press, h. 224
[10] Aziz Ahmad (1967), op.cit., h. 141
[11] Harun Nasution (1996), op.cit., h.
[12] Aziz Ahmad (1967), op.cit., h. 147
[13] Harun Nasution (1996), op.cit., h.
[14] Ayesha Jalal (2000), Self and Sovereignty Individual and Community in South Asian Islam Since 1840, London and New York : Routledge, h. 182
[15] Asghar Ali Engineer (1985), Indian Muslims : A Study of The Minority Problem in India, Jawahar Nagar, New Delhi : Ajanata Publication, h. 93
[16] S.Abid Husain (1965), op.cit., h. 68
[17] Aziz Ahmad dan G.E.Von Grunebaum (1970), op.cit., h. 153
[18] Y.B.Chavan (1966), Pakistan Her Relation With India 1947-1966, New Delhi : Vir Publisihing House, h. 6-7
[19] Aziz Ahmad (1967), op.cit., h. 165-166
[20] R.C.Majumdar (1963), History of The Freedom
JURNAL USHULUDDIN Vol. XVIII No. 1, Januari 2012 99
Movement in India. Calcuta : K.L.Mukhopadhyay, h. 286 ; Mushir U Haq (1970), Muslim Politics in Modern India, Meruurut, India : Meenakshi Prakashan, h. 55
[21] A.L.Basham (1964), op.cit., h. 12
[22] S.M.Ikram (1964), Muslim Civilization in India, New York : Columbia University Press, h. 291

70 komentar:

  1. Memahami Pembaharuan Pemikiran Sayyid Amir Ali, Iqbal, Jinnah dan Pengaruhnya.
    .
    1. Sayyid Amir Ali (1849-1928)
    Nama lengkapnya Amir Ali, Ia dilahirkan di India pada tanggal 1849. Dia berasal dari keturunan Syi'ah yang pindah dari Khurazan bersama dengan Nahdhirsyah dan menetap di India pada Tahun 1736 M.
    .
    2. Muhammad Iqbal (1877-1938) :
    Penyatu Dua Kitab Pemikiran
    Muhammad Iqbal dilahirkan di Sialkot pada tanggal 9 November 1877. Dia seorang sastrawan, filsof, politikus dan pemikir Islam yang mampu memadukan metode pemikiran Barat dengan perenungan Timur. Keberadaannya mendominasi kancah pemikiran dan politik Islam di India pada abad ke 20, menggantikan kedudukan Ahmad Khan pada abad sebelumnya.
    .
    3. Muhammad Ali Jinnah (1876-1948) :
    Bapak Pakistan
    Tokoh yang sezaman dengan Iqbal adalah Muhammad Ali Jinnah (selanjutnya disebut Jinnah), anak saudagar yang lahir di Karachi pada tanggal 25 Desember 1876. Semenjak masa remaja dia telah meninggalkan India menuju London untuk melanjutkan studi dibidang Hukum dan menjadi pengacara sukses.

    BalasHapus
  2. Arum karisma
    201502862080098
    PAI/IV

    Memahami pembaharuan pemikiran Sayyid Amir Ali, Muhammad Iqbal, Muhammad Ali Jinnah dan pengaruhnya.

    1. Sayyid Amir Ali (1849-1928)
    Lahir pada tanggal 6 april 1849 berasal dari keturunan syi'ah, bersamaan dengan Nahdhirsyah pindah dan menetap di India. Amir ali seorang yang luas pengetahuannya dan terkenal baik ditimur maupun dibarat. Pokok-pokok pemikiran sayyid amir ali tentang pembaharuan islam dapat diketahui dari bukunya the spirit of islam.
    2. Muhammad Iqbal (1877-1938)
    Lahir di sialkot 9 november 1877. Dia seorang sastrawan, filosof, politikus dan pemikir islam yang mampu memadukan metode pemikiran barat dengan perenungan timur. Pemikiran Muhammad Iqbal tentang pembaharuan islam yaitu, ijtihad, mengembangkan sikap dinamisme, kebekuan dan kejumudan dalam berpikir, hukum islam tidak bersifat statis dan umat islam harus menguasai sains dan teknologi yang dimiliki barat.
    3. Muhammad Ali Jinnah (1876-1948)
    Lahir di karanchi 25 desember 1876, semenjak masa remaja ia telah meninggalkan india menuju london untuk melanjutkan studinya dibidang hukum dan menjadi pengacara sukses. Jinnah mampu merealisasikan ide-ide tokoh sebelumnya ke alam nyata. Ia lebih cenderung kepada praktisi bukan pemikir. Walau tidak banyak mengeluarkan filsafat dan pemikiran seperti Iqbal, akan tetapi peranannya dalam membangun negara islam pakistan tidak dapat diingkari pada sisi lain peranannya mewujudkan negara islam adalah bukti bahwa dia tetap berasumsi islam sebagai agama yang sempurna bukan hanya mengatur permasalahan ibadah, akan tetapi juga negara.

    BalasHapus
  3. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  4. Nama : Nurul Khurotul Aini
    Kelas : PAI-4B01
    NPM : 201502862080100

    Memahami pembaharuan pemikiran Sayyid Amir Ali, Iqbal, Jinnah dan pengaruhnya

    1. Sayyid Amir Ali (1849- 1928)
    Nama lengkapnya Amir Ali, Ia dilahirkan di India pada tanggal 6 April 1849. Dia berasal dari keturunan Syi’ah yang pindah dari Khurazan bersama dengan Nahdhirsyah dan menetap di India pada tahun 1736 M.

    Pokok-pokok Pikiran Sayyid Amir Ali tentang pembaruan Islam dapat diketahui dari bukunya The Spirit Of Islam sebagai berikut:

    BAB 1 tersebut adalah menyangkut uraian apologi terhadap kehidupan Nabi Muhammad SAW, hal ini dilakukan untuk menunjukan pada dunia Barat bahwa sifat-sifat Nabi Muhammad itu tidak lain adalah manis, lemah lembut, satria, pemaaf serta belas kasih.

    BAB 2 tersebut memebahasas tentang tauhid dan peribadatan yaitu mengenai rukun islam seperti syahadat, Sholat, Puasa, Zakat dan Naik Haji.

    BAB 3 tersebut, Amir Ali berbicara tentang hari kiamat (hari berbangkit), yang harus dipercaya umat Islam dan tentang akhirat.

    BAB 4 Syed Amir Ali berbicara tentang semangat jihad, dan jihad menurut konsep Amir Ali ini berbeda dengan konsep jihad dari pemikir Islam lain.

    BAB 5 ia berbicara tentang kedudukan wanita dalam Islam.
    Dalam bab ilmu pengetahuan, Amir Ali mengemukakan bahwa kemunduran umat Islam terletak pada keadaan umat Islam yang menganggap pintu Ijtihad telah tertutup dan tidak dibolehkan lagi.
    Dalam uraiannya mengenai pemikiran dan filsafat dalam Islam, Syed Amir Ali menjelaskan bahwa jiwa yang terdapat dalam Al-Qur’an bukanlah jiwa fatalisme, tetapi jiwa kebebasan manusia dalam berbuat.

    2. Muhammad Iqbal (1877-1938): Penyatu Dua KUtub Pemikiran
    Muhammad Iqbal dilahirkan di Sialkot pada tanggal 9 November 1877. Dia seorang sasterawan, filosof, politikus dan pemikir Islam yang mampu memadukan metode pemikiran barat dengan perenungan timur.
    Pemikiran Muhammad Iqbal tentang pembaruan Islam adalah sebagai berikut:
    1. Ijtihad mempunyai kedudukan penting dalam pembaruan Islam dan pintu ijtihad tetap terbuka.
    2. Umat Islam perlu mengembangkan sikap dinamisme. Dalam syiarnya, ia mendorong umat Islam untuk bergerak dan jangan tinggal diam.
    3. Kemunduran umat Islam disebabkan oleh kebekuan dan kejumudan dalam berpikir.
    4. Hukum Islam tidak bersifat statis, tetapi dapat berkembang sesuai per- kembangan zaman.
    5. Umat Islam harus menguasai sains dan teknologi yang dimiliki Barat.
    6. Perhatian umat Islam terhadap zuhud menyebabkan kurangnya perhatian terhadap masalah-masalah keduniaan dan sosial kemasyarakatan.

    3. Muhammad Ali Jinnah (1876-1948): Bapak Pakistan
    Tokoh yang sezaman dengan Iqbal adalah Muhammad Ali Jinnah (selanjutnya disebut dengan Jinnah), anak seorang saudagar yang lahir di Karachi pada tanggal 25 Desember 1876. Semenjak masa remaja dia telah meninggalkan India menuju London untuk melanjutkan studi di bidang Hukum dan menjadi pengacara sukses.
    Jinnah mulai memasuki dunia politik pada tahun 1906, kemudian bergabung dengan Indian National Congress di bawah bimbingan Dadabhai Naoroji. Pada tahun 1910 dia terpilih menjadi ahli Viceroy’s Legislative Council mewakili masyarakat Muslim Bombay.

    BalasHapus
  5. Nama : Akhmad Fariq Aziz
    Kelas : PAI-4B01
    NPM : 201502862080093

    -Semasa kecilnya Amir Ali terkenal sebagai anak yang pintar dan punya etos kerja yang tinggi
    -Amir Ali seorang yang luas pengetahuannya dan terkenal baik di timur maupun di Barat. Dia mengetahui Bahasa Arab dan Persia
    -Pada bab pertama Amir Ali berbicara tentang tauhid yaitu tentang keesaan Allah, tidak terwujud benda (materi), kuasa, penyayang dan maha pengasih
    -Pada bab kedua menjelaskan perihal peribadatan yang dilakukan umat Islam
    -Sedangkan pada bab ketiga, Amir Ali berbicara tentang hari kiamat (hari berbangkit), yang harus dipercaya umat Islam
    -Pada bab keempat Syed Amir Ali berbicara tentang semangat jihad, dan jihad menurut konsep Amir Ali ini berbeda dengan konsep jihad dari pemikir Islam lain
    -Sedang pada bab kelima ia berbicara tentang kedudukan wanita dalam Islam
    -muhamad iqbal berasal dari keluarga kelas menengah di Punjab kemudian belajar sampai ke peringkat Master di Lahore
    -Tahun 1905 Iqbal melanjutkan studinya di Cambridge untuk mendalami Filsafat
    -Jinnah mulai memasuki dunia politik pada tahun 1906, kemudian bergabung dengan Indian National Congress di bawah bimbingan Dadabhai Naoroji. Pada tahun 1910 dia terpilih menjadi ahli Viceroy’s Legislative Council mewakili masyarakat Muslim Bombay
    -Perubahan pada diri Jinnah terjadi pada April tahun 1913 saat mengunjungi London dan bertemu dengan Maulana Muhammad Ali dan Syed Wazir Hasan. Kedua tokoh ini meminta Jinnah untuk bergabung dengan Liga Muslim

    BalasHapus
  6. MEMAHAMI PEMBAHARUAN PEMIKIRAN SAYYID AMIR ALI, IQBAL, JINNAH DAN PENGARUHNYA

    1. Sayyid Amir Ali (1849- 1928)
    Nama lengkapnya Amir Ali, Ia dilahirkan di India pada tanggal 6 April 1849.[1] Dia berasal dari keturunan Syi’ah yang pindah dari Khurazan bersama dengan Nahdhirsyah dan menetap di India pada tahun 1736 M.
    Pembaruan Islam yang dilakukan oleh Sayyid Amir Ali dapat diketahui dari bukunya The Spirit Of Islam sebagai berikut:
    1. Bagian pertama buku, menyangkut uraian apologi terhadap kehidupan Nabi Muhammad SAW, hal ini dilakukan untuk menunjukan pada dunia Barat bahwa sifat-sifat Nabi Muhammad itu tidak lain adalah manis, lemah lembut, satria, pemaaf serta belas kasih.
    2. Bagian kedua buku, di bab pertama membahas tentang Tauhid. Di bab kedua membahas peribadatan yang dilakukan oleh umat muslim. Di bab ketiga beliau berbicara tentang hari kiamat. Di bab keempat berbicara tentang jihad, yang konsepnya berbeda dengan pemikir Islam lain. Di bab kelima beliau berbicara tentang kedudukan wanita dalam Islam. Dan dalam Dalam bab ilmu pengetahuan, Amir Ali mengemukakan bahwa kemunduran umat Islam terletak pada keadaan umat Islam yang menganggap pintu Ijtihad telah tertutup dan tidak dibolehkan lagi. Ia memberikan kedudukan yang tinggi terhadap akal, ia menguraikan bahwa kemajuan yang dicapai umat Islam dahulu karena mereka berpegang teguh kepada ajaran Nabi Muhammad dan berusaha keras melaksanakannya.

    2. Muhammad Iqbal (1877-1938): Penyatu Dua Kutub Pemikiran
    Muhammad Iqbal dilahirkan di Sialkot pada tanggal 9 November 1877. Dia seorang sasterawan, filosof, politikus dan pemikir Islam yang mampu memadukan metode pemikiran barat dengan perenungan timur. Keberadaannya mendominasi kancah pemikiran dan politik Islam di India pada abad ke 20, menggantikan kedudukan Ahmad Khan pada abad sebelumnya.
    Pemikiran Muhammad Iqbal tentang pembaruan Islam adalah sebagai berikut:
    1. Ijtihad mempunyai kedudukan penting dalam pembaruan Islam dan pintu ijtihad tetap terbuka.
    2. Umat Islam perlu mengembangkan sikap dinamisme. Dalam syiarnya, ia mendorong umat Islam untuk bergerak dan jangan tinggal diam.
    3. Kemunduran umat Islam disebabkan oleh kebekuan dan kejumudan dalam berpikir.
    4. Hukum Islam tidak bersifat statis, tetapi dapat berkembang sesuai per- kembangan zaman.
    5. Umat Islam harus menguasai sains dan teknologi yang dimiliki Barat.
    6. Perhatian umat Islam terhadap zuhud menyebabkan kurangnya perhatian terhadap masalah-masalah keduniaan dan sosial kemasyarakatan.

    3. Muhammad Ali Jinnah (1876-1948): Bapak Pakistan
    Tokoh yang sezaman dengan Iqbal adalah Muhammad Ali Jinnah (selanjutnya disebut dengan Jinnah), anak seorang saudagar yang lahir di Karachi pada tanggal 25 Desember 1876. Semenjak masa remaja dia telah meninggalkan India menuju London untuk melanjutkan studi di bidang Hukum dan menjadi pengacara sukses.
    Jinnah mampu merealisasikan ide-ide tokoh sebelumnya ke alam nyata. Dia lebih cenderung kepada praktisi bukan pemikir.
    Walaupun tidak banyak mengeluarkan filsafat dan pemikiran seperti Iqbal, akan tetapi perannya dalam membangun negara Islam Pakistan tidak dapat diingkari. Pada sisi lain perannya mewujudkan negara Islam adalah bukti bahwa dia tetap berasusmsi Islam sebagai agama yang sempurna, bukan hanya mengatur permasalahan ibadah, akan tetapi juga negara.

    Wallahua'lam bishshawaab.

    Gustya Indra Cahyadi
    201502862080087
    4B01 - PAI

    BalasHapus
  7. Memahami pembaharuan pemikiran Sayyid Amir Ali, Iqbal, Jinnah dan pengaruhnya

    1. Sayyid Amir Ali (1849- 1928)
    Nama lengkapnya Amir Ali, Ia dilahirkan di India pada tanggal 6 April 1849. Dia berasal dari keturunan Syi’ah yang pindah dari Khurazan bersama dengan Nahdhirsyah dan menetap di India pada tahun 1736 M.
    Pokok-pokok Pikiran Sayyid Amir Ali tentang pembaruan Islam dapat diketahui dari bukunya The Spirit Of Islam sebagai berikut:
    Pada bagian pertama dalam buku tersebut adalah menyangkut uraian apologi terhadap kehidupan Nabi Muhammad SAW, hal ini dilakukan untuk menunjukan pada dunia Barat bahwa sifat-sifat Nabi Muhammad itu tidak lain adalah manis, lemah lembut, satria, pemaaf serta belas kasih.
    Dalam bab ilmu pengetahuan, Amir Ali mengemukakan bahwa kemunduran umat Islam terletak pada keadaan umat Islam yang menganggap pintu Ijtihad telah tertutup dan tidak dibolehkan lagi. Ia memberikan kedudukan yang tinggi terhadap akal, ia menguraikan bahwa kemajuan yang dicapai umat Islam dahulu karena mereka berpegang teguh kepada ajaran Nabi Muhammad dan berusaha keras melaksanakannya.
    Dalam uraiannya mengenai pemikiran dan filsafat dalam Islam, Syed Amir Ali menjelaskan bahwa jiwa yang terdapat dalam Al-Qur’an bukanlah jiwa fatalisme, tetapi jiwa kebebasan manusia dalam berbuat. Dengan jelas ia mengungkapkan bahwa sebenarnya Islam bukan dijiwai oleh paham Jabariah akan tetapi qodriyyah, yaitu faham kebebasan manusia dalam kemauan dan perbuatan (free will and free act). Paham inilah yang menimbulkan peradaban Islam zaman klasik. Kaum mu’tazilah mempunyai pengaruh yang penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan.

    Muhammad Iqbal (1877-1938): Penyatu Dua KUtub Pemikiran
    Muhammad Iqbal dilahirkan di Sialkot pada tanggal 9 November 1877. Dia seorang sasterawan, filosof, politikus dan pemikir Islam yang mampu memadukan metode pemikiran barat dengan perenungan timur.[9] Keberadaannya mendominasi kancah pemikiran dan politik Islam di India pada abad ke 20, menggantikan kedudukan Ahmad Khan pada abad sebelumnya.


    3. Muhammad Ali Jinnah (1876-1948): Bapak Pakistan
    Tokoh yang sezaman dengan Iqbal adalah Muhammad Ali Jinnah (selanjutnya disebut dengan Jinnah), anak seorang saudagar yang lahir di Karachi pada tanggal 25 Desember 1876. Semenjak masa remaja dia telah meninggalkan India menuju London untuk melanjutkan studi di bidang Hukum dan menjadi pengacara sukses.
    Jinnah mulai memasuki dunia politik pada tahun 1906, kemudian bergabung dengan Indian National Congress di bawah bimbingan Dadabhai Naoroji. Pada tahun 1910 dia terpilih menjadi ahli Viceroy’s Legislative Council mewakili masyarakat Muslim Bombay.

    Lulu Laili Azizah
    201502862080097
    PAI/4B01

    BalasHapus
  8. 1.Syed Amir Ali menjelaskan bahwa jiwa yang terdapat dalam Al-Qur’an bukanlah jiwa fatalisme, tetapi jiwa kebebasan manusia dalam berbuat.

    2.Amir Ali mengemukakan bahwa kemunduran umat Islam terletak pada keadaan umat Islam yang menganggap pintu Ijtihad telah tertutup dan tidak dibolehkan lagi. Ia memberikan kedudukan yang tinggi terhadap akal, ia menguraikan bahwa kemajuan yang dicapai umat Islam dahulu karena mereka berpegang teguh kepada ajaran Nabi Muhammad dan berusaha keras melaksanakannya.

    M.khairul Umam
    201502862080096
    PAI/IV

    BalasHapus
  9. AISYAH RAHMADHANI
    201502862080108
    PAI (4B01)/ 4


    1. Sayyid Amir Ali (1849- 1928)
    Nama lengkapnya Amir Ali, Ia dilahirkan di India pada tanggal 6 April 1849.
    Pokok-pokok Pikiran Sayyid Amir Ali tentang pembaruan Islam dapat diketahui dari bukunya The Spirit Of Islam sebagai berikut:
    Bagian pertama dalam buku: tentang sejarah nabi Muhammad saw, gunanya adalah mengajak umat Islam meninjau kembali kepada sejarah masa lampau untuk membuktikan bahwa agama Islam yang mereka anut bukanlah agama yang menyebabkan kemunduran dan meng,hambat kemajuan, akan tetapi sebaliknya.
    Bagian kedua dalam buku:
    Bab 1: tauhid
    Bab 2: peribadatan yang dilakukan umat Islam.
    Bab 3 : kiamat
    Bab 4: semangat jihad
    Bab 5: kedudukan wanita dalam islam.

    2. Muhammad Iqbal (1877-1938): Penyatu Dua KUtub Pemikiran
    Muhammad Iqbal dilahirkan di Sialkot pada tanggal 9 November 1877. Dia seorang sasterawan, filosof, politikus dan pemikir Islam yang mampu memadukan metode pemikiran barat dengan perenungan timur.
    Pemikiran Muhammad Iqbal tentang pembaruan Islam adalah sebagai berikut:
    1. Ijtihad mempunyai kedudukan penting dalam pembaruan Islam dan pintu ijtihad tetap terbuka.
    2. Umat Islam perlu mengembangkan sikap dinamisme. Dalam syiarnya, ia mendorong umat Islam untuk bergerak dan jangan tinggal diam.
    3. Kemunduran umat Islam disebabkan oleh kebekuan dan kejumudan dalam berpikir.
    4. Hukum Islam tidak bersifat statis, tetapi dapat berkembang sesuai per- kembangan zaman.
    5. Umat Islam harus menguasai sains dan teknologi yang dimiliki Barat.
    6. Perhatian umat Islam terhadap zuhud menyebabkan kurangnya perhatian terhadap masalah-masalah keduniaan dan sosial kemasyarakatan.


    3. Muhammad Ali Jinnah (1876-1948): Bapak Pakistan
    Tokoh yang sezaman dengan Iqbal adalah Muhammad Ali Jinnah (selanjutnya disebut dengan Jinnah), anak seorang saudagar yang lahir di Karachi pada tanggal 25 Desember 1876.
    perannya mewujudkan negara Islam adalah bukti bahwa dia tetap berasusmsi Islam sebagai agama yang sempurna, bukan hanya mengatur permasalahan ibadah, akan tetapi juga negara.
    Jinnah mampu merealisasikan ide-ide tokoh sebelumnya ke alam nyata. Dia lebih cenderung kepada praktisi bukan pemikir.

    BalasHapus
  10. Memahami pembaharuan dari Sayyid Amir Ali,Muhammad iqbal,dan Muhammad Ali Jinnah.

    Beliau adalah pembaharu mulsim di India, yang mana juga berperan untuk beridirinya negara muslim Pakistan. Mereka mendapatkan pendidikan dari barat. Dan memberikan pemikiran terbaiknya mengenai islam lewat buku. Yang mana bukunya banyak membahas dan berisi tentang keislaan,tentang tauhid dll. Mereka mengupayakan adanya negara muslim karena mereka percaya bahwa negara mereka akan kesulitan karena memiliki agama hindu dan islam. Dan benar saja.. Banyak konflik yang terjadi di negara tersebut yng menyangkut tentang keislaman maupun hindu nya.

    BalasHapus
  11. Memahami Pembaharuan Pemikiran Sayyid Amir Ali, Iqbal, Jinnah dan Pembaharuannya
    1. Sayyid Amir Ali (1849-1928)
    Lahir di India, 16April 1849, keturunan Syiah dari Khurazan tinggal di India tahun 1736 M. Dalam bukunya "The Spirit of Islam" ia menuangkan pemikirannya tentang sejarah nabi, tauhid, peribadatan, hari akhir, menghapus perbudakan dalam islam, konsep jihad, pendapatnya tentang kemunduran ummat Islam karena anggapan telah tertutupnya pintu ijtihad dan pemikiran filsafat dalam Islam.

    2. Muhammad Iqbal (1877-1938) Penyatu Dua Kutub Pemikiran
    Lahir di Sialkot 9November 1877. Seorang sastrawan, filosof, politikus, pemikir islam yang memadukan pemikiran barat dengan perenungan timur, dan merupakan penerus Sayyid Ahmad Khan.
    Setelah menyelesaikan kuliah Filsafatnya di Eropa ia mengarang buku "The Recontruction of Religious Thought in Islam" membahas ketuhanan, kenabian, hukum, filsafat, tasawuf dan pendekatan modernnya.
    Pemikiran Muhammad Iqbal : ijtihad berkedudukan penting dalam Islam, perlunya mengembangkan sikap dinamisme, kebekuan dan kejumuddan berfikirpangkal dari kemunduran, hukum islam berkembang sesuai zaman, harus menguasai sains dan teknologi.

    3. Muhammad Ali Jinnah
    Hidup sezaman dengan Muhammad Iqbal. Lahir di Karachi, 25Desember 1878. Ia seorang pembaharu yang mengawali pendidikannya disekolah sekuler, ada juga yang berpendapat bahw ia adalah nasionalis modern. Setelah tahun 1913 ia merapat mendukung kepentingan islam dan mendukung berdirinya Negara Islam Pakistan, yang merupakan pemikiran para pembaharu sebelumya Sayyid Ahmad Khan dan muhammad Iqbal. Ia sangat berperan dalam berdirinya Negara Islam Pakistan yang merdeka pada 15Agustus 1947. Ini merupakan klimaks dari perjuangan ummat islam di India yang sebelumya selalu berkonflik dengan umat Hindu di India.

    Jajang Yasluh Hilmi
    201502862080064
    4B01 - PAI

    BalasHapus
  12. Memahami pembaharuan pemikiran Sayyid Amir Ali, Iqbal, Jinnah dan pengaruhnya

    1. Sayyid Amir Ali (1849- 1928)
    Nama lengkapnya Amir Ali, Ia dilahirkan di India pada tanggal 6 April 1849. Dia berasal dari keturunan Syi’ah yang pindah dari Khurazan bersama dengan Nahdhirsyah dan menetap di India pada tahun 1736 M.
    Pokok-pokok Pikiran Sayyid Amir Ali tentang pembaruan Islam dapat diketahui dari bukunya The Spirit Of Islam sebagai berikut:
    1. Bagian pertama: menyangkut uraian apologi terhadap kehidupan Nabi Muhammad SAW
    2. Bagian kedua : tentang Islam itu sendiri, yang isinya berbicara tentang tauhid,peribadatan yang dilakukan umat Islam, hari kiamat,semangat jihad, kedudukan wanita dalam islam.
    2. Muhammad Iqbal (1877-1938): Penyatu Dua Kutub Pemikiran
    Muhammad Iqbal dilahirkan di Sialkot pada tanggal 9 November 1877. Dia seorang sasterawan, filosof, politikus dan pemikir Islam yang mampu memadukan metode pemikiran barat dengan perenungan timur.Keberadaannya mendominasi kancah pemikiran dan politik Islam di India pada abad ke 20, menggantikan kedudukan Ahmad Khan pada abad sebelumnya. Pemikiran Muhammad Iqbal : ijtihad berkedudukan penting dalam Islam, perlunya mengembangkan sikap dinamisme, kebekuan dan kejumuddan berfikirpangkal dari kemunduran, hukum islam berkembang sesuai zaman, harus menguasai sains dan teknologi.
    3. Muhammad Ali Jinnah (1876-1948): Bapak Pakistan
    Tokoh yang sezaman dengan Iqbal adalah Muhammad Ali Jinnah (selanjutnya disebut dengan Jinnah), anak seorang saudagar yang lahir di Karachi pada tanggal 25 Desember 1876. Semenjak masa remaja dia telah meninggalkan India menuju London untuk melanjutkan studi di bidang Hukum dan menjadi pengacara sukses.
    Walaupun tidak banyak mengeluarkan filsafat dan pemikiran seperti Iqbal, akan tetapi perannya dalam membangun negara Islam Pakistan tidak dapat diingkari. Pada sisi lain perannya mewujudkan negara Islam adalah bukti bahwa dia tetap berasusmsi Islam sebagai agama yang sempurna, bukan hanya mengatur permasalahan ibadah, akan tetapi juga negara.

    Anita Libriansyah AS 4C01

    BalasHapus
  13. Memahami Pembaharuan Pemikiran Sayyid Amir Ali, Iqbal, Jinnah dan Pembaharuannya
    1. Sayyid Amir Ali (1849-1928)
    Lahir di India, 16April 1849, keturunan Syiah dari Khurazan tinggal di India tahun 1736 M. Dalam bukunya "The Spirit of Islam" ia menuangkan pemikirannya tentang sejarah nabi, tauhid, peribadatan, hari akhir, menghapus perbudakan dalam islam, konsep jihad, pendapatnya tentang kemunduran ummat Islam karena anggapan telah tertutupnya pintu ijtihad dan pemikiran filsafat dalam Islam.

    2. Muhammad Iqbal (1877-1938) Penyatu Dua Kutub Pemikiran
    Lahir di Sialkot 9November 1877. Seorang sastrawan, filosof, politikus, pemikir islam yang memadukan pemikiran barat dengan perenungan timur, dan merupakan penerus Sayyid Ahmad Khan.
    Setelah menyelesaikan kuliah Filsafatnya di Eropa ia mengarang buku "The Recontruction of Religious Thought in Islam" membahas ketuhanan, kenabian, hukum, filsafat, tasawuf dan pendekatan modernnya.
    Pemikiran Muhammad Iqbal : ijtihad berkedudukan penting dalam Islam, perlunya mengembangkan sikap dinamisme, kebekuan dan kejumuddan berfikirpangkal dari kemunduran, hukum islam berkembang sesuai zaman, harus menguasai sains dan teknologi.

    3. Muhammad Ali Jinnah
    Hidup sezaman dengan Muhammad Iqbal. Lahir di Karachi, 25Desember 1878. Ia seorang pembaharu yang mengawali pendidikannya disekolah sekuler, ada juga yang berpendapat bahw ia adalah nasionalis modern. Setelah tahun 1913 ia merapat mendukung kepentingan islam dan mendukung berdirinya Negara Islam Pakistan, yang merupakan pemikiran para pembaharu sebelumya Sayyid Ahmad Khan dan muhammad Iqbal. Ia sangat berperan dalam berdirinya Negara Islam Pakistan yang merdeka pada 15Agustus 1947. Ini merupakan klimaks dari perjuangan ummat islam di India yang sebelumya selalu berkonflik dengan umat Hindu di India.

    Ahmad Albuni AS(4c01)
    201503742300009

    BalasHapus
  14. Sayyid Amir Ali mengemukakan bahwa kemunduran umat Islam terletak pada keadaan umat Islam yang menganggap pintu Ijtihad telah tertutup dan tidak dibolehkan lagi. Ia memberikan kedudukan yang tinggi terhadap akal, ia menguraikan bahwa kemajuan yang dicapai umat Islam dahulu karena mereka berpegang teguh kepada ajaran Nabi Muhammad dan berusaha keras melaksanakannya.
    Pemikiran Muhammad Iqbal tentang pembaruan Islam adalah sebagai berikut:
    1. Ijtihad mempunyai kedudukan penting dalam pembaruan Islam dan pintu ijtihad tetap terbuka.
    2. Umat Islam perlu mengembangkan sikap dinamisme. Dalam syiarnya, ia mendorong umat Islam untuk bergerak dan jangan tinggal diam.
    3. Kemunduran umat Islam disebabkan oleh kebekuan dan kejumudan dalam berpikir.

    Pemikiran muhammad ali jannah Walaupun tidak banyak mengeluarkan filsafat dan pemikiran seperti Iqbal, akan tetapi perannya dalam membangun negara Islam Pakistan tidak dapat diingkari. Pada sisi lain perannya mewujudkan negara Islam adalah bukti bahwa dia tetap berasusmsi Islam sebagai agama yang sempurna, bukan hanya mengatur permasalahan ibadah, akan tetapi juga negara.

    BalasHapus
  15. Muhammad Isa
    AS 4C01
    Rangkuman:
    Sayyid Amir Ali (1849-1928) ialah keturunan syi’ah yg lahir pada 6 april 1949 di india, visi pemikirannya pd bagian pertama seputar koreksi atas kekeliruan pemahaman muslim bahwa agama islam merupakan penyebab kemunduran kehidupan mereka, justru sebaliknya dengan spirit sejarah perjuanga nabi Muhammad saw umat menjadi dinamis dan kompeten. Ketuhanan (teologi) merupakan bagian kedua yg menempati bab pertama, bab dua memaparkan peribadatan, bab tiga hari kiyamat dan perlakuan baik terhadap budak serta penghapusannya, bab empat mekanisme jihad, bab lima peniadaan diskriminasi pria-wanita, insindental poligami, tata cara hidup bersama non muslim, penganjuran ijtihad dan aktualisasi ajaran nabi, serta paham qadariyyahnya.
    Muhammad Iqbal (1877-1938) lahir di sialkot pada 9 november 1877, cendikiawan yang memadukan ilmu pengetahuan barat dengan perenungan timur.
    Pemikiran Muhammad Iqbal tentang pembaruan Islam adalah sebagai berikut:
    1. Ijtihad mempunyai kedudukan penting dalam pembaruan Islam dan pintu ijtihad tetap terbuka.
    2. Umat Islam perlu mengembangkan sikap dinamisme. Dalam syiarnya, ia mendorong umat Islam untuk bergerak dan jangan tinggal diam.
    3. Kemunduran umat Islam disebabkan oleh kebekuan dan kejumudan dalam berpikir.
    4. Hukum Islam tidak bersifat statis, tetapi dapat berkembang sesuai per- kembangan zaman.
    5. Umat Islam harus menguasai sains dan teknologi yang dimiliki Barat.
    6. Perhatian umat Islam terhadap zuhud menyebabkan kurangnya perhatian terhadap masalah-masalah keduniaan dan sosial kemasyarakatan.

    Muhammad Ali Jinnah (1875-1948) bapak pakistan ini dilahirkan dr saudagar yang tinggal di Karachi pd 25 desember 1876, ia satu masa dg Muhammad Iqbal.
    Ide tentang negara Islam Pakistan sudah mulai ditiupkan oleh Shah Waliullah, lalu dimunculkan oleh Ahmad Khan, dan dikumandangkan oleh Iqbal, akan tetapi Jinnah sesungguhnya orang yang merealisasikannya. Artinya, Jinnah mampu merealisasikan ide-ide tokoh sebelumnya ke alam nyata. Dia lebih cenderung kepada praktisi bukan pemikir.

    BalasHapus
  16. RIKY IRAWAN
    201502862080118
    4B01

    Pokok-pokok Pikiran Sayyid Amir Ali tentang pembaruan Islam :
    Pada bagian pertama dalam buku tersebut adalah menyangkut uraian apologi terhadap kehidupan Nabi Muhammad SAW, hal ini dilakukan untuk menunjukan pada dunia Barat bahwa sifat-sifat Nabi Muhammad itu tidak lain adalah manis, lemah lembut, satria, pemaaf serta belas kasih.
    Pada bab kedua ia menjelaskan perihal peribadatan yang dilakukan umat Islam. Konsep sembahyang, puasa, membayar zakat dan naik haji.
    pada bab ketiga, Amir Ali berbicara tentang hari kiamat (hari berbangkit), yang harus dipercaya umat Islam.

    Pemikiran Muhammad Iqbal tentang pembaruan Islam adalah sebagai berikut:
    1. Ijtihad mempunyai kedudukan penting dalam pembaruan Islam dan pintu ijtihad tetap terbuka.
    2. Umat Islam perlu mengembangkan sikap dinamisme. Dalam syiarnya, ia mendorong umat Islam untuk bergerak dan jangan tinggal diam.
    3. Kemunduran umat Islam disebabkan oleh kebekuan dan kejumudan dalam berpikir.
    4. Hukum Islam tidak bersifat statis, tetapi dapat berkembang sesuai per- kembangan zaman.
    5. Umat Islam harus menguasai sains dan teknologi yang dimiliki Barat.
    6. Perhatian umat Islam terhadap zuhud menyebabkan kurangnya perhatian terhadap masalah-masalah keduniaan dan sosial kemasyarakatan.


    Muhammad Ali Jinnah (1875-1948) bapak pakistan ini dilahirkan dr saudagar yang tinggal di Karachi pd 25 desember 1876, ia satu masa dg Muhammad Iqbal.
    Ide tentang negara Islam Pakistan sudah mulai ditiupkan oleh Shah Waliullah, lalu dimunculkan oleh Ahmad Khan, dan dikumandangkan oleh Iqbal, akan tetapi Jinnah sesungguhnya orang yang merealisasikannya. Artinya, Jinnah mampu merealisasikan ide-ide tokoh sebelumnya ke alam nyata. Dia lebih cenderung kepada praktisi bukan pemikir.

    BalasHapus
  17. Muhamad iqbal pai 4c01 Pemikiran pembaharuan Sayyid Amir Ali dapat diketahui dari bukunya The Spirit Of Islam, Iqbal mampu memadukan metode pemikiran barat dengan perenungan timur, Jinnah mampu merealisasikan ide-ide tokoh sebelumnya berdirinya Pakistan. Dia lebih cenderung kepada praktisi bukan pemikir.

    BalasHapus
  18. Nama: yosmarita
    Npm : 2015 0286 2080 114
    4b01

    Memahami pembaharuan sayyid amir ali, muhammad iqbal dan muhammad ali jannah

    1. Sayyid amir ali
    Nama lengkap amir ali lahir 6 april 1849. Pokok pikiran sayyid amir ali; uraian apologi terhadap kehidupan rasulullah saw, tauhid/keesaan Allah, peribadatan yang dilakukan umat islam, hari bangkit, jihad menurutnya alternatif akhir, kedudukan wanita dalam islam, dan ia memberikan kedudukan yang tinggi terhadap akal.

    2. Muhammad iqbal
    Nama lengkap muhammad iqbal lahir di sialkot 19 november 1877. Pemikirannya; ijtihad mempunyai kedudukan yg penting dalam pembaharuan islam, umat islam perlu kembangkan sikap dinamisme, kemunduran umat islam disebabkan oleh kejumudan dalam berpikir, hukum islam tidak bersifat staris, umat islam harus menguasai sains dan tekhnologi yg dimiliki barat, dan zuhud penyebab kurangnya perhatian umat islam terhadap masalah keduniaan dan sosial masyarakat.

    3. Muhammad ali jinnah
    Lahir di karachi 25 desember 1876, tokoh yang mampu merealisasikan ke alam nyata negara islam di pakistan dan dia seorang praktisi bukan pemikir.

    Sekian

    BalasHapus
  19. Sayyid Amir Ali, Muhammad Iqbal, dan Muhammad Ali Jinnah adalah tokoh pembaruan islam masing masing memiliki cara yang berbeda Sayyid Amir Ali diketahui melalui bukunya The Spirit Of Islam .Inti dari pemikiran pembaharuan Muhammad Iqbal juga tidak jauh berbeda dengan tokoh-tokoh lain di India khususnya dalam meresponi kondisi masyarakat yang zumud dan tertinggal. Selain itu dia juga menolak pemahaman dan pengamalan yang salah tentang konsep zuhud dalam ajaran tasawuf yang menjadi satu penyebab kemunduran umat Islam. Ide tentang negara Islam Pakistan sudah mulai ditiupkan oleh Shah Waliullah, lalu dimunculkan oleh Ahmad Khan, dan dikumandangkan oleh Iqbal, akan tetapi Muhammad Ali Jinnah sesungguhnya orang yang merealisasikannya.[17] Artinya, Jinnah mampu merealisasikan ide-ide tokoh sebelumnya ke alam nyata. Dia lebih cenderung kepada praktisi bukan pemikir.

    NUR ISKANDAR R FAI PAI 4C01

    BalasHapus
  20. Nama : Chayubi Masroh
    Npm : 1614020059
    Kelas : 4B01

    Pembaharuan Pemikiran
    Sayyid Amir Ali, Iqbal, Jinnah dan pengaruhnya

    1. Sayyid Amir Ali (1849- 1928)
    Semasa kecilnya Amir Ali terkenal sebagai anak yang pintar dan punya etos kerja yang tinggi. Keluarganya bekerja pada Istana raja Mughol dan Awadh dan kompeni India Timur. Syed Amir Ali memperoleh pendidikan di perguruan Tinggi Muhsiniyya Hooghl Calcutta. Kemudian beliau melanjutkan ke Universitas Aligarh dengan mempelajari Bahasa Arab, sastra dan hukum Ingrish. Setelah itu Amir Ali meneruskan pendidikannya di Ingrish pada tahun 1873 ia meraih gelar sarjana hukum.
    Pokok-pokok Pikiran Sayyid Amir Ali terdapat dalam buku The Spirit Of Islam sebagai berikut:
    a. Tentang apologi terhadap kehidupan Nabi Muhammad SAW, untuk menunjukan pada dunia Barat bahwa sifat-sifat Nabi Muhammad adalah manis, lemah lembut, satria, pemaaf serta belas kasih.
    b. Berbicara tentang Islam itu sendiri. Terdiri dari beberapa bagian:
    1) Tentang tauhid yaitu tentang keesaan Allah, tidak terwujud benda (materi), kuasa, penyayang dan maha pengasih.
    2) Tentang peribadatan yang dilakukan umat Islam.
    3) Tentang hari kiamat (hari berbangkit), yang harus dipercaya umat Islam.
    4) Bahwa sistem perbudakan sudah sejak lama dari zaman purba merata seluruh dunia.
    5) Tentang semangat jihad, yaitu alternatif terakhir yang dilakukan oleh umat Islam, apabila kita diserang maka kita harus berperang atau mempertahankan diri.
    6) Tentang kedudukan wanita dalam Islam.
    7) Mengemukakan bahwa kemunduran umat Islam terletak pada keadaan umat Islam yang menganggap pintu Ijtihad telah tertutup dan tidak dibolehkan lagi. Ia memberikan
    8) Tentang pemikiran dan filsafat dalam Islam, Syed Amir Ali menjelaskan bahwa jiwa yang terdapat dalam Al-Qur’an bukanlah jiwa fatalisme, tetapi jiwa kebebasan manusia dalam berbuat.

    2. Muhammad Iqbal (1877-1938): Penyatu Dua KUtub Pemikiran
    Sasterawan, filosof, politikus dan pemikir Islam yang mampu memadukan metode pemikiran barat dengan perenungan timur. Dia bertemu dengan Thomas Arnold, seorang orientalis yang mendorongnya untuk belajar ke Inggeris. Tahun 1905 Iqbal melanjutkan studinya di Cambridge untuk mendalami Filsafat. Kemudian pindah ke Munich, Jerman menulis Desertasi berjudul The Development of Metaphysics in Persia.
    Hasil dari kuliah filsafatnya terkenal “The Recontruction of Religious Thought in Islam” yang membahas masalah keagamaan seperti Tuhan, kenabian, hukum, filsafat, tasawuf dan lainnya dengan pendekatan modern dan sangat sistematik.
    Pemikiran Muhammad Iqbal tentang pembaruan Islam adalah sebagai berikut:
    1) Ijtihad mempunyai kedudukan penting dalam pembaruan Islam dan pintu ijtihad tetap terbuka.
    2) Umat Islam perlu mengembangkan sikap dinamisme. Dalam syiarnya, ia mendorong umat Islam untuk bergerak dan jangan tinggal diam.
    3) Kemunduran umat Islam disebabkan oleh kebekuan dan kejumudan dalam berpikir.
    4) Hukum Islam tidak bersifat statis, tetapi dapat berkembang sesuai per- kembangan zaman.
    5) mat Islam harus menguasai sains dan teknologi yang dimiliki Barat.
    6) Perhatian umat Islam terhadap zuhud menyebabkan kurangnya perhatian terhadap masalah-masalah keduniaan dan sosial kemasyarakatan.

    3. Muhammad Ali Jinnah (1876-1948): Bapak Pakistan
    Jinnah mulai memasuki dunia politik pada tahun 1906, kemudian bergabung dengan Indian National Congress di bawah bimbingan Dadabhai Naoroji. Pada tahun 1910 dia terpilih menjadi ahli Viceroy’s Legislative Council mewakili masyarakat Muslim Bombay.
    Perubahan pada diri Jinnah terjadi pada April tahun 1913 saat mengunjungi London dan bertemu dengan Maulana Muhammad Ali dan Syed Wazir Hasan. Kedua tokoh ini meminta Jinnah untuk bergabung dengan Liga Muslim.
    Pada sisi lain perannya mewujudkan negara Islam adalah bukti bahwa dia tetap berasusmsi Islam sebagai agama yang sempurna, bukan hanya mengatur permasalahan ibadah, akan tetapi juga negara.

    BalasHapus
  21. 1. Sayyid Amir Ali
    Nama lengkapnya Amir Ali, ia dilahirkan di India pada tanggal 6 April 1849. Dia berasal dari keturunan syi’ah yang pindah dari Khurazan dan menetap di India pada tahun 1736 M. pokok – pokok pikiran Sayyid Amir Ali tentang pembaruan Islam dapat diketahui dari bukunya The Spirit Of Islam, sebagai berikut: pada bagaian pertama dalam buku tersebut menyangkut uraian apologi terhadap kehidupan Nabi Muhammad SAW, hal ini dilakukan untuk menunjukkan pada dunia Barat bahwa sifat-sifat Nabi Muhammad itu tidak lain adalah manis, lemah lembut, satria, pemaaf serta belas kasih. Pada bagian kedua buku tersebut ia mulai berbicara tentang Islam itu sendiri. Dalam uariannya mengenai pemikiran dan filsafat Islam, Syed Amir Ali menjelaskan bahwa jiwa yang terdapat dalam Al-Qur’an bukanlah jiwa fatalisme, tetapi jiwa kebebasan manusia dalam berbuat.
    2. Muhammad Iqbal
    Muhammad Iqbal dilahirkan di Sialkot pada tanggal 9 November 1877. Dia seorang sastrawan, filosof, politikus, dan pemikir Islam yang mampu memadukan metode pemikiran Barat dengan perenungan Timur. Pemikiran Muhammad Iqbal tentang pembaruan Islam adalah sebagai berikut:
    a. Ijtihad mempunyai kedudukan penting dalam pembaruan Islam dan pintu ijtihad tetap terbuka
    b. Umat Islam perlu mengembangakan sikap dinamisme
    c. Kemunduran umat Islam disebabkan oleh kebekuan dan kejumudan dalam berpikir
    d. Hukum Islam tidak bersifat statis
    e. Umat Islam harus menguasai sains dan teknologi yang dimiliki Barat
    f. Perhatian umat Islam terhadap zuhud menyebabkan kurangnya perhatian terhadap masalah-masalah keduniaan dan sosial kemasyarakatan.
    3. Muhammad Ali Jinnah
    Anak seorang saudagar yang lahir di Karachi pada tanggal 25 Desember 1876. Walaupun tidak banyak mengeluarkan filsafat dan pemikiran seperti Iqbal, akan tetapi perannya dalam membangun negara Islam Pakistan tidak dapat diingkari. Pada sisi lain perannya mewujudkan negara Islam adalah bukti bahwa ia tetap berasumsi Islam sebagai agama yang sempurna, bukan hanya mengatur permasalahan ibadah, akan tetapi juga negara.

    Pratiwi Dewi Masithoh (4C01 AS)

    BalasHapus
  22. NAMA :MUHAMMAD AINUN NAJIB
    KELAS:(4C01 AS)
    1. Sayyid Amir Ali (1849- 1928)
    Nama lengkapnya Amir Ali, Ia dilahirkan di India pada tanggal 6 April 1849.[1] Dia berasal dari keturunan Syi’ah yang pindah dari Khurazan bersama dengan Nahdhirsyah dan menetap di India pada tahun 1736 M.[2] Dalam bab ilmu pengetahuan, Amir Ali mengemukakan bahwa kemunduran umat Islam terletak pada keadaan umat Islam yang menganggap pintu Ijtihad telah tertutup dan tidak dibolehkan lagi. Ia memberikan kedudukan yang tinggi terhadap akal, ia menguraikan bahwa kemajuan yang dicapai umat Islam dahulu karena mereka berpegang teguh kepada ajaran Nabi Muhammad dan berusaha keras melaksanakannya
    2. Muhammad Iqbal (1877-1938): Penyatu Dua KUtub Pemikiran
    Muhammad Iqbal dilahirkan di Sialkot pada tanggal 9 November 1877. Dia seorang sasterawan, filosof, politikus dan pemikir Islam yang mampu memadukan metode pemikiran barat dengan perenungan timur.[9] Keberadaannya mendominasi kancah pemikiran dan politik Islam di India pada abad ke 20, menggantikan kedudukan Ahmad Khan pada abad sebelumnya.[10]

    Pemikiran Muhammad Iqbal tentang pembaruan Islam adalah sebagai berikut:
    1. Ijtihad mempunyai kedudukan penting dalam pembaruan Islam dan pintu ijtihad tetap terbuka.
    2. Umat Islam perlu mengembangkan sikap dinamisme. Dalam syiarnya, ia mendorong umat Islam untuk bergerak dan jangan tinggal diam.
    3. Kemunduran umat Islam disebabkan oleh kebekuan dan kejumudan dalam berpikir.
    4. Hukum Islam tidak bersifat statis, tetapi dapat berkembang sesuai per- kembangan zaman.
    5. Umat Islam harus menguasai sains dan teknologi yang dimiliki Barat.
    6. Perhatian umat Islam terhadap zuhud menyebabkan kurangnya perhatian terhadap masalah-masalah keduniaan dan sosial kemasyarakatan.
    3. Muhammad Ali Jinnah (1876-1948): Bapak Pakistan
    Tokoh yang sezaman dengan Iqbal adalah Muhammad Ali Jinnah (selanjutnya disebut dengan Jinnah), anak seorang saudagar yang lahir di Karachi pada tanggal 25 Desember 1876. Semenjak masa remaja dia telah meninggalkan India menuju London untuk melanjutkan studi di bidang Hukum dan menjadi pengacara sukses.
    Pada hakikatnya pendirian negara Islam Pakistan yang merdeka tanggal 15 Agustus 1947[18] adalah klimaks dari perjuangan umat Islam di India untuk memiliki negara sendiri yang didasari keyakinan bahwa Hindu dan Muslim di India sesungguhnya tidak mungkin dapat bersatu. Karena agama, budaya dan adat yang berbeda akan menjadi penghalang perpaduan bangsa di masa akan datang seperti telah diramalkan oleh Shah Waliullah, Ahmad Khan dan Iqbal.

    BalasHapus
  23. nama : khoer jalaludin
    npm : 201502862080086
    kelas 4b01 / fai
    1. Sayyid Amir Ali (1849- 1928)
    Nama lengkapnya Amir Ali, Ia dilahirkan di India pada tanggal 6 April 1849.Dia berasal dari keturunan Syi’ah yang pindah dari Khurazan bersama dengan Nahdhirsyah dan menetap di India pada tahun 1736 M. Semasa kecilnya Amir Ali terkenal sebagai anak yang pintar dan punya etos kerja yang tinggi. Keluarganya bekerja pada Istana raja Mughol dan Awadh dan kompeni India Timur sastra dan hukum Ingrish. Setelah itu Amir Ali meneruskan pendidikannya di Ingrish pada tahun 1873 ia meraih gelar sarjana hukum. Amir Ali seorang yang luas pengetahuannya dan terkenal baik di timur maupun di Barat. Dia mengetahui Bahasa Arab dan Persia Pokok-pokok Pikiran Sayyid Amir Ali tentang pembaruan Islam dapat diketahui dari bukunya The Spirit Of Islam para pemikir Islam tersebut gunanya adalah mengajak umat Islam meninjau kembali kepada sejarah masa lampau untuk membuktikan bahwa agama Islam yang mereka anut bukanlah agama yang menyebabkan kemunduran dan menghambat kemajuan,
    2. Muhammad Iqbal dilahirkan di Sialkot pada tanggal 9 November 1877. Dia seorang sasterawan, filosof, politikus dan pemikir Islam yang mampu memadukan metode pemikiran barat dengan perenungan timur. Keberadaannya mendominasi kancah pemikiran dan politik Islam di India pada abad ke 20, menggantikan kedudukan Ahmad Khan pada abad sebelumnya.Dia berasal dari keluarga kelas menengah di Punjab kemudian belajar sampai ke peringkat Master di Lahore. of Religious Thought in Islam” yang membahas masalah keagamaan seperti Tuhan, Inti dari pemikiran pembaharuan Iqbal juga tidak jauh berbeda dengan tokoh-tokoh lain di India Pemikiran Muhammad Iqbal tentang pembaruan Islam :
    1. Ijtihad mempunyai kedudukan penting dalam pembaruan Islam dan pintu ijtihad tetap terbuka.
    3 Perubahan pada diri Jinnah terjadi pada April tahun 1913 saat mengunjungi London dan bertemu dengan Maulana Muhammad Ali dan Syed Wazir Hasan. Kedua tokoh ini meminta Jinnah untuk bergabung dengan Liga Muslim. Ide tentang negara Islam Pakistan sudah mulai ditiupkan oleh Shah Waliullah, lalu dimunculkan oleh Ahmad Khan, dan dikumandangkan oleh Iqbal, akan tetapi Jinnah sesungguhnya orang yang merealisasikannya. Artinya, Jinnah mampu merealisasikan ide-ide tokoh sebelumnya ke alam nyata. Dia lebih cenderung kepada praktisi bukan pemikir.

    BalasHapus
  24. Nama : Halimatussa'diyah
    kelas : PAI 4b01 (Sore)
    NPM : 201502862080090

    1. Sayyid Amir Ali (1849- 1928)
    Nama lengkapnya Amir Ali, Ia dilahirkan di india pada tanggal 6 April 1849. pokok pemikirannya tentang pembaharuan Islam dari bukunya The Spirit Of Islam yang berisi mengenai uraian apologi terhadap kehidupan Nabi Muhammad SAW,serta membicarakan tentang tauhid/keesaan Allah dan pilar dalam islam seperti konsep rukun islam & rukun iman, amir ali juga sangat bersemangat dalam berjihad dan menghormati wanita.
    Amir Ali mengemukakan bahwa kemunduran umat Islam terletak pada keadaan umat Islam yang menganggap pintu Ijtihad telah tertutup dan tidak dibolehkan lagi. Mengenai pemikiran dan filsafat dalam Islam,Amir Ali menjelaskan bahwa jiwa yang terdapat dalam Al-Qur’an bukanlah jiwa fatalisme, tetapi jiwa kebebasan manusia dalam berbuat dan umat islam tidak menganut paham jabariyah melainkan paham qodriyah.
    2. Muhammad Iqbal (1877-1938): Penyatu Dua Kutub Pemikiran
    Muhammad Iqbal dilahirkan di Sialkot pada tanggal 9 November 1877. Dia seorang sastrawan, filosof, politikus dan pemikir Islam yang mampu memadukan metode pemikiran barat dengan perenungan timur.Keberadaannya mendominasi kancah pemikiran dan politik Islam di India pada abad ke 20, menggantikan kedudukan Ahmad Khan pada abad sebelumnya. Pemikiran Muhammad Iqbal tentang pembaruan Islam adalah Ijtihad mempunyai kedudukan penting dalam pembaruan Islam,harus mengembangkan sikap dinamisme,terjadi Kemunduran umat Islam disebabkan oleh kebekuan dan kejumudan dalam berpikir.Hukum Islam harus berkembang,Umat Islam harus dapat menguasai teknologi,dan zuhud penyebab kurangnya perhatian umat islam terhadap masalah keduniaan dan sosial masyarakat.
    3. Muhammad Ali Jinnah (1876-1948): Bapak Pakistan
    lahir di Karachi pada tanggal 25 Desember 1876. dia adalah seorang tokoh pembaharuan yang merealisasikan semua pemikiran/ide dari tokoh sebelumnya.

    BalasHapus
  25. SANDY JANUAR PUTRA
    BSA SORE SEMESTER 4
    201501792030027

    1. Sayyid Amir Ali (1849- 1928)
    Dalam uraiannya mengenai pemikiran dan filsafat dalam Islam, Syed Amir Ali menjelaskan bahwa jiwa yang terdapat dalam Al-Qur’an bukanlah jiwa fatalisme, tetapi jiwa kebebasan manusia dalam berbuat. Dengan jelas ia mengungkapkan bahwa sebenarnya Islam bukan dijiwai oleh paham Jabariah akan tetapi qodriyyah, yaitu faham kebebasan manusia dalam kemauan dan perbuatan (free will and free act). Paham inilah yang menimbulkan peradaban Islam zaman klasik. Kaum mu’tazilah mempunyai pengaruh yang penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan.
    2. Muhammad Iqbal (1877-1938)
    Pemikiran Muhammad Iqbal tentang pembaruan Islam adalah sebagai berikut:
    • Ijtihad mempunyai kedudukan penting dalam pembaruan Islam dan pintu ijtihad tetap terbuka.
    • Umat Islam perlu mengembangkan sikap dinamisme. Dalam syiarnya, ia mendorong umat Islam untuk bergerak dan jangan tinggal diam.
    • Kemunduran umat Islam disebabkan oleh kebekuan dan kejumudan dalam berpikir.
    • Hukum Islam tidak bersifat statis, tetapi dapat berkembang sesuai per- kembangan zaman.
    • Umat Islam harus menguasai sains dan teknologi yang dimiliki Barat.
    • Perhatian umat Islam terhadap zuhud menyebabkan kurangnya perhatian terhadap masalah-masalah keduniaan dan sosial kemasyarakatan.

    3. Muhammad Ali Jinnah (1876-1948)
    Berbeda dengan tokoh pergerakan Islam sebelum dan sezamannya yang biasanya melalui pendidikan Islam tradisional, Jinnah justru melalui semua pendidikan di sekolah secular. Maka ada sebagian pendapat menyatakan bahwa Jinnah pada awalnya tidak lebih dari seorang nasionalis moderat yang tidak memiliki keterikatan apapun dengan gerakan Islam.Maka wajar jika pada awalnya dia tidak menolak konsep satu Negara yang dicadangkan masyarakat Hindu dan nasionalis Muslim. Sesudah tahun 1913 barulah Jinnah lebih dekat kepada kepentingan Islam dan mendukung berdirinya Negara Islam Pakistan.Perubahan pada diri Jinnah terjadi pada April tahun 1913 saat mengunjungi London dan bertemu dengan Maulana Muhammad Ali dan Syed Wazir Hasan. Kedua tokoh ini meminta Jinnah untuk bergabung dengan Liga Muslim.

    BalasHapus
  26. Memahami pembaharuan pemikiran Sayyid Amir Ali, Iqbal, Jinnah dan pengaruhnya

    1. Sayyid Amir Ali (1849-1928)
    Nama lengkapnya Amir Ali,Ia dilahirkan di India pada tanggal 6 April 1849. Dia berasal dari keturunan Syi’ah. Syed Amir Ali memperoleh pendidikan di perguruan Tinggi Muhsiniyya Hooghl Calcutta. Kemudian beliau melanjutkan ke Universitas Aligarh dengan mempelajari Bahasa Arab, sastra dan hukum Ingrish. Setelah itu Amir Ali meneruskan pendidikannya di Ingrish pada tahun 1873 ia meraih gelar sarjana hukum. Ia menjadi guru besar dalam hukum Islam, pengacara, hukum, pelayan masyarakat, pegawai pemerintah Ingris, politikus, dan juga seorang penulis.

    Pokok-pokok Pikiran Sayyid Amir Ali tentang pembaruan Islam dapat diketahui dari bukunya The Spirit Of Islam sebagai berikut:

    Pada bagian pertama dalam buku tersebut adalah menyangkut uraian apologi terhadap kehidupan Nabi Muhammad SAW, hal ini dilakukan untuk menunjukan pada dunia Barat bahwa sifat-sifat Nabi Muhammad itu tidak lain adalah manis, lemah lembut, satria, pemaaf serta belas kasih.
    pada bagian kedua pada buku tersebut ia mulai berbicara tentang Islam itu sendiri.
    Pada bab pertama Amir Ali berbicara tentang tauhid yaitu tentang keesaan Allah, tidak terwujud benda (materi), kuasa, penyayang dan maha pengasih.
    Pada bab kedua ia menjelaskan perihal peribadatan yang dilakukan umat Islam.
    Pada bab ketiga, Amir Ali berbicara tentang hari kiamat
    Dalam membahas soal perbudakan Syed Amir Ali, menerangkan bahwa sistem perbudakan sudah sejak lama dari zaman purba merata seluruh dunia.
    Pada bab keempat Syed Amir Ali berbicara tentang semangat jihad.
    Pada bab kelima ia berbicara tentang kedudukan wanita dalam Islam.
    Dalam bab ilmu pengetahuan, Amir Ali mengemukakan bahwa kemunduran umat Islam terletak pada keadaan umat Islam yang menganggap pintu Ijtihad telah tertutup dan tidak dibolehkan lagi.
    Dalam uraiannya mengenai pemikiran dan filsafat dalam Islam, Syed Amir Ali menjelaskan bahwa jiwa yang terdapat dalam Al-Qur’an bukanlah jiwa fatalisme, tetapi jiwa kebebasan manusia dalam berbuat.

    2. Muhammad Iqbal (1877-1938): Penyatu Dua Kutub Pemikiran

    Muhammad Iqbal dilahirkan di Sialkot pada tanggal 9 November 1877. Dia seorang sasterawan, filosof, politikus dan pemikir Islam

    Pemikiran Muhammad Iqbal tentang pembaruan Islam adalah sebagai berikut:

    1.Ijtihad mempunyai kedudukan penting dalam pembaruan Islam dan pintu ijtihad tetap terbuka.
    2.Umat Islam perlu mengembangkan sikap dinamisme. Dalam syiarnya, ia mendorong umat Islam untuk bergerak dan jangan tinggal diam.
    3.Kemunduran umat Islam disebabkan oleh kebekuan dan kejumudan dalam berpikir.
    4.Hukum Islam tidak bersifat statis, tetapi dapat berkembang sesuai perkembangan zaman.
    5.Umat Islam harus menguasai sains dan teknologi yang dimiliki Barat.
    6.Perhatian umat Islam terhadap zuhud menyebabkan kurangnya perhatian terhadap masalah-masalah keduniaan dan sosial kemasyarakatan.

    3. Muhammad Ali Jinnah (1876-1948): Bapak Pakistan

    Tokoh yang sezaman dengan Iqbal adalah Muhammad Ali Jinnah 25 Desember 1876. Berbeda dengan tokoh pergerakan Islam sebelum dan sezamannya yang biasanya melalui pendidikan Islam tradisional, Jinnah justru melalui semua pendidikan di sekolah secular.
    Ide tentang negara Islam Pakistan sudah mulai ditiupkan oleh Shah Waliullah, lalu dimunculkan oleh Ahmad Khan, dan dikumandangkan oleh Iqbal, akan tetapi Jinnah sesungguhnya orang yang merealisasikannya. Walaupun tidak banyak mengeluarkan filsafat dan pemikiran seperti Iqbal, akan tetapi perannya dalam membangun negara Islam Pakistan tidak dapat diingkari.
    Pada hakikatnya pendirian negara Islam Pakistan yang merdeka tanggal 15 Agustus 1947adalah klimaks dari perjuangan umat Islam di India untuk memiliki negara sendiri yang didasari keyakinan bahwa Hindu dan Muslim di India sesungguhnya tidak mungkin dapat bersatu. Karena agama, budaya dan adat yang berbeda akan menjadi penghalang perpaduan bangsa di masa akan datang seperti telah diramalkan oleh Shah Waliullah, Ahmad Khan dan Iqbal

    Muhammad nofrizal
    201501792030005
    4B01 ( SORE )

    BalasHapus
  27. PUTRI WIDIATI ANDINI (2015017920300)
    BSA 4B01
    Memahami pembaharuan pemikiran Sayyid Amir Ali,Iqbal,Jinnah dan pengaruhnya
    1.Sayyid Amir Ali (1849- 1928)
    Nama lengkapnya Amir Ali,Ia dilahirkan di India pada tanggal 6 April 1849.Dia berasal dari keturunan Syi’ah yang pindah dari Khurazan bersama dengan Nahdhirsyah dan menetap di India pada tahun 1736 M.
    Pokok-pokok Pikiran Sayyid Amir Ali tentang pembaruan Islam dapat diketahui dari bukunya The Spirit Of Islam sebagai berikut:
    Pada bab pertama Amir Ali berbicara tentang tauhid yaitu tentang keesaan Allah, tidak terwujud benda (materi), kuasa, penyayang dan maha pengasih.
    Pada bab kedua ia menjelaskan perihal peribadatan yang dilakukan umat Islam. Konsep sembahyang, puasa, membayar zakat dan naik haji. Dengan peribadatan sembahyang umat Islam mampu menguasai hasrat jiwa manusia untuk mencurahkan cintanya dan rasa syukurnya kepada Tuhan dan mewajibkan sembahyang itu dilakukan dalam waktu tertentu atau yang telah ditentukan.
    pada bab ketiga, Amir Ali berbicara tentang hari kiamat (hari berbangkit), yang harus dipercaya umat Islam. Di akhirat nanti tiap orang harus mempertanggung jawabkan segala perbuatannya di dunia ini. Kesenangan dan kesengsaraan seseorang bergantung pada perbuatannya dihidup pertama. Itulah kenyataan pokok yang harus diterima dalam Islam. Akan tetapi soal bentuk kesenangan dan kesengsaraan yang diperoleh nanti di akhirat umpamanya bukan menjadi soal pokok, perbedaan dalam hal ini boleh saja.Namun ajaran mengenai akhirat ini amat besar arti dan pengaruhnya dalam mendorong manusia untuk berbuat baik dan menjauhi perbuatan Jahat.
    Pada bab keempat Syed Amir Ali berbicara tentang semangat jihad, dan jihad menurut konsep Amir Ali ini berbeda dengan konsep jihad dari pemikir Islam lain. Jihad dalam konsepnya merupakan alternatif terakhir yang dilakukan oleh umat Islam, apabila kita diserang maka kita harus berperang atau mempertahankan diri.
    pada bab kelima ia berbicara tentang kedudukan wanita dalam Islam. Menurutnya salah satu ajaran yang asasi dalam Islam ialah menghormati wanita. Rasulullah SAW sangat menghargai hak-hak wanita, ia memberikan kedudukan yang sama antara wanita dengan kaum pria dalam menjalankan segala kekuasaan hukum dan jabatan. Poligami dengan membatasi jumlah maksimum perkawinan dalam masa yang sama dan menciptakan peraturan yang seadil-adilnya mengenai semua kewajiban laki-laki.
    2.Muhammad Iqbal (1877-1938): Penyatu Dua KUtub Pemikiran
    Muhammad Iqbal dilahirkan di Sialkot pada tanggal 9 November 1877. Dia seorang sasterawan, filosof, politikus dan pemikir Islam yang mampu memadukan metode pemikiran barat dengan perenungan timur.Keberadaannya mendominasi kancah pemikiran dan politik Islam di India pada abad ke 20, menggantikan kedudukan Ahmad Khan pada abad sebelumnya.
    Pemikiran Muhammad Iqbal tentang pembaruan Islam adalah sebagai berikut:
    1. Ijtihad mempunyai kedudukan penting dalam pembaruan Islam dan pintu ijtihad tetap terbuka.
    2. Umat Islam perlu mengembangkan sikap dinamisme. Dalam syiarnya, ia mendorong umat Islam untuk bergerak dan jangan tinggal diam.
    3. Kemunduran umat Islam disebabkan oleh kebekuan dan kejumudan dalam berpikir.
    4. Hukum Islam tidak bersifat statis, tetapi dapat berkembang sesuai per- kembangan zaman.
    5. Umat Islam harus menguasai sains dan teknologi yang dimiliki Barat.
    6. Perhatian umat Islam terhadap zuhud menyebabkan kurangnya perhatian terhadap masalah-masalah keduniaan dan sosial kemasyarakatan.
    3.Muhammad Ali Jinnah (1876-1948): Bapak Pakistan Tokoh yang sezaman dengan Iqbal adalah Muhammad Ali Jinnah (selanjutnya disebut dengan Jinnah), anak seorang saudagar yang lahir di Karachi pada tanggal 25 Desember 1876. Semenjak masa remaja dia telah meninggalkan India menuju London untuk melanjutkan studi di bidang Hukum dan menjadi pengacara sukses.

    BalasHapus
  28. 1. Sayyid Amir Ali (1849- 1928)
    Nama lengkapnya Amir Ali, Ia dilahirkan di India pada tanggal 6 April 1849.[1] Dia berasal dari keturunan Syi’ah yang pindah dari Khurazan bersama dengan Nahdhirsyah dan menetap di India pada tahun 1736 M.[2]
    Semasa kecilnya Amir Ali terkenal sebagai anak yang pintar dan punya etos kerja yang tinggi. Keluarganya bekerja pada Istana raja Mughol dan Awadh dan kompeni India Timur. Syed Amir Ali memperoleh pendidikan di perguruan Tinggi Muhsiniyya Hooghl Calcutta. Kemudian beliau melanjutkan ke Universitas Aligarh dengan mempelajari Bahasa Arab, sastra dan hukum Ingrish. Setelah itu Amir Ali meneruskan pendidikannya di Ingrish pada tahun 1873 ia meraih gelar sarjana hukum.
    Amir Ali seorang yang luas pengetahuannya dan terkenal baik di timur maupun di Barat. Dia mengetahui Bahasa Arab dan Persia. Pada masa remajanya ia telah berhubungan dengan sastrawan Ingris sekaligus mendalami hasil-hasil karyanya dan telah membaca novel-novel Shakespeare, Firdausnya Halmilton dan roman Walter Scoott. Dia juga telah membaca buku Gibbon yang berisi sejarah jatuhnya Imperium Romawi. Setelah memperoleh kesarjanahannya dia kembali ke India dan bekerja pada berbagai lapangan penting. Ia menjadi guru besar dalam hukum Islam, pengacara, hukum, pelayan masyarakat, pegawai pemerintah Ingris, politikus, dan juga seorang penulis.
    2. Muhammad Iqbal (1877-1938): Penyatu Dua KUtub Pemikiran
    Muhammad Iqbal dilahirkan di Sialkot pada tanggal 9 November 1877. Dia seorang sasterawan, filosof, politikus dan pemikir Islam yang mampu memadukan metode pemikiran barat dengan perenungan timur.[9] Keberadaannya mendominasi kancah pemikiran dan politik Islam di India pada abad ke 20, menggantikan kedudukan Ahmad Khan pada abad sebelumnya.
    3. Muhammad Ali Jinnah (1876-1948): Bapak Pakistan
    Tokoh yang sezaman dengan Iqbal adalah Muhammad Ali Jinnah (selanjutnya disebut dengan Jinnah), anak seorang saudagar yang lahir di Karachi pada tanggal 25 Desember 1876. Semenjak masa remaja dia telah meninggalkan India menuju London untuk melanjutkan studi di bidang Hukum dan menjadi pengacara sukses.
    Jinnah mulai memasuki dunia politik pada tahun 1906, kemudian bergabung dengan Indian National Congress di bawah bimbingan Dadabhai Naoroji. Pada tahun 1910 dia terpilih menjadi ahli Viceroy’s Legislative Council mewakili masyarakat Muslim Bombay.

    zaenab (4C01 AS)

    BalasHapus
  29. Nama lengkapnya Amir Ali, Ia dilahirkan di India pada tanggal 6 April 1849.berasal dari keturunan Syi’ah yang pindah dari Khurazan bersama dengan Nahdhirsyah dan menetap di India pada tahun 1736 M.
    Pokok-pokok Pikiran Sayyid Amir Ali tentang pembaruan Islam dapat diketahui dari bukunya The Spirit Of Islam sebagai berikut:
    Pada bagian pertama dalam buku tersebut adalah menyangkut uraian apologi terhadap kehidupan Nabi Muhammad SAW, hal ini dilakukan untuk menunjukan pada dunia Barat bahwa sifat-sifat Nabi Muhammad itu tidak lain adalah manis, lemah lembut, satria, pemaaf serta belas kasih.
    Sedang pada bagian kedua pada buku tersebut ia mulai berbicara tentang Islam itu sendiri. Pada bab pertama Amir Ali berbicara tentang tauhid yaitu tentang keesaan Allah, tidak terwujud benda (materi), kuasa, penyayang dan maha pengasih.
    Sedangkan pada bab ketiga, Amir Ali berbicara tentang hari kiamat (hari berbangkit), yang harus dipercaya umat Islam.
    Pada bab keempat Syed Amir Ali berbicara tentang semangat jihad, dan jihad menurut konsep Amir Ali ini berbeda dengan konsep jihad dari pemikir Islam lain. Jihad dalam konsepnya merupakan alternatif terakhir yang dilakukan oleh umat Islam, apabila kita diserang maka kita harus berperang atau mempertahankan diri.
    Sedang pada bab kelima ia berbicara tentang kedudukan wanita dalam Islam. Menurutnya salah satu ajaran yang asasi dalam Islam ialah menghormati wanita. Rasulullah SAW sangat menghargai hak-hak wanita, ia memberikan kedudukan yang sama antara wanita dengan kaum pria dalam menjalankan segala kekuasaan hukum dan jabatan. Poligami dengan membatasi jumlah maksimum perkawinan dalam masa yang sama dan menciptakan peraturan yang seadil-adilnya mengenai semua kewajiban laki-laki. Amir Ali lebih lanjut mengatakan, hendaklah diingat kenyataan bahwa adanya poligami tergantung keadaan. Ada masa-masa keadaan-keadaan masyarakat.
    2. Muhammad Iqbal (1877-1938): Penyatu Dua KUtub Pemikiran
    Muhammad Iqbal dilahirkan di Sialkot pada tanggal 9 November 1877. Dia seorang sasterawan, filosof, politikus dan pemikir Islam yang mampu memadukan metode pemikiran barat dengan perenungan timur. Keberadaannya mendominasi kancah pemikiran dan politik Islam di India pada abad ke 20, menggantikan kedudukan Ahmad Khan pada abad sebelumnya.
    Inti dari pemikiran pembaharuan Iqbal juga tidak jauh berbeda dengan tokoh-tokoh lain di India khususnya dalam meresponi kondisi masyarakat yang zumud dan tertingga.
    Pemikiran Muhammad Iqbal tentang pembaruan Islam adalah sebagai berikut:
    1. Ijtihad mempunyai kedudukan penting dalam pembaruan Islam dan pintu ijtihad tetap terbuka.
    2. Umat Islam perlu mengembangkan sikap dinamisme. Dalam syiarnya, ia mendorong umat Islam untuk bergerak dan jangan tinggal diam.
    3. Kemunduran umat Islam disebabkan oleh kebekuan dan kejumudan dalam berpikir.
    4. Hukum Islam tidak bersifat statis, tetapi dapat berkembang sesuai per- kembangan zaman.
    5. Umat Islam harus menguasai sains dan teknologi yang dimiliki Barat.
    6. Perhatian umat Islam terhadap zuhud menyebabkan kurangnya perhatian terhadap masalah-masalah keduniaan dan sosial kemasyarakatan.

    3. Muhammad Ali Jinnah (1876-1948): Bapak Pakistan
    Tokoh yang sezaman dengan Iqbal adalah Muhammad Ali Jinnah (selanjutnya disebut dengan Jinnah), anak seorang saudagar yang lahir di Karachi pada tanggal 25 Desember 1876. Semenjak masa remaja dia telah meninggalkan India menuju London untuk melanjutkan studi di bidang Hukum dan menjadi pengacara sukses.
    Berbeda dengan tokoh pergerakan Islam sebelum dan sezamannya yang biasanya melalui pendidikan Islam tradisional, Jinnah justru melalui semua pendidikan di sekolah secular. Maka ada sebagian pendapat menyatakan bahwa Jinnah pada awalnya tidak lebih dari seorang nasionalis moderat yang tidak memiliki keterikatan apapun dengan gerakan Islam.
    Muhammad Handriansyah
    ( 4C01 AS )

    BalasHapus
  30. Memahami pembaharuan pemikiran Sayyid Amir Ali, Iqbal, Jinnah dan pengaruhnya

    1. Sayyid Amir Ali (1849- 1928)
    Nama lengkapnya Amir Ali, Ia jdilahirkan di India pada tanggal 6 April 1849.[1] Dia berasal dari keturunan Syi’ah yang pindah dari Khurazan bersama dengan Nahdhirsyah dan menetap di India pada tahun 1736 M.[2] Pokok-pokok Pikiran Sayyid Amir Ali tentang pembaruan Islam dapat diketahui dari bukunya The Spirit Of Islam . Dalam uraiannya mengenai pemikiran dan filsafat dalam Islam, Syed Amir Ali menjelaskan bahwa jiwa yang terdapat dalam Al-Qur’an bukanlah jiwa fatalisme, tetapi jiwa kebebasan manusia dalam berbuat. 2. Muhammad Iqbal (1877-1938): Penyatu Dua KUtub Pemikiran
    Muhammad Iqbal dilahirkan di Sialkot pada tanggal 9 November 1877. Dia seorang sasterawan, filosof, politikus dan pemikir Islam yang mampu memadukan metode pemikiran barat dengan perenungan timur. 3.Muhammad Ali Jinnah (1876-1948): Bapak Pakistan . Berbeda dengan tokoh pergerakan Islam sebelum dan sezamannya yang biasanya melalui pendidikan Islam tradisional, Jinnah justru melalui semua pendidikan di sekolah secular. Maka ada sebagian pendapat menyatakan bahwa Jinnah pada awalnya tidak lebih dari seorang nasionalis moderat yang tidak memiliki keterikatan apapun dengan gerakan Islam.Maka wajar jika pada awalnya dia tidak menolak konsep satu Negara yang dicadangkan masyarakat Hindu dan nasionalis Muslim. Sesudah tahun 1913 barulah Jinnah lebih dekat kepada kepentingan Islam dan mendukung berdirinya Negara Islam Pakistan.

    Neneng Hasanah 4C01 PAI

    BalasHapus
  31. Nama : OO SaEpul
    NPM : 201502862080124 (PAI-4B01)

    1. Sayyid Amir Ali (1849- 1928)
    Nama lengkapnya Amir Ali, Ia dilahirkan di India pada tanggal 6 April 1849.[1] Dia berasal dari keturunan Syi’ah yang pindah dari Khurazan bersama dengan Nahdhirsyah dan menetap di India pada tahun 1736 M.[2]
    Pokok-pokok Pikiran Sayyid Amir Ali tentang pembaruan Islam dapat diketahui dari bukunya The Spirit Of Islam sebagai berikut:

    2. Muhammad Iqbal (1877-1938): Penyatu Dua KUtub Pemikiran
    Muhammad Iqbal dilahirkan di Sialkot pada tanggal 9 November 1877. Dia seorang sasterawan, filosof, politikus dan pemikir Islam yang mampu memadukan metode pemikiran barat dengan perenungan timur.
    Pemikiran Muhammad Iqbal tentang pembaruan Islam adalah sebagai berikut:
    1. Ijtihad mempunyai kedudukan penting dalam pembaruan Islam dan pintu ijtihad tetap terbuka.
    2. Umat Islam perlu mengembangkan sikap dinamisme. Dalam syiarnya, ia mendorong umat Islam untuk bergerak dan jangan tinggal diam.
    3. Kemunduran umat Islam disebabkan oleh kebekuan dan kejumudan dalam berpikir.
    4. Hukum Islam tidak bersifat statis, tetapi dapat berkembang sesuai per- kembangan zaman.
    5. Umat Islam harus menguasai sains dan teknologi yang dimiliki Barat.
    6. Perhatian umat Islam terhadap zuhud menyebabkan kurangnya perhatian terhadap masalah-masalah keduniaan dan sosial kemasyarakatan.

    3. Muhammad Ali Jinnah (1876-1948): Bapak Pakistan
    Tokoh yang sezaman dengan Iqbal adalah Muhammad Ali Jinnah (selanjutnya disebut dengan Jinnah), anak seorang saudagar yang lahir di Karachi pada tanggal 25 Desember 1876. Jinnah mulai memasuki dunia politik pada tahun 1906, kemudian bergabung dengan Indian National Congress di bawah bimbingan Dadabhai Naoroji. Pada tahun 1910 dia terpilih menjadi ahli Viceroy’s Legislative Council mewakili masyarakat Muslim Bombay.

    BalasHapus
  32. Memahami pembaharuan pemikiran Sayyid Amir Ali, Iqbal, Jinnah dan pengaruhnya

    1. Sayyid Amir Ali (1849- 1928)
    Nama lengkapnya Amir Ali, Ia dilahirkan di India pada tanggal 6 April 1849.[1] Dia berasal dari keturunan Syi’ah yang pindah dari Khurazan bersama dengan Nahdhirsyah dan menetap di India pada tahun 1736 M.
    Syed Amir Ali memperoleh pendidikan di perguruan Tinggi Muhsiniyya Hooghl Calcutta. Kemudian beliau melanjutkan ke Universitas Aligarh dengan mempelajari Bahasa Arab, sastra dan hukum Ingrish. Setelah itu Amir Ali meneruskan pendidikannya di Ingrish pada tahun 1873 ia meraih gelar sarjana hukum.
    Pokok-pokok Pikiran Sayyid Amir Ali tentang pembaruan Islam dapat diketahui dari bukunya The Spirit Of Islam sebagai berikut:
    Pada bagian pertama dalam buku tersebut adalah menyangkut uraian apologi terhadap kehidupan Nabi Muhammad SAW, hal ini dilakukan untuk menunjukan pada dunia Barat bahwa sifat-sifat Nabi Muhammad itu tidak lain adalah manis, lemah lembut, satria, pemaaf serta belas kasih.
    Sedang pada bagian kedua pada buku tersebut ia mulai berbicara tentang Islam itu sendiri. Pada bab pertama Amir Ali berbicara tentang tauhid yaitu tentang keesaan Allah, tidak terwujud benda (materi), kuasa, penyayang dan maha pengasih.
    Pada bab kedua ia menjelaskan perihal peribadatan yang dilakukan umat Islam. Konsep sembahyang, puasa, membayar zakat dan naik haji.
    Sedangkan pada bab ketiga, Amir Ali berbicara tentang hari kiamat (hari berbangkit), yang harus dipercaya umat Islam.
    Pada bab keempat Syed Amir Ali berbicara tentang semangat jihad,
    Sedang pada bab kelima ia berbicara tentang kedudukan wanita dalam Islam.
    Dalam bab ilmu pengetahuan, Amir Ali mengemukakan bahwa kemunduran umat Islam terletak pada keadaan umat Islam yang menganggap pintu Ijtihad telah tertutup dan tidak dibolehkan lagi.
    2. Muhammad Iqbal (1877-1938): Penyatu Dua KUtub Pemikiran
    Muhammad Iqbal dilahirkan di Sialkot pada tanggal 9 November 1877. Dia seorang sasterawan, filosof, politikus dan pemikir Islam yang mampu memadukan metode pemikiran barat dengan perenungan timur.
    Pemikiran Muhammad Iqbal tentang pembaruan Islam adalah sebagai berikut:
    1. Ijtihad mempunyai kedudukan penting dalam pembaruan Islam dan pintu ijtihad tetap terbuka.
    2. Umat Islam perlu mengembangkan sikap dinamisme. Dalam syiarnya, ia mendorong umat Islam untuk bergerak dan jangan tinggal diam.
    3. Kemunduran umat Islam disebabkan oleh kebekuan dan kejumudan dalam berpikir.
    4. Hukum Islam tidak bersifat statis, tetapi dapat berkembang sesuai per- kembangan zaman.
    5. Umat Islam harus menguasai sains dan teknologi yang dimiliki Barat.
    6. Perhatian umat Islam terhadap zuhud menyebabkan kurangnya perhatian terhadap masalah-masalah keduniaan dan sosial kemasyarakatan.
    3. Muhammad Ali Jinnah (1876-1948): Bapak Pakistan
    Tokoh yang sezaman dengan Iqbal adalah Muhammad Ali Jinnah (selanjutnya disebut dengan Jinnah), anak seorang saudagar yang lahir di Karachi pada tanggal 25 Desember 1876. Semenjak masa remaja dia telah meninggalkan India menuju London untuk melanjutkan studi di bidang Hukum dan menjadi pengacara sukses.
    Jinnah mulai memasuki dunia politik pada tahun 1906, kemudian bergabung dengan Indian National Congress di bawah bimbingan Dadabhai Naoroji. Pada tahun 1910 dia terpilih menjadi ahli Viceroy’s Legislative Council mewakili masyarakat Muslim Bombay.
    pada awalnya dia tidak menolak konsep satu Negara yang dicadangkan masyarakat Hindu dan nasionalis Muslim. Sesudah tahun 1913 barulah Jinnah lebih dekat kepada kepentingan Islam dan mendukung berdirinya Negara Islam Pakistan.
    Perubahan pada diri Jinnah terjadi pada April tahun 1913 saat mengunjungi London dan bertemu dengan Maulana Muhammad Ali dan Syed Wazir Hasan. Kedua tokoh ini meminta Jinnah untuk bergabung dengan Liga Muslim.

    Amaliyatun (4C01 AS)

    BalasHapus
  33. Memahami Pembaharuan Pemikiran Sayyid Amir Ali, Iqbal, Jinnah dan Pembaharuannya
    1. Sayyid Amir Ali (1849-1928)
    Lahir di India, 16April 1849, keturunan Syiah dari Khurazan tinggal di India tahun 1736 M. Dalam bukunya "The Spirit of Islam" ia menuangkan pemikirannya tentang sejarah nabi, tauhid, peribadatan, hari akhir, menghapus perbudakan dalam islam, konsep jihad, pendapatnya tentang kemunduran ummat Islam karena anggapan telah tertutupnya pintu ijtihad dan pemikiran filsafat dalam Islam.

    2. Muhammad Iqbal (1877-1938) Penyatu Dua Kutub Pemikiran
    Lahir di Sialkot 9November 1877. Seorang sastrawan, filosof, politikus, pemikir islam yang memadukan pemikiran barat dengan perenungan timur, dan merupakan penerus Sayyid Ahmad Khan.
    Setelah menyelesaikan kuliah Filsafatnya di Eropa ia mengarang buku "The Recontruction of Religious Thought in Islam" membahas ketuhanan, kenabian, hukum, filsafat, tasawuf dan pendekatan modernnya.
    Pemikiran Muhammad Iqbal : ijtihad berkedudukan penting dalam Islam, perlunya mengembangkan sikap dinamisme, kebekuan dan kejumuddan berfikirpangkal dari kemunduran, hukum islam berkembang sesuai zaman, harus menguasai sains dan teknologi.

    3. Muhammad Ali Jinnah
    Hidup sezaman dengan Muhammad Iqbal. Lahir di Karachi, 25Desember 1878. Ia seorang pembaharu yang mengawali pendidikannya disekolah sekuler, ada juga yang berpendapat bahw ia adalah nasionalis modern. Setelah tahun 1913 ia merapat mendukung kepentingan islam dan mendukung berdirinya Negara Islam Pakistan, yang merupakan pemikiran para pembaharu sebelumya Sayyid Ahmad Khan dan muhammad Iqbal. Ia sangat berperan dalam berdirinya Negara Islam Pakistan yang merdeka pada 15Agustus 1947. Ini merupakan klimaks dari perjuangan ummat islam di India yang sebelumya selalu berkonflik dengan umat Hindu di India.
    Didi supriyadi AS(4c01)
    201503742300022

    BalasHapus
  34. 1. Sayyid Amir Ali (1849-1928)
    Lahir di India, 16April 1849, keturunan Syiah dari Khurazan tinggal di India tahun 1736 M. Dalam bukunya "The Spirit of Islam" ia menuangkan pemikirannya tentang sejarah nabi, tauhid, peribadatan, hari akhir, menghapus perbudakan dalam islam, konsep jihad, pendapatnya tentang kemunduran ummat Islam karena anggapan telah tertutupnya pintu ijtihad dan pemikiran filsafat dalam Islam.

    2. Muhammad Iqbal (1877-1938) Penyatu Dua Kutub Pemikiran
    Lahir di Sialkot 9November 1877. Seorang sastrawan, filosof, politikus, pemikir islam yang memadukan pemikiran barat dengan perenungan timur, dan merupakan penerus Sayyid Ahmad Khan.
    Setelah menyelesaikan kuliah Filsafatnya di Eropa ia mengarang buku "The Recontruction of Religious Thought in Islam" membahas ketuhanan, kenabian, hukum, filsafat, tasawuf dan pendekatan modernnya.
    Pemikiran Muhammad Iqbal : ijtihad berkedudukan penting dalam Islam, perlunya mengembangkan sikap dinamisme, kebekuan dan kejumuddan berfikirpangkal dari kemunduran, hukum islam berkembang sesuai zaman, harus menguasai sains dan teknologi.

    3. Muhammad Ali Jinnah
    Hidup sezaman dengan Muhammad Iqbal. Lahir di Karachi, 25Desember 1878. Ia seorang pembaharu yang mengawali pendidikannya disekolah sekuler, ada juga yang berpendapat bahw ia adalah nasionalis modern. Setelah tahun 1913 ia merapat mendukung kepentingan islam dan mendukung berdirinya Negara Islam Pakistan, yang merupakan pemikiran para pembaharu sebelumya Sayyid Ahmad Khan dan muhammad Iqbal. Ia sangat berperan dalam berdirinya Negara Islam Pakistan yang merdeka pada 15Agustus 1947. Ini merupakan klimaks dari perjuangan ummat islam di India yang sebelumya selalu berkonflik dengan umat Hindu di India.
    Muhammad Abdurrokhim ( 4c01 )
    201503742300015

    BalasHapus
  35. Sayyid Amir Ali (1849- 1928)
    Nama lengkapnya Amir Ali, Ia dilahirkan di India pada tanggal 6 April 1849.Dia berasal dari keturunan Syi’ah yang pindah dari Khurazan bersama dengan Nahdhirsyah dan menetap di India pada tahun 1736 M.Dalam uraiannya mengenai pemikiran dan filsafat dalam Islam, Syed Amir Ali menjelaskan bahwa jiwa yang terdapat dalam Al-Qur’an bukanlah jiwa fatalisme, tetapi jiwa kebebasan manusia dalam berbuat.

    Muhammad Iqbal (1877-1938)
    Muhammad Iqbal dilahirkan di Sialkot pada tanggal 9 November 1877. Dia seorang sasterawan, filosof, politikus dan pemikir Islam yang mampu memadukan metode pemikiran barat dengan perenungan timur.Keberadaannya mendominasi kancah pemikiran dan politik Islam di India pada abad ke 20, menggantikan kedudukan Ahmad Khan pada abad sebelumnya.Pemikiran Muhammad Iqbal tentang pembaruan Islam adalah sebagai berikut:
    1. Ijtihad mempunyai kedudukan penting dalam pembaruan Islam dan pintu ijtihad tetap terbuka.
    2. Umat Islam perlu mengembangkan sikap dinamisme. Dalam syiarnya, ia mendorong umat Islam untuk bergerak dan jangan tinggal diam.
    3. Kemunduran umat Islam disebabkan oleh kebekuan dan kejumudan dalam berpikir.
    4. Hukum Islam tidak bersifat statis, tetapi dapat berkembang sesuai per- kembangan zaman.
    5. Umat Islam harus menguasai sains dan teknologi yang dimiliki Barat.
    6. Perhatian umat Islam terhadap zuhud menyebabkan kurangnya perhatian terhadap masalah-masalah keduniaan dan sosial kemasyarakatan.

    3. Muhammad Ali Jinnah (1876-1948): Bapak Pakistan
    Pada hakikatnya pendirian negara Islam Pakistan yang merdeka tanggal 15 Agustus 1947 adalah klimaks dari perjuangan umat Islam di India untuk memiliki negara sendiri yang didasari keyakinan bahwa Hindu dan Muslim di India sesungguhnya tidak mungkin dapat bersatu. Karena agama, budaya dan adat yang berbeda akan menjadi penghalang perpaduan bangsa di masa akan datang seperti telah diramalkan oleh Shah Waliullah, Ahmad Khan dan Iqbal.
    Kenyataan ini ternyata terbukti dengan berbagai konfik yang terjadi di antara umat Islam dengan umat Hindu, seperti peristiwa bulan May 1923 di Calcuta, Juli 1924 di Bakrid dan Gulburga dan 2 April 1926 di Calcuta yang meninggalkan banyak korban. Bahkan di tahun 1927 saja ada lebih kurang 31 kasus pertumpahan darah.
    Penyebab konflik sudah sangat beragam, dari masalah sejarah, politik, agama, bahkan yang terakhir disebabkan oleh masalah ekonomi. Karena dari aspek terakhir ini umat Islam berada pada tingkatan yang lebih rendah dibandingkan masyarakat Hindu.Namun yang jelas benih konflik itu sudah wujud semenjak awal, dan peristiwa mutini tahun 1857 merupakan salah satu puncaknya.

    Ade istiqomah
    201501792030026/BSA 4B01

    BalasHapus
  36. Memahami pembaharuan pemikiran Sayyid Amir Ali, Iqbal, Jinnah dan pengaruhnya

    1. Sayyid Amir Ali (1849- 1928)
    Nama lengkapnya Amir Ali, Ia dilahirkan di India pada tanggal 6 April 1849.[1] Dia berasal dari keturunan Syi’ah yang pindah dari Khurazan bersama dengan Nahdhirsyah dan menetap di India pada tahun 1736 M.
    Syed Amir Ali memperoleh pendidikan di perguruan Tinggi Muhsiniyya Hooghl Calcutta. Kemudian beliau melanjutkan ke Universitas Aligarh dengan mempelajari Bahasa Arab, sastra dan hukum Ingrish. Setelah itu Amir Ali meneruskan pendidikannya di Ingrish pada tahun 1873 ia meraih gelar sarjana hukum.
    Pokok-pokok Pikiran Sayyid Amir Ali tentang pembaruan Islam dapat diketahui dari bukunya The Spirit Of Islam sebagai berikut:
    Pada bagian pertama dalam buku tersebut adalah menyangkut uraian apologi terhadap kehidupan Nabi Muhammad SAW, hal ini dilakukan untuk menunjukan pada dunia Barat bahwa sifat-sifat Nabi Muhammad itu tidak lain adalah manis, lemah lembut, satria, pemaaf serta belas kasih.
    Sedang pada bagian kedua pada buku tersebut ia mulai berbicara tentang Islam itu sendiri. Pada bab pertama Amir Ali berbicara tentang tauhid yaitu tentang keesaan Allah, tidak terwujud benda (materi), kuasa, penyayang dan maha pengasih.
    Pada bab kedua ia menjelaskan perihal peribadatan yang dilakukan umat Islam. Konsep sembahyang, puasa, membayar zakat dan naik haji.
    Sedangkan pada bab ketiga, Amir Ali berbicara tentang hari kiamat (hari berbangkit), yang harus dipercaya umat Islam.
    Pada bab keempat Syed Amir Ali berbicara tentang semangat jihad,
    Sedang pada bab kelima ia berbicara tentang kedudukan wanita dalam Islam.
    Dalam bab ilmu pengetahuan, Amir Ali mengemukakan bahwa kemunduran umat Islam terletak pada keadaan umat Islam yang menganggap pintu Ijtihad telah tertutup dan tidak dibolehkan lagi.
    2. Muhammad Iqbal (1877-1938): Penyatu Dua KUtub Pemikiran
    Muhammad Iqbal dilahirkan di Sialkot pada tanggal 9 November 1877. Dia seorang sasterawan, filosof, politikus dan pemikir Islam yang mampu memadukan metode pemikiran barat dengan perenungan timur.
    Pemikiran Muhammad Iqbal tentang pembaruan Islam adalah sebagai berikut:
    1. Ijtihad mempunyai kedudukan penting dalam pembaruan Islam dan pintu ijtihad tetap terbuka.
    2. Umat Islam perlu mengembangkan sikap dinamisme. Dalam syiarnya, ia mendorong umat Islam untuk bergerak dan jangan tinggal diam.
    3. Kemunduran umat Islam disebabkan oleh kebekuan dan kejumudan dalam berpikir.
    4. Hukum Islam tidak bersifat statis, tetapi dapat berkembang sesuai per- kembangan zaman.
    5. Umat Islam harus menguasai sains dan teknologi yang dimiliki Barat.
    6. Perhatian umat Islam terhadap zuhud menyebabkan kurangnya perhatian terhadap masalah-masalah keduniaan dan sosial kemasyarakatan.
    3. Muhammad Ali Jinnah (1876-1948): Bapak Pakistan
    Tokoh yang sezaman dengan Iqbal adalah Muhammad Ali Jinnah (selanjutnya disebut dengan Jinnah), anak seorang saudagar yang lahir di Karachi pada tanggal 25 Desember 1876. Semenjak masa remaja dia telah meninggalkan India menuju London untuk melanjutkan studi di bidang Hukum dan menjadi pengacara sukses.
    Jinnah mulai memasuki dunia politik pada tahun 1906, kemudian bergabung dengan Indian National Congress di bawah bimbingan Dadabhai Naoroji. Pada tahun 1910 dia terpilih menjadi ahli Viceroy’s Legislative Council mewakili masyarakat Muslim Bombay.
    pada awalnya dia tidak menolak konsep satu Negara yang dicadangkan masyarakat Hindu dan nasionalis Muslim. Sesudah tahun 1913 barulah Jinnah lebih dekat kepada kepentingan Islam dan mendukung berdirinya Negara Islam Pakistan.
    Perubahan pada diri Jinnah terjadi pada April tahun 1913 saat mengunjungi London dan bertemu dengan Maulana Muhammad Ali dan Syed Wazir Hasan. Kedua tokoh ini meminta Jinnah untuk bergabung dengan Liga Muslim.

    Amaliyatun (4C01 AS)

    BalasHapus
  37. Nama :Imron rosadi
    Kelas :4c01 pai
    Nim :201502862080145
    A.Biografi sayyid Amir Ali (1849-1928)
    Nama lengkapnya adalah Amir Ali,dinlahirkan di india pada tanggal 6 april 1849 ia berasal dari keturunan syi’ah yang pindah dari khurazan bersama dengan nahdyisyah dan menetap di indiapada tahun 1736 M.
    Pokok-pokok pikirannya dalam buku the spirit of islam.
    1.pada bagian pertama ,ia menuliskan tentang aologi terhadap kehidupan nabi SAW,bertujuan supaya dunia barat mengetahui sifat-sifat nabi yang lemah lembut,manis,satria,pemaaf serta belas kasih.
    2.pada bagian kedua dalam bukunya tersebut ia berbicara tentang agama islam yang mengajarkan tentang tauhid keesaan Allah SWT,dan menjelaskan perihal ibadah umat islam seperti tatacara solat,zakat,puasa dan haji.
    3.pada bagian ketiga ,Amir Ali berbicara tentang hari kiamat,pada hari itu semua manusia di bangkitkan untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya semasa di dunia.
    Dalam perbudakan sayyid Amir Ali menerangkan bahwa setiap budak harus di merdekaan karna sama halnya dengan manusia lainnya ingin bebas.
    4.pada bab ke empat ia menerangkan tentang jihad ,bahwa jihad itu alternatif ketika di serang oleh musuh islam maka sewajarnnya kita harus mempertahankan diri dengan berperang.
    5.pada bab ke lima ia menerangkan ke dudukan wanita yang sama dengan kaum lelaki dalam hal hak-hak dan kewajiban dan kepemimpinan.
    Pada bab ilmu pengetahuan ,Amir Ali mengemukakan tentang pintu ijtihad telah di tutup yang menyebabkan kemunduran ,dalam uraian mengenai pemikiran dan filsafat dalam islam untuk kebebasan jiwa manusia dalam berbuat.
    2)Biografi iqbal (1877-1938) penyatu dua kutub pemikiran ,lahir di slaikat tanggal 9 november 1877,ia seorang pemikir yang mampu memadukan pemikiran barat dan timur.
    Pemikiran Muhammad iqbal
    1.ijtihad mempunyai kedudukan penting untuk pembharuan
    2.umat islam perlu mengembangkan sikap dinamisme
    3.kemunduran umat islam di sebabkan oleh kebekuan dan kejumudan dalam berfikir
    4.hukum islam tidak bersifat statis ,tetapi dapat berkembang sesuai perkembanagan zaman.
    5.umat islam harus menguasai sains dan tecknologi yang di miliki oleh barat.
    6.perhatian umat islam terhdap zuhud menyebabkan kurannya perhatian pada keduniaan dan sosial kemasyarakatan.
    3).Muhammad Ali jinnah(1876-1948) bapak pakistan
    Tokoh yang sejaman dengan iqbal adalah muhammad Ali jinnah ,anak saudagar yang lahir di karachi pada tanggal 25 desember 1876.
    Perubahan pada diri jinnah terjadi pada April tahun 1913,barulah jinnah lebih dekat kepada keoentingan islam,saat mengunjungi london dan bertemu dengan Maulan Muhammad Ali,dan syed Wajir hasan.
    Pada hakikatnya pendirian negara islam pakistan yang merdeka pada tanggal 15 agustus 1947.

    BalasHapus
  38. Nama : Siti Hajarrivani Silviani
    NPM : 201502862080105(PAI-4B01)

    1. Sayyid Amir Ali (1849- 1928)
    Nama lengkapnya Amir Ali, Ia dilahirkan di India pada tanggal 6 April 1849.[1] Dia berasal dari keturunan Syi’ah yang pindah dari Khurazan bersama dengan Nahdhirsyah dan menetap di India pada tahun 1736 M.[2]
    Amir Ali menjelaskan pemikirannya lewat sebuah buku yang membahas beberapa hal dengan tujuan untuk membuka pikiran orang-orang yang menganggap Islam itu buruk. Dalam bukunya dibahas mengenai tentang banyak hal, mulai dari bagaimana Islam itu sendiri, bagaimana sosok Muhammad, bagaimana tentang syari’at Islam yang tidak melenceng, dll.
    Dalam bab ilmu pengetahuan, Amir Ali mengemukakan bahwa kemunduran umat Islam terletak pada keadaan umat Islam yang menganggap pintu Ijtihad telah tertutup dan tidak dibolehkan lagi. Ia memberikan kedudukan yang tinggi terhadap akal, ia menguraikan bahwa kemajuan yang dicapai umat Islam dahulu karena mereka berpegang teguh kepada ajaran Nabi Muhammad dan berusaha keras melaksanakannya.
    Dalam uraiannya mengenai pemikiran dan filsafat dalam Islam, Syed Amir Ali menjelaskan bahwa jiwa yang terdapat dalam Al-Qur’an bukanlah jiwa fatalisme, tetapi jiwa kebebasan manusia dalam berbuat. Dengan jelas ia mengungkapkan bahwa sebenarnya Islam bukan dijiwai oleh paham Jabariah akan tetapi qodriyyah, yaitu faham kebebasan manusia dalam kemauan dan perbuatan (free will and free act).

    2. Muhammad Iqbal (1877-1938): Penyatu Dua KUtub Pemikiran
    Muhammad Iqbal dilahirkan di Sialkot pada tanggal 9 November 1877. Dia seorang sasterawan, filosof, politikus dan pemikir Islam yang mampu memadukan metode pemikiran barat dengan perenungan timur.[9] Keberadaannya mendominasi kancah pemikiran dan politik Islam di India pada abad ke 20, menggantikan kedudukan Ahmad Khan pada abad sebelumnya.[10]
    Dia berasal dari keluarga kelas menengah di Punjab kemudian belajar sampai ke peringkat Master di Lahore.
    Tahun 1908 dia kembali ke Lahore bekerja sebagai seorang lawyer dan dosen filsafat di beberapa universitas. Hasil dari kuliah filsafatnya pada akhirnya menjadi buku sangat terkenal “The Recontruction of Religious Thought in Islam” yang membahas masalah keagamaan seperti Tuhan, kenabian, hukum, filsafat, tasawuf dan lainnya dengan pendekatan modern dan sangat sistematik.[12]
    3. Muhammad Ali Jinnah (1876-1948): Bapak Pakistan
    Tokoh yang sezaman dengan Iqbal adalah Muhammad Ali Jinnah (selanjutnya disebut dengan Jinnah), anak seorang saudagar yang lahir di Karachi pada tanggal 25 Desember 1876. Semenjak masa remaja dia telah meninggalkan India menuju London untuk melanjutkan studi di bidang Hukum dan menjadi pengacara sukses.
    Ide tentang negara Islam Pakistan sudah mulai ditiupkan oleh Shah Waliullah, lalu dimunculkan oleh Ahmad Khan, dan dikumandangkan oleh Iqbal, akan tetapi Jinnah sesungguhnya orang yang merealisasikannya.[17] Artinya, Jinnah mampu merealisasikan ide-ide tokoh sebelumnya ke alam nyata. Dia lebih cenderung kepada praktisi bukan pemikir.
    Pada sisi lain perannya mewujudkan negara Islam adalah bukti bahwa dia tetap berasusmsi Islam sebagai agama yang sempurna, bukan hanya mengatur permasalahan ibadah, akan tetapi juga negara.

    BalasHapus
  39. RAKA RAMADHAN ANDARU
    AS 4C01
    201503742300024

    Memahami pembaharuan pemikiran Sayyid Amir Ali, Iqbal, Jinnah dan pengaruhnya

    1. Sayyid Amir Ali (1849- 1928)
    Nama lengkapnya Amir Ali, Ia dilahirkan di India pada tanggal 6 April 1849.[1] Dia berasal dari keturunan Syi’ah yang pindah dari Khurazan bersama dengan Nahdhirsyah dan menetap di India pada tahun 1736 M.[2]
    Semasa kecilnya Amir Ali terkenal sebagai anak yang pintar dan punya etos kerja yang tinggi. Keluarganya bekerja pada Istana raja Mughol dan Awadh dan kompeni India Timur. Syed Amir Ali memperoleh pendidikan di perguruan Tinggi Muhsiniyya Hooghl Calcutta. Kemudian beliau melanjutkan ke Universitas Aligarh dengan mempelajari Bahasa Arab, sastra dan hukum Ingrish. Setelah itu Amir Ali meneruskan pendidikannya di Ingrish pada tahun 1873 ia meraih gelar sarjana hukum.[3]
    Amir Ali seorang yang luas pengetahuannya dan terkenal baik di timur maupun di Barat. Dia mengetahui Bahasa Arab dan Persia. Pada masa remajanya ia telah berhubungan dengan sastrawan Ingris sekaligus mendalami hasil-hasil karyanya dan telah membaca novel-novel Shakespeare, Firdausnya Halmilton dan roman Walter Scoott. Dia juga telah membaca buku Gibbon yang berisi sejarah jatuhnya Imperium Romawi. Setelah memperoleh kesarjanahannya dia kembali ke India dan bekerja pada berbagai lapangan penting. Ia menjadi guru besar dalam hukum Islam, pengacara, hukum, pelayan masyarakat, pegawai pemerintah Ingris, politikus, dan juga seorang penulis.[4]
    Pokok-pokok Pikiran Sayyid Amir Ali tentang pembaruan Islam dapat diketahui dari bukunya The Spirit Of Islam sebagai berikut:
    Pada bagian pertama dalam buku tersebut adalah menyangkut uraian apologi terhadap kehidupan Nabi Muhammad SAW, hal ini dilakukan untuk menunjukan pada dunia Barat bahwa sifat-sifat Nabi Muhammad itu tidak lain adalah manis, lemah lembut, satria, pemaaf serta belas kasih.[5]
    Dengan sikap apologis yang di kumandangkan para pemikir Islam tersebut gunanya adalah mengajak umat Islam meninjau kembali kepada sejarah masa lampau untuk membuktikan bahwa agama Islam yang mereka anut bukanlah agama yang menyebabkan kemunduran dan menghambat kemajuan, akan tetapi sebaliknya. Amir Ali menguraikan mulai dari keadaan kota Mekkah pra Muhammad, kelahirannya, pengangkatannya sebagai rasul, hijrahnya, sampai pada pasca Muhammad seperti penggantinya dan Khalifah-khalifah sesudahnya.
    Sedang pada bagian kedua pada buku tersebut ia mulai berbicara tentang Islam itu sendiri. Pada bab pertama Amir Ali berbicara tentang tauhid yaitu tentang keesaan Allah, tidak terwujud benda (materi), kuasa, penyayang dan maha pengasih.[6]
    Pada bab kedua ia menjelaskan perihal peribadatan yang dilakukan umat Islam. Konsep sembahyang, puasa, membayar zakat dan naik haji. Dengan peribadatan sembahyang umat Islam mampu menguasai hasrat jiwa manusia untuk mencurahkan cintanya dan rasa syukurnya kepada Tuhan dan mewajibkan sembahyang itu dilakukan dalam waktu tertentu atau yang telah ditentukan. Untuk mencegah supaya pikiran jangan mengembara kepada soal-soal kebendaan, serta nilai sembahyang sebagai jalan untuk meninggikan moral dan mensucikan diri dan hati.
    Sedangkan pada bab ketiga, Amir Ali berbicara tentang hari kiamat (hari berbangkit), yang harus dipercaya umat Islam. Di akhirat nanti tiap orang harus mempertanggung jawabkan segala perbuatannya di dunia ini. Kesenangan dan kesengsaraan seseorang bergantung pada perbuatannya dihidup pertama. Itulah kenyataan pokok yang harus diterima dalam Islam. Akan tetapi soal bentuk kesenangan dan kesengsaraan yang diperoleh nanti di akhirat umpamanya bukan menjadi soal pokok, perbedaan dalam hal ini boleh saja.[7] Namun ajaran mengenai akhirat ini amat besar arti dan pengaruhnya dalam mendorong manusia untuk berbuat baik dan menjauhi perbuatan Jahat.
    Dalam membahas soal perbudakan Syed Amir Ali, menerangkan bahwa sistem perbudakan sudah sejak lama dari zaman purba merata seluruh dunia. Bangsa Yahudi,

    BalasHapus
  40. MEMAHAMI PEMBARUAN PEMIKIRAN SAYYID UMAR ALI, IQBAL, JINNAH DAN PENGARUHNYA

    Titi Lismayanti
    BSA 4B01
    201501792030001

    SAYYID AMIR ALI
    Adalah seorang keturunan syi'ah. Ia meraih gelar Sarjana Hukum di Inggris pafa tahun 1873.

    Pokok Pemimiran Ali:
    1. Tauhid adalah tentang keesaan Allah, tidak berwujud benda, maha kuasa, maha penyayang, dan maha pengasih.
    2. Sembahyang sebagai jalan untuk meninggikan amal dan mensucikan diri dan hati.
    3. Di hari akhir, setiap orang harus mempertanggung jawabkan perbuatannya.
    4. Dalam masalah perbudakan, Islam memperlakukan budak dengan baik, dan tidak dibedakan dengan manusia lain.
    5. Jihad adalah alternatif terakhir yang dilakukan umat Islam.
    6. Wanita dalam Islam memiliki kedudukan yang sama dengan pria dalam hukum dan jabatan.
    7. Al-Qur'an bukanlah jiwa fatalisme, tetapi jiwa kebebasan manusia dalam berbuat, dan Islam dijiwai oleh paham qodriyah.


    MUHAMMAD IQBAL
    Adalah seorang lawyer dan dosen filsafat.

    Pokok Pemikiran Iqbal:
    1. Ijtihad memiliki kefudukan yang penting.
    2. Umat Islam perlu mengembangkan sikap dinamis.
    3. Kemunduran Islam disebabkan karena kebekyan dalam berpikir.
    4. Hukum Islam tidak bersifat statis.
    5. Umat Islam harus menguasai sains.
    6.Zuhud penyebab kurangnya perhatian pada keduniaan dan sosial kemasyarakatan.


    MUHAMMAD ALI JINNAH
    Pendidikannya ditempuh di sekolah sekuler.
    Ia banyak berperan dalam membangun negara Islam Pakustan. Ini sebagai bukti bahwa ia tetap berasumsi Islam sebagai negara yang sempurna, bukan hanya mengatur masalah ibadah, tetapi juga negara.

    BalasHapus
  41. Ade kurniawan
    201503742300020
    AS (4C01)

    Sayyid Amir Ali (1849- 1928)
    Buku nya The Spirit Of Islam memuat sudut pandang yang luas terhadap Islam dan situasi masyarakat India saat itu, bukan hanya membahas seputar kehidupan Rasulullah saw, Tauhid, Ibadah, dan Hari kiamat saja, beliau juga membahas bagaimana pandangan Islam terhadap perbudakan yang sudah tidak relevan, kedudukan wanita yang sangat dihormati dalam agama Islam, dan memotivasi agar terus belajar dan berijtihad dalam agama

    Muhammad Iqbal (1877-1938)
    “Manusia harus senantiasa bergerak (dinamis,belajar,berkarya,berijtihad), tidak boleh diam (statis)”

    Muhammad Ali Jinnah (1876-1948)
    “Sang bapak pakistan” begitulah julukan yang layak disematkan kepadanya, beliau telah berhasil merealisasikan terbentuknya negara Islam Pakistan setelah sejak zaman Shah waliullah, Ahmad khan dan Muhammad iqbal wacana tersebut selalu dimunculkan. Puncaknya pada 15 Agustus 1947 berdirilah negara islam pakistan yang berpisah dari India karena ketidak samaan faham Agama, konsep hukum dan politik yang berbeda dan tidak dapat disatukan sebagai sebuah bangsa

    BalasHapus
  42. Laela Nurhidayati
    201502862080089
    PAI (4B01)


    Memahami Pembaharuan Pemikiran Sayyid Amir Ali, Iqbal, Jinnah dan Pembaharuannya
    1. Sayyid Amir Ali
    Lahir di India, 16April 1849, keturunan Syiah dari Khurazan tinggal di India tahun 1736 M. Dalam bukunya "The Spirit of Islam" ia menuangkan pemikirannya tentang sejarah nabi, tauhid, peribadatan, hari akhir, menghapus perbudakan dalam islam, konsep jihad, pendapatnya tentang kemunduran ummat Islam karena anggapan telah tertutupnya pintu ijtihad dan pemikiran filsafat dalam Islam.

    2. Muhammad Iqbal adalah Penyatu Dua Kutub Pemikiran
    Lahir di Sialkot 9 November 1877. Seorang sastrawan, filosof, politikus, pemikir islam yang memadukan pemikiran barat dengan perenungan timur, dan merupakan penerus Sayyid Ahmad Khan.
    Setelah menyelesaikan kuliah Filsafatnya di Eropa ia mengarang buku "The Recontruction of Religious Thought in Islam" membahas ketuhanan, kenabian, hukum, filsafat, tasawuf dan pendekatan modernnya.
    Pemikiran Muhammad Iqbal :
    1. Ijtihad memiliki kefudukan yang penting.
    2. Umat Islam perlu mengembangkan sikap dinamis.
    3. Kemunduran Islam disebabkan karena kebekyan dalam berpikir.
    4. Hukum Islam tidak bersifat statis.
    5. Umat Islam harus menguasai sains.
    6.Zuhud penyebab kurangnya perhatian pada keduniaan dan sosial kemasyarakatan.


    3. Muhammad Ali Jinnah
    Tokoh yang sezaman dengan Iqbal adalah Muhammad Ali Jinnah (selanjutnya disebut dengan Jinnah), anak seorang saudagar yang lahir di Karachi pada tanggal 25 Desember 1876. Semenjak masa remaja dia telah meninggalkan India menuju London untuk melanjutkan studi di bidang Hukum dan menjadi pengacara sukses.
    Ide tentang negara Islam Pakistan sudah mulai ditiupkan oleh Shah Waliullah, lalu dimunculkan oleh Ahmad Khan, dan dikumandangkan oleh Iqbal, akan tetapi Jinnah sesungguhnya orang yang merealisasikannya.[17] Artinya, Jinnah mampu merealisasikan ide-ide tokoh sebelumnya ke alam nyata. Dia lebih cenderung kepada praktisi bukan pemikir.
    Pada sisi lain perannya mewujudkan negara Islam adalah bukti bahwa dia tetap berasusmsi Islam sebagai agama yang sempurna, bukan hanya mengatur permasalahan ibadah, akan tetapi juga negara.

    BalasHapus
  43. LULU MILLATI
    NPM 201501792030008
    4B01 BSA


    Memahami Pembaharuan Pemikiran Sayyid Amir Ali, Iqbal, Jinnah dan Pengaruhnya

    1. Sayyid Amir Ali (1849- 1928)
    Pokok-pokok Pikiran Sayyid Amir Ali tentang pembaruan Islam:
    - Bahwa agama Islam bukanlah agama yang menyebabkan kemunduran dan menghambat kemajuan, akan tetapi sebaliknya.
    - Konsep sembahyang, puasa, membayar zakat dan naik haji. Dengan peribadatan sembahyang umat Islam mampu menguasai hasrat jiwa manusia untuk mencurahkan cintanya dan rasa syukurnya kepada Tuhan dan mewajibkan sembahyang itu dilakukan dalam waktu tertentu atau yang telah ditentukan.
    - Di akhirat nanti tiap orang harus mempertanggung jawabkan segala perbuatannya di dunia ini. ajaran mengenai akhirat ini amat besar arti dan pengaruhnya dalam mendorong manusia untuk berbuat baik dan menjauhi perbuatan Jahat.
    - Jihad merupakan alternatif terakhir yang dilakukan oleh umat Islam, apabila kita diserang maka kita harus berperang atau mempertahankan diri.
    - Adanya poligami tergantung keadaan. Ada masa-masa keadaan-keadaan masyarakat. Dimana poligami itu sungguh-sungguh perlu untuk memelihara wanita dari kelaparan atau kemelaratan. Sedangkan pada keadaan tertentu poligami itu tidak diperbolehkan.
    - jiwa yang terdapat dalam Al-Qur’an bukanlah jiwa fatalisme, tetapi jiwa kebebasan manusia dalam berbuat. Dengan jelas ia mengungkapkan bahwa sebenarnya Islam bukan dijiwai oleh paham Jabariah akan tetapi qodriyyah.

    2. Muhammad Iqbal (1877-1938)
    Pemikiran Muhammad Iqbal tentang pembaruan Islam adalah sebagai berikut:
    1. Ijtihad mempunyai kedudukan penting dalam pembaruan Islam dan pintu ijtihad tetap terbuka.
    2. Umat Islam perlu mengembangkan sikap dinamisme. Dalam syiarnya, ia mendorong umat Islam untuk bergerak dan jangan tinggal diam.
    3. 3. Kemunduran umat Islam disebabkan oleh kebekuan dan kejumudan dalam berpikir.
    4. Hukum Islam tidak bersifat statis, tetapi dapat berkembang sesuai per- kembangan zaman.
    5. Umat Islam harus menguasai sains dan teknologi yang dimiliki Barat.
    6. Perhatian umat Islam terhadap zuhud menyebabkan kurangnya perhatian terhadap masalah-masalah keduniaan dan sosial kemasyarakatan.

    3. Muhammad Ali Jinnah (1876-1948)
    Jinnah mampu merealisasikan ide-ide tokoh sebelumnya ke alam nyata. Dia lebih cenderung kepada praktisi bukan pemikir. Walaupun tidak banyak mengeluarkan filsafat dan pemikiran seperti Iqbal, akan tetapi perannya dalam membangun negara Islam Pakistan tidak dapat diingkari. Pada sisi lain perannya mewujudkan negara Islam adalah bukti bahwa dia tetap berasusmsi Islam sebagai agama yang sempurna, bukan hanya mengatur permasalahan ibadah, akan tetapi juga negara.

    BalasHapus
  44. IKHWAN HAQIQI
    NPM 201503742300004
    4C01 AS


    SAYYID AMIR ALI
    Adalah seorang keturunan syi'ah. Ia meraih gelar Sarjana Hukum di Inggris pafa tahun 1873.

    Pokok Pemimiran Ali:
    1. Tauhid adalah tentang keesaan Allah, tidak berwujud benda, maha kuasa, maha penyayang, dan maha pengasih.
    2. Sembahyang sebagai jalan untuk meninggikan amal dan mensucikan diri dan hati.
    3. Di hari akhir, setiap orang harus mempertanggung jawabkan perbuatannya.
    4. Dalam masalah perbudakan, Islam memperlakukan budak dengan baik, dan tidak dibedakan dengan manusia lain.
    5. Jihad adalah alternatif terakhir yang dilakukan umat Islam.
    6. Wanita dalam Islam memiliki kedudukan yang sama dengan pria dalam hukum dan jabatan.
    7. Al-Qur'an bukanlah jiwa fatalisme, tetapi jiwa kebebasan manusia dalam berbuat, dan Islam dijiwai oleh paham qodriyah.


    MUHAMMAD IQBAL
    Adalah seorang lawyer dan dosen filsafat.

    Pokok Pemikiran Iqbal:
    1. Ijtihad memiliki kefudukan yang penting.
    2. Umat Islam perlu mengembangkan sikap dinamis.
    3. Kemunduran Islam disebabkan karena kebekyan dalam berpikir.
    4. Hukum Islam tidak bersifat statis.
    5. Umat Islam harus menguasai sains.
    6.Zuhud penyebab kurangnya perhatian pada keduniaan dan sosial kemasyarakatan.


    MUHAMMAD ALI JINNAH
    Pendidikannya ditempuh di sekolah sekuler.
    Ia banyak berperan dalam membangun negara Islam Pakustan. Ini sebagai bukti bahwa ia tetap berasumsi Islam sebagai negara yang sempurna, bukan hanya mengatur masalah ibadah, tetapi juga negara.

    BalasHapus
  45. Mulifiah windari
    201502862080026
    4c01

    Pembaharuan pemikiran sayyid amir ali, Iqbal, jinnah dan pengaruhnya

    1. Sayyid Amir Ali
    Lahir di India, 16April 1849, keturunan Syiah dari Khurazan tinggal di India tahun 1736 M.
    Dia berasal dari keturunan Syi’ah yang pindah dari Khurazan bersama dengan Nahdhirsyah dan menetap di India pada tahun 1736 M.
    Syed Amir Ali memperoleh pendidikan di perguruan Tinggi Muhsiniyya Hooghl Calcutta. Kemudian beliau melanjutkan ke Universitas Aligarh dengan mempelajari Bahasa Arab, sastra dan hukum Ingrish. Setelah itu Amir Ali meneruskan pendidikannya di Ingrish pada tahun 1873 ia meraih gelar sarjana hukum.
    Pokok-pokok Pikiran Sayyid Amir Ali tentang pembaruan Islam dapat diketahui dari bukunya The Spirit Of Islam sebagai berikut:
    Pada bagian pertama dalam buku tersebut adalah menyangkut uraian apologi terhadap kehidupan Nabi Muhammad SAW, hal ini dilakukan untuk menunjukan pada dunia Barat bahwa sifat-sifat Nabi Muhammad itu tidak lain adalah manis, lemah lembut, satria, pemaaf serta belas kasih.
    Sedang pada bagian kedua pada buku tersebut ia mulai berbicara tentang Islam itu sendiri. Pada bab pertama Amir Ali berbicara tentang tauhid yaitu tentang keesaan Allah, tidak terwujud benda (materi), kuasa, penyayang dan maha pengasih.
    Pada bab kedua ia menjelaskan perihal peribadatan yang dilakukan umat Islam. Konsep sembahyang, puasa, membayar zakat dan naik haji.
    Sedangkan pada bab ketiga, Amir Ali berbicara tentang hari kiamat (hari berbangkit), yang harus dipercaya umat Islam.
    Pada bab keempat Syed Amir Ali berbicara tentang semangat jihad,
    Sedang pada bab kelima ia berbicara tentang kedudukan wanita dalam Islam.
    Dalam bab ilmu pengetahuan, Amir Ali mengemukakan bahwa kemunduran umat Islam terletak pada keadaan umat Islam yang menganggap pintu Ijtihad telah tertutup dan tidak dibolehkan lagi.
    2. Muhammad Iqbal (1877-1938): Penyatu Dua KUtub Pemikiran
    Muhammad Iqbal dilahirkan di Sialkot pada tanggal 9 November 1877. Dia seorang sasterawan, filosof, politikus dan pemikir Islam yang mampu memadukan metode pemikiran barat dengan perenungan timur.
    Pemikiran Muhammad Iqbal tentang pembaruan Islam adalah sebagai berikut:
    1. Ijtihad mempunyai kedudukan penting dalam pembaruan Islam dan pintu ijtihad tetap terbuka.
    2. Umat Islam perlu mengembangkan sikap dinamisme. Dalam syiarnya, ia mendorong umat Islam untuk bergerak dan jangan tinggal diam.
    3. Kemunduran umat Islam disebabkan oleh kebekuan dan kejumudan dalam berpikir.
    4. Hukum Islam tidak bersifat statis, tetapi dapat berkembang sesuai per- kembangan zaman.
    5. Umat Islam harus menguasai sains dan teknologi yang dimiliki Barat.
    6. Perhatian umat Islam terhadap zuhud menyebabkan kurangnya perhatian terhadap masalah-masalah keduniaan dan sosial kemasyarakatan.
    3. Muhammad Ali Jinnah (1876-1948): Bapak Pakistan
    Tokoh yang sezaman dengan Iqbal adalah Muhammad Ali Jinnah (selanjutnya disebut dengan Jinnah), anak seorang saudagar yang lahir di Karachi pada tanggal 25 Desember 1876. Semenjak masa remaja dia telah meninggalkan India menuju London untuk melanjutkan studi di bidang Hukum dan menjadi pengacara sukses.
    Jinnah mulai memasuki dunia politik pada tahun 1906, kemudian bergabung dengan Indian National Congress di bawah bimbingan Dadabhai Naoroji. Pada tahun 1910 dia terpilih menjadi ahli Viceroy’s Legislative Council mewakili masyarakat Muslim Bombay.
    pada awalnya dia tidak menolak konsep satu Negara yang dicadangkan masyarakat Hindu dan nasionalis Muslim. Sesudah tahun 1913 barulah Jinnah lebih dekat kepada kepentingan Islam dan mendukung berdirinya Negara Islam Pakistan.
    Perubahan pada diri Jinnah terjadi pada April tahun 1913 saat mengunjungi London dan bertemu dengan Maulana Muhammad Ali dan Syed Wazir Hasan. Kedua tokoh ini meminta Jinnah untuk bergabung dengan Liga Muslim.


    BalasHapus
  46. Mulifiah windari
    201502862080026
    4c01

    Pembaharuan pemikiran sayyid amir ali, Iqbal, jinnah dan pengaruhnya

    1. Sayyid Amir Ali
    Lahir di India, 16April 1849, keturunan Syiah dari Khurazan tinggal di India tahun 1736 M.
    Dia berasal dari keturunan Syi’ah yang pindah dari Khurazan bersama dengan Nahdhirsyah dan menetap di India pada tahun 1736 M.
    Syed Amir Ali memperoleh pendidikan di perguruan Tinggi Muhsiniyya Hooghl Calcutta. Kemudian beliau melanjutkan ke Universitas Aligarh dengan mempelajari Bahasa Arab, sastra dan hukum Ingrish. Setelah itu Amir Ali meneruskan pendidikannya di Ingrish pada tahun 1873 ia meraih gelar sarjana hukum.
    Pokok-pokok Pikiran Sayyid Amir Ali tentang pembaruan Islam dapat diketahui dari bukunya The Spirit Of Islam sebagai berikut:
    Pada bagian pertama dalam buku tersebut adalah menyangkut uraian apologi terhadap kehidupan Nabi Muhammad SAW, hal ini dilakukan untuk menunjukan pada dunia Barat bahwa sifat-sifat Nabi Muhammad itu tidak lain adalah manis, lemah lembut, satria, pemaaf serta belas kasih.
    Sedang pada bagian kedua pada buku tersebut ia mulai berbicara tentang Islam itu sendiri. Pada bab pertama Amir Ali berbicara tentang tauhid yaitu tentang keesaan Allah, tidak terwujud benda (materi), kuasa, penyayang dan maha pengasih.
    Pada bab kedua ia menjelaskan perihal peribadatan yang dilakukan umat Islam. Konsep sembahyang, puasa, membayar zakat dan naik haji.
    Sedangkan pada bab ketiga, Amir Ali berbicara tentang hari kiamat (hari berbangkit), yang harus dipercaya umat Islam.
    Pada bab keempat Syed Amir Ali berbicara tentang semangat jihad,
    Sedang pada bab kelima ia berbicara tentang kedudukan wanita dalam Islam.
    Dalam bab ilmu pengetahuan, Amir Ali mengemukakan bahwa kemunduran umat Islam terletak pada keadaan umat Islam yang menganggap pintu Ijtihad telah tertutup dan tidak dibolehkan lagi.
    2. Muhammad Iqbal (1877-1938): Penyatu Dua KUtub Pemikiran
    Muhammad Iqbal dilahirkan di Sialkot pada tanggal 9 November 1877. Dia seorang sasterawan, filosof, politikus dan pemikir Islam yang mampu memadukan metode pemikiran barat dengan perenungan timur.
    Pemikiran Muhammad Iqbal tentang pembaruan Islam adalah sebagai berikut:
    1. Ijtihad mempunyai kedudukan penting dalam pembaruan Islam dan pintu ijtihad tetap terbuka.
    2. Umat Islam perlu mengembangkan sikap dinamisme. Dalam syiarnya, ia mendorong umat Islam untuk bergerak dan jangan tinggal diam.
    3. Kemunduran umat Islam disebabkan oleh kebekuan dan kejumudan dalam berpikir.
    4. Hukum Islam tidak bersifat statis, tetapi dapat berkembang sesuai per- kembangan zaman.
    5. Umat Islam harus menguasai sains dan teknologi yang dimiliki Barat.
    6. Perhatian umat Islam terhadap zuhud menyebabkan kurangnya perhatian terhadap masalah-masalah keduniaan dan sosial kemasyarakatan.
    3. Muhammad Ali Jinnah (1876-1948): Bapak Pakistan
    Tokoh yang sezaman dengan Iqbal adalah Muhammad Ali Jinnah (selanjutnya disebut dengan Jinnah), anak seorang saudagar yang lahir di Karachi pada tanggal 25 Desember 1876. Semenjak masa remaja dia telah meninggalkan India menuju London untuk melanjutkan studi di bidang Hukum dan menjadi pengacara sukses.
    Jinnah mulai memasuki dunia politik pada tahun 1906, kemudian bergabung dengan Indian National Congress di bawah bimbingan Dadabhai Naoroji. Pada tahun 1910 dia terpilih menjadi ahli Viceroy’s Legislative Council mewakili masyarakat Muslim Bombay.
    pada awalnya dia tidak menolak konsep satu Negara yang dicadangkan masyarakat Hindu dan nasionalis Muslim. Sesudah tahun 1913 barulah Jinnah lebih dekat kepada kepentingan Islam dan mendukung berdirinya Negara Islam Pakistan.
    Perubahan pada diri Jinnah terjadi pada April tahun 1913 saat mengunjungi London dan bertemu dengan Maulana Muhammad Ali dan Syed Wazir Hasan. Kedua tokoh ini meminta Jinnah untuk bergabung dengan Liga Muslim.


    BalasHapus


  47. INAYAH
    PAI 04B01
    1614020148


    1. Sayyid Amir Ali (1849- 1928)
    Syed Amir Ali menjelaskan Dengan peribadatan sembahyang umat Islam mampu menguasai hasrat jiwa manusia untuk mencurahkan cintanya dan rasa syukurnya kepada Tuhan dan mewajibkan sembahyang itu dilakukan dalam waktu tertentu atau yang telah ditentukan. Akan tetapi soal bentuk kesenangan dan ajaran mengenai akhirat ini amat besar arti dan pengaruhnya dalam mendorong manusia untuk berbuat baik dan menjauhi perbuatan Jahat. Menurutnya bahwa Islam bukan dijiwai oleh paham Jabariah akan tetapi qodriyyah, Paham inilah yang menimbulkan peradaban Islam zaman klasik. Kaum mu’tazilah mempunyai pengaruh yang penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan.
    2. Muhammad Iqbal (1877-1938)
    pemikiran pembaharuan Iqbal khususnya dalam meresponi kondisi masyarakat yang zumud dan tertinggal. Selain itu dia juga menolak pemahaman dan pengamalan yang salah tentang konsep zuhud dalam ajaran tasawuf yang menjadi satu penyebab kemunduran umat Islam. Ijtihad mempunyai kedudukan penting dalam pembaruan Islam dan pintu ijtihad tetap terbuka. Perhatian umat Islam terhadap zuhud menyebabkan kurangnya perhatian terhadap masalah-masalah keduniaan dan sosial kemasyarakatan.
    3. Muhammad Ali Jinnah (1876-1948): Bapak Pakistan
    Jinnah mulai memasuki dunia politik pada tahun 1906, melalui semua pendidikan di sekolah secular. sebagian pendapat menyatakan bahwa Jinnah pada awalnya tidak lebih dari seorang nasionalis moderat yang tidak memiliki keterikatan apapun dengan gerakan Islam. Jinnah mampu merealisasikan ide-ide tokoh sebelumnya ke alam nyata.. perannya dalam membangun negara Islam Pakistan tidak dapat diingkari. perannya mewujudkan negara Islam adalah bukti bahwa dia tetap berasusmsi Islam sebagai agama yang sempurna, bukan hanya mengatur permasalahan ibadah, akan tetapi juga negara.

    BalasHapus
  48. 1. Sayyid Amir Ali (1849- 1928)
    Amir Ali,dilahirkan di India tanggal 6 April 1849.Dia berasal dari keturunan Syi’ah yang pindah dari Khurazan bersama dengan Nahdhirsyah dan menetap di India tahun 1736 M. Ia memperoleh pendidikan di perguruan Tinggi Muhsiniyya Hooghl Calcutta. Kemudian beliau melanjutkan ke Universitas Aligarh dengan mempelajari Bahasa Arab, sastra dan hukum Ingrish. Setelah itu Amir Ali meneruskan pendidikannya di Ingrish pada tahun 1873 ia meraih gelar sarjana hukum.
    Pokok-pokok Pikiran Sayyid Amir Ali tentang pembaruan Islam dapat diketahui dari bukunya The Spirit Of Islam sebagai berikut:
    Dalam buku tersebut adalah menyangkut uraian apologi terhadap kehidupan Nabi Muhammad SAW, hal ini dilakukan untuk menunjukan pada dunia Barat bahwa sifat-sifat Nabi Muhammad itu tidak lain adalah manis, lemah lembut, satria, pemaaf serta belas kasih.
    Amir Ali menguraikan mulai dari keadaan kota Mekkah pra Muhammad, kelahirannya, pengangkatannya sebagai rasul, hijrahnya, sampai pada pasca Muhammad seperti penggantinya dan Khalifah-khalifah sesudahnya.
    2. Muhammad Iqbal (1877-1938): Penyatu Dua KUtub Pemikiran
    Muhammad Iqbal dilahirkan di Sialkot pada tanggal 9 November 1877. Dia seorang sasterawan, filosof, politikus dan pemikir Islam yang mampu memadukan metode pemikiran barat dengan perenungan timur.Keberadaannya mendominasi kancah pemikiran dan politik Islam di India pada abad ke 20, menggantikan kedudukan Ahmad Khan pada abad sebelumnya.
    Inti dari pemikiran pembaharuan Iqbal juga tidak jauh berbeda dengan tokoh-tokoh lain di India khususnya dalam meresponi kondisi masyarakat yang zumud dan tertinggal. Pemikiran Muhammad Iqbal tentang pembaruan Islam adalah sebagai berikut:
    1.Ijtihad mempunyai kedudukan penting dalam pembaruan Islam.
    2.Umat Islam perlu mengembangkan sikap dinamisme.
    3.Kemunduran umat Islam disebabkan oleh kebekuan dan kejumudan dalam berpikir.
    4.Hukum Islam tidak bersifat statis, tetapi dapat berkembang sesuai per- kembangan zaman.
    5.Umat Islam harus menguasai sains dan teknologi yang dimiliki Barat.
    6.Perhatian umat Islam terhadap zuhud menyebabkan kurangnya perhatian terhadap masalah-masalah keduniaan dan sosial kemasyarakatan.
    3. Muhammad Ali Jinnah (1876-1948): Bapak Pakistan
    Tokoh yang sezaman dengan Iqbal adalah Muhammad Ali Jinnah (selanjutnya disebut dengan Jinnah), anak seorang saudagar yang lahir di Karachi pada tanggal 25 Desember 1876.Ide tentang negara Islam Pakistan sudah mulai ditiupkan oleh Shah Waliullah, lalu dimunculkan oleh Ahmad Khan, dan dikumandangkan oleh Iqbal, akan tetapi Jinnah sesungguhnya orang yang merealisasikannya.Jinnah mampu merealisasikan ide-ide tokoh sebelum nya ke alam nyata.Perannya dalam membangun negara Islam Pakistan tidak dapat diingkari.
    Pada hakikatnya pendirian negara Islam Pakistan yang merdeka tanggal 15 Agustus 1947[18] adalah klimaks dari perjuangan umat Islam di India untuk memiliki negara sendiri yang didasari keyakinan bahwa Hindu dan Muslim di India sesungguhnya tidak mungkin dapat bersatu. Karena agama, budaya dan adat yang berbeda akan menjadi penghalang perpaduan bangsa di masa akan datang seperti telah diramalkan oleh Shah Waliullah, Ahmad Khan dan Iqbal.[19]
    Kenyataan ini ternyata terbukti dengan berbagai konfik yang terjadi di antara umat Islam dengan umat Hindu, seperti peristiwa bulan May 1923 di Calcuta, Juli 1924 di Bakrid dan Gulburga dan 2 April 1926 di Calcuta yang meninggalkan banyak korban. Bahkan di tahun 1927 saja ada lebih kurang 31 kasus pertumpahan darah.[20]
    Penyebab konflik sudah sangat beragam, dari masalah sejarah, politik, agama, bahkan yang terakhir disebabkan oleh masalah ekonomi. Karena dari aspek terakhir ini umat Islam berada pada tingkatan yang lebih rendah dibandingkan masyarakat Hindu.[21] Namun yang jelas benih konflik itu sudah wujud semenjak awal, dan peristiwa mutini tahun 1857 merupakan salah satu puncaknya.

    Siti Rohmadani (AS 4C01)

    BalasHapus
  49. Nama : Moh. Wasil Saputra
    Kelas : PAI 4b01 (Sore)
    NPM : 201302862080036

    1. Sayyid Amir Ali (1849- 1928)
    Nama lengkapnya Amir Ali, Ia dilahirkan di india pada tanggal 6 April 1849. pokok pemikirannya tentang pembaharuan Islam dari bukunya The Spirit Of Islam yang berisi mengenai uraian apologi terhadap kehidupan Nabi Muhammad SAW,serta membicarakan tentang tauhid/keesaan Allah dan pilar dalam islam seperti konsep rukun islam & rukun iman, amir ali juga sangat bersemangat dalam berjihad dan menghormati wanita.
    Amir Ali mengemukakan bahwa kemunduran umat Islam terletak pada keadaan umat Islam yang menganggap pintu Ijtihad telah tertutup dan tidak dibolehkan lagi. Mengenai pemikiran dan filsafat dalam Islam,Amir Ali menjelaskan bahwa jiwa yang terdapat dalam Al-Qur’an bukanlah jiwa fatalisme, tetapi jiwa kebebasan manusia dalam berbuat dan umat islam tidak menganut paham jabariyah melainkan paham qodriyah.

    2. Muhammad Iqbal (1877-1938): Penyatu Dua Kutub Pemikiran
    Muhammad Iqbal dilahirkan di Sialkot pada tanggal 9 November 1877. Dia seorang sastrawan, filosof, politikus dan pemikir Islam yang mampu memadukan metode pemikiran barat dengan perenungan timur.Keberadaannya mendominasi kancah pemikiran dan politik Islam di India pada abad ke 20, menggantikan kedudukan Ahmad Khan pada abad sebelumnya. Pemikiran Muhammad Iqbal tentang pembaruan Islam adalah Ijtihad mempunyai kedudukan penting dalam pembaruan Islam,harus mengembangkan sikap dinamisme,terjadi Kemunduran umat Islam disebabkan oleh kebekuan dan kejumudan dalam berpikir.Hukum Islam harus berkembang,Umat Islam harus dapat menguasai teknologi,dan zuhud penyebab kurangnya perhatian umat islam terhadap masalah keduniaan dan sosial masyarakat.

    3. Muhammad Ali Jinnah (1876-1948): Bapak Pakistan
    lahir di Karachi pada tanggal 25 Desember 1876. dia adalah seorang tokoh pembaharuan yang merealisasikan semua pemikiran/ide dari tokoh sebelumnya.

    BalasHapus
  50. nama ; Dede Rizzwan
    kelas ; 4b01
    NPM ; 201502862080094

    Memahami Pembaharuan Pemikiran Syayid Amir Ali, Iqbal, Jinnah,dan Pengaruhnya
    1-sayyid amir ali
    nama lengkapnya Amir Ali, dilahirkan di indiapada 6 april 1849, berasal dari keturunan syiah. Amir Ali seorang luas pengetahuannya dan terkenal baik di timur maupun barat. ia menjadi guru besar dalam hukum islam, pengacara, hukum, pelayanan masyarakat, pegawai pemerintah inggris, politikus dan juga penulis.
    pokok pemikiran
    -padda bagian pertama menyangkut opologi terhadap kehidupan Nabi Muhammad SAW
    -pada bagian kedua berbicara tentang islam itu sendiri, pada bab pertama Amir ali berbicara berbicara tentang tauhid yaitu tentang keesaan Allah, tidak terwujud benda materi, kuasa, penyanyang, dan maha pengasih. padda bab kedua menjelaskan perihal peribadatan. pada bab ketiga berbicara tentang hari kiamat.
    -dalam membahas perbudakan, bahwa sudah sejak lama dari zaman purba merata seluruh dunia.
    -pada bab empat berbicara semangat jihad
    -pada bab lima berbicara tentang kedudukan wanita dalam Islam
    -pada bab ilmu pengetahuan, ia menguraikan bahwa kemajuan umat islam terdahulu karena berpegang teguh pada ajaran Nabi Muhammad SAW
    -dalam uraian pemikiran dan filsafat dalam islam, ia mengungkapkan bahwa sebenarnya Islam bukan dijiwai oleh paham Jabariah akan tetapi qodariyyah, yaitu faham kebebasan manusia dalam kemauan dan perbuatan.
    2. Muhammad Iqbal
    dilahirkan di Sialkot pada tanggal 9 November 1877, dia seorang sastrawan, filosof, politikus dan pemikir Islam yang mampu memadukan metode pemikiran barat dengan perenungan timur. Inti dari pemikiran pembaharuan Iqbal juga tidak jauh berbeda dengan tokoh-tokoh lain di India khususnya dalam meresponi kondisi masyarakat yang zumud dan tertinggal.
    Pemikiran Muhammad Iqbal tentang pembaruan Islam adalah sebagai berikut:
    1. Ijtihad mempunyai kedudukan penting dalam pembaruan Islam dan pintu ijtihad tetap terbuka.
    2. Umat Islam perlu mengembangkan sikap dinamisme. Dalam syiarnya, ia mendorong umat Islam untuk bergerak dan jangan tinggal diam.
    3. Kemunduran umat Islam disebabkan oleh kebekuan dan kejumudan dalam berpikir.
    4. Hukum Islam tidak bersifat statis, tetapi dapat berkembang sesuai perkembangan zaman.
    5. Umat Islam harus menguasai sains dan teknologi yang dimiliki Barat.
    6. Perhatian umat Islam terhadap zuhud menyebabkan kurangnya perhatian terhadap masalah-masalah keduniaan dan sosial kemasyarakatan.
    3. Muhammad Ali Jinnah
    anak seorang saudagar yang lahir di Karachi pada tanggal 25 Desember 1876. perannya mewujudkan negara Islam adalah bukti bahwa dia tetap berasusmsi Islam sebagai agama yang sempurna, bukan hanya mengatur permasalahan ibadah, akan tetapi juga negara.

    BalasHapus
  51. Nama : agung qonaah
    Npm : 20150286280063
    Kelas : 4co1 fai
    Ringkasan materi ke 2
    Memahami pembaharuan pemikiran Sayyid Amir Ali, Iqbal, Jinnah dan pengaruhnya
    1. Sayyid Amir Ali (1849- 1928)
    Dalam hal pembaharuan sayyid amir ali merangkum pemikirannya dalam sebuah buku yang berjudul the Spirit Of Islam yang memuat pokok pemikiran dqlm beberapa bab yaitupertama dalam buku menyangkut uraian apologi terhadap kehidupan Nabi Muhammad SAW, Kedua pada buku tersebut ia mulai berbicara tentang Islam itu sendiri. ketiga, Amir Ali berbicara tentang hari kiamat (hari berbangkit), yang harus dipercaya umat Islam Dalam uraiannya mengenai pemikiran dan filsafat dalam Islam, Syed Amir Ali menjelaskan bahwa jiwa yang terdapat dalam Al-Qur’an bukanlah jiwa fatalisme, tetapi jiwa kebebasan manusia dalam berbuat. Dengan jelas ia mengungkapkan bahwa sebenarnya Islam bukan dijiwai oleh paham Jabariah akan tetapi qodriyyah, yaitu faham kebebasan manusia dalam kemauan dan perbuatan (free will and free act). Paham inilah yang menimbulkan peradaban Islam zaman klasik. Kaum mu’tazilah mempunyai pengaruh yang penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan.,
    2. Muhammad Iqbal (1877-1938): Penyatu Dua KUtub Pemikiran
    Pemikiran Muhammad Iqbal tentang pembaruan Islam adalah sebagai berikut :Ijtihad mempunyai kedudukan penting dalam pembaruan Islam dan pintu ijtihad tetap terbuka. Umat Islam perlu mengembangkan sikap dinamisme. Dalam syiarnya, ia mendorong umat Islam untuk bergerak dan jangan tinggal diam. Kemunduran umat Islam disebabkan oleh kebekuan dan kejumudan dalam berpikir Hukum Islam tidak bersifat statis, tetapi dapat berkembang sesuai per- kembangan zaman. Umat Islam harus menguasai sains dan teknologi yang dimiliki Barat. Perhatian umat Islam terhadap zuhud menyebabkan kurangnya perhatian terhadap masalah-masalah keduniaan dan sosial kemasyarakatan.

    3. Muhammad Ali Jinnah (1876-1948): Bapak Pakistan
    Berbeda dengan tokoh pergerakan Islam sebelum dan sezamannya yang biasanya melalui pendidikan Islam tradisional, Jinnah justru melalui semua pendidikan di sekolah secular. Maka ada sebagian pendapat menyatakan bahwa Jinnah pada awalnya tidak lebih dari seorang nasionalis moderat yang tidak memiliki keterikatan apapun dengan gerakan Islam. Maka wajar jika pada awalnya dia tidak menolak konsep satu Negara yang dicadangkan masyarakat Hindu dan nasionalis Muslim. Sesudah tahun 1913 barulah Jinnah lebih dekat kepada kepentingan Islam dan mendukung berdirinya Negara Islam Pakistan.
    Walaupun tidak banyak mengeluarkan filsafat dan pemikiran seperti Iqbal, akan tetapi perannya dalam membangun negara Islam Pakistan tidak dapat diingkari. Pada sisi lain perannya mewujudkan negara Islam adalah bukti bahwa dia tetap berasusmsi Islam sebagai agama yang sempurna, bukan hanya mengatur permasalahan ibadah, akan tetapi juga negara.

    BalasHapus
  52. RIDWAN KHASANI (FAI/PAI/4C01)
    NIM: 201502862080155

    Memahami pembaharuan pemikiran Sayyid Amir Ali, Muhammad Iqbal, Muhammad Ali Jinnah dan pengaruhnya.

    1. Sayyid Amir Ali (1849-1928)
    Lahir pada tanggal 6 april 1849 berasal dari keturunan syi'ah, bersamaan dengan Nahdhirsyah pindah dan menetap di India.
    Pokok-pokok pemikiran sayyid amir ali tentang pembaharuan islam dapat diketahui dari bukunya the spirit of islam.
    2. Muhammad Iqbal (1877-1938)
    Lahir di sialkot 9 november 1877. Pemikiran Muhammad Iqbal tentang pembaharuan islam yaitu, ijtihad, mengembangkan sikap dinamisme, kebekuan dan kejumudan dalam berpikir, hukum islam tidak bersifat statis dan umat islam harus menguasai sains dan teknologi yang dimiliki barat.
    3. Muhammad Ali Jinnah (1876-1948)
    Lahir di karanchi 25 desember 1876, semenjak masa remaja ia telah meninggalkan india menuju london untuk melanjutkan studinya. Muhammad Ali Jinnah lebih cenderung kepada praktisi bukan pemikir. Walau tidak banyak mengeluarkan filsafat dan pemikiran seperti Iqbal, akan tetapi peranannya dalam membangun negara islam pakistan tidak dapat diingkari pada sisi lain peranannya mewujudkan negara islam adalah bukti bahwa dia tetap berasumsi islam sebagai agama yang sempurna.

    BalasHapus
  53. Nur Alpi Adim (PAI4C01)
    NPM :201502862080060

    MEMAHAMI PEMBAHARUAN PEMIKIRAN SAYYID AMIR ALI, IQBAL, JINNAH DAN PENGARUHNUA
    1. Sayyid Amir Ali (1849-1928)
    Amir Ali seorang yang luas pengetahuannya dan terkenal baik di timur maupun barat.
    Pokok-pokok Pikiran Sayyid Amir Ali tentang pembaharuan islam dapat diketahui dari bukunya The Spirit Of Islam.
    2. Muhammad Iqbal 1877-1938 : penyatu dua kutub pemikiran
    Inti dari pemikiran pembaharuan iqbal tidak jauh berbeda dengan tokoh-tokoh lain di india khususnya dalam merespon kondisi masyarakat yang zumud dan tertinggal.
    Pemikiran Muhammad Iqbal dalam pembaharuan islam salah satunya yaitu : - ijtihat mempunyai kedudukan penting dalam pembaharuan islam dan pintu ijtihad tetap terbuka.
    3. Muhammad Ali Jinnah (1876-1948): Bapak pakistan
    Berbeda dengan tokoh pergerakan Islam sebelum dan sezamannya yang biasanya melalui pendidikan islam tradisional. Jinnah jusyru melalui semua pendidikan disekolah secular.

    BalasHapus
  54. Sayyid Amir Ali (1849-1928) seorang India keturunan syiah yg pindah dari Khurasan. Amir Ali adalah seorang yg luas pengetahuannya dan dikenal baik di timur dan barat. Menurut tinjauannya, agama Islam bukanlah penyebab kumunduran dan menghambat perkembangan, akan tetapi sebaliknya.

    Muhammad Iqbal (1877-1938) penyatu dua kutub pemikiran. Seorang sastrawan, filsuf, politikus dan pemikir Islam yg memadukan pemikiran barat dan timur.

    Muhammad Ali Jinnah (1876-1948) tokoh yg sejaman dengan Muhammad Iqbal. Seorang yg lahir di Karachi, Pakistan. Sejak remaja telah merantau meninggalkan India menuju London untuk melanjutkan studi di bidang hukum. Dengan background hukum, ia terpilih menjadi ahli Viceroy's Legislative Council mewakili muslim Bombay. Banyak yg beranggapan bahwa Jinnah hanya seorang politisi yg moderat, tidak lebih sebagai pembaharu Islam.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ahmad Awal Noviar (AS) 4C01
      201503742300017

      Hapus
  55. Siti mardiyah
    201502862080143
    PAI/4 C01
    MEMAHAMI PEMBAHARUAN PEMIKIRAN SAYYID AMIR ALI, IQBAL, JINNAH DAN PENGARUHNYA
    1.Sayyid Amir Ali (1849-1928)
    Pokok-pokok pikiran Sayyid Amir Ali tentang pembaharuan Islam dapat diketahui dari bukunya The spirit Of Islam yaitu :
    Pada bagian pertama dalam buku tersebut adalah menyangkut uraian apologiterhada kehidupan Nabi Muhammad SAW. Hal ini di lakukan untuk menunjukan pada dunia barat bahwa sifat sifat Nabi Muhammad itu tidak lain adalah manis, lemah lembut, satria, pemaaf serta belas kasih.
    2. Muhammad iqbal (1877-1938)
    Pemikiran Muhammad iqbal dalam pembaharuan yaitu :
    - ijtihad mempunyai kedudukan penting dalam pembaharuan islam dan ijtihad tetap terbuka.
    -umat islam perlu mengembangkan sikap dinamisme. Dalam syiarnya, ia mendorong umat islam untuk bergerak dan jangan tinggal diam.
    3.Muhammad Ali Jinnah (1876-1948)
    Jinnah mulai memasuki dunia politik pada tahun 1906, kemudian bergabung dengan India National Congress dibawah bimbingan Dadabhai Naoroji.

    BalasHapus
  56. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  57. Memahami pembaharuan pemikiran Sayyid Amir Ali, Iqbal, Jinnah dan pengaruhnya

    A. Sayyid Amir Ali(1849-1928)
    Lahir pada tanggal 6 April 1849M
    -Pokok pemikirannya dapat di lihat dari bukunya "The Spirit of Islam" dalam buku tersebut membahas :
    1. Apologi kehidupan Nabi Muhammad S.A.W
    2. Tauhid
    3. Peribadatan Islam
    4. Hari kiamat
    5. Perbudakan
    6. Jihad
    7. Kedudukan wanita
    8. Ilmu
    9. Filsafat ilmu

    B. Muhammad Iqbal(1877-1938)
    Beliau di lahirkan pada 9 November 1877
    -Pokok pemikiran nya
    1.Ijtihad mempunyai kedudukan penting dalam pembaruan Islam dan pintu ijtihad tetap terbuka.
    2.Umat Islam perlu mengembangkan sikap dinamisme. Dalam syiarnya, ia mendorong umat Islam untuk bergerak dan jangan tinggal diam.
    3.Kemunduran umat Islam disebabkan oleh kebekuan dan kejumudan dalam berpikir.
    4.Hukum Islam tidak bersifat statis, tetapi dapat berkembang sesuai per- kembangan zaman.
    5.Umat Islam harus menguasai sains dan teknologi yang dimiliki Barat.
    6.Perhatian umat Islam terhadap zuhud menyebabkan kurangnya perhatian terhadap masalah-masalah keduniaan dan sosial kemasyarakatan.

    C. Muhammad Ali Jinnah(1876-1948)
    Beliau dilahirkan pada 25 Desember 1876. Beliau lebih lebih condong kepada praktis. Walaupun tidak banyak mengeluarkan filsafat dan pemikiran seperti Iqbal, akan tetapi perannya dalam membangun negara Islam Pakistan tidak dapat diingkari.

    Ahmad Zulfikar
    201501792030022
    BSA 402

    BalasHapus
  58. Mega Purnama Sari
    201501792030020
    4B01 BSA

    Memahami pembaharuan pemikiran Sayyid Amir Ali, Iqbal, Jinnah dan pengaruhnya


    1.   Sayyid Amir Ali (1849- 1928)

    Pokok-pokok Pikiran Sayyid Amir Ali tentang pembaruan Islam dapat diketahui dari bukunya The Spirit Of Islam sebagai berikut:

    Pada bagian pertama dalam buku tersebut adalah menyangkut uraian apologi terhadap kehidupan Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa Sallam.

    Sedang pada bagian kedua pada buku tersebut ia mulai berbicara tentang Islam itu sendiri. Pada bab pertama Amir Ali berbicara tentang tauhid yaitu tentang keesaan Allah.

    Pada bab kedua ia menjelaskan perihal peribadatan yang dilakukan umat Islam.

    Sedangkan pada bab ketiga, Amir Ali berbicara tentang hari kiamat (hari berbangkit), yang harus dipercaya umat Islam.

    Dalam membahas soal perbudakan, Syed Amir Ali, menerangkan bahwa sistem perbudakan sudah sejak lama dari zaman purba merata seluruh dunia.

    Pada bab keempat Syed Amir Ali berbicara tentang semangat jihad, dan jihad menurut konsep Amir Ali ini berbeda dengan konsep jihad dari pemikir Islam lain.

    Sedang pada bab kelima ia berbicara tentang kedudukan wanita dalam Islam.

    Dalam bab ilmu pengetahuan, Amir Ali mengemukakan bahwa kemunduran umat Islam terletak pada keadaan umat Islam yang menganggap pintu Ijtihad telah tertutup dan tidak dibolehkan lagi.

    Dalam uraiannya mengenai pemikiran dan filsafat dalam Islam, Syed Amir Ali menjelaskan bahwa jiwa yang terdapat dalam Al-Qur’an bukanlah jiwa fatalisme, tetapi jiwa kebebasan manusia dalam berbuat. Dengan jelas ia mengungkapkan bahwa sebenarnya Islam bukan dijiwai oleh paham Jabariah akan tetapi qodriyyah, yaitu faham kebebasan manusia dalam kemauan dan perbuatan (free  will and free act). Paham inilah yang menimbulkan peradaban Islam zaman klasik. Kaum mu’tazilah mempunyai pengaruh yang penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan.


    2.   Muhammad Iqbal (1877-1938): Penyatu Dua KUtub Pemikiran

    Pemikiran Muhammad Iqbal tentang pembaruan Islam adalah sebagai berikut:

    1.        Ijtihad mempunyai kedudukan penting dalam pembaruan Islam dan pintu ijtihad tetap terbuka.

    2.        Umat Islam perlu mengembangkan sikap dinamisme. Dalam syiarnya, ia mendorong umat Islam untuk bergerak dan jangan tinggal diam. 

    3.        Kemunduran umat Islam disebabkan oleh kebekuan dan kejumudan dalam berpikir.

    4.        Hukum Islam tidak bersifat statis, tetapi dapat berkembang sesuai per- kembangan zaman.

    5.        Umat Islam harus menguasai sains dan teknologi yang dimiliki Barat.

    6.        Perhatian umat Islam terhadap zuhud menyebabkan kurangnya perhatian terhadap masalah-masalah keduniaan dan sosial kemasyarakatan. 


    3.   Muhammad Ali Jinnah (1876-1948): Bapak Pakistan

    Ide tentang negara Islam Pakistan sudah mulai ditiupkan oleh Shah Waliullah, lalu dimunculkan oleh Ahmad Khan, dan dikumandangkan oleh Iqbal, akan tetapi Jinnah sesungguhnya orang yang merealisasikannya. Artinya, Jinnah mampu merealisasikan ide-ide tokoh sebelumnya ke alam nyata. Dia lebih cenderung kepada praktisi bukan pemikir.

    Walaupun tidak banyak mengeluarkan filsafat dan pemikiran seperti Iqbal, akan tetapi perannya dalam membangun negara Islam Pakistan tidak dapat diingkari. Pada sisi lain perannya mewujudkan negara Islam adalah bukti bahwa  dia tetap berasumsi Islam sebagai agama yang sempurna, bukan hanya mengatur permasalahan ibadah, akan tetapi juga negara.

    BalasHapus
  59. 1. Sayyid Amir Ali (1849-1928)
    Nama lengkapnya Amir Ali,Ia di lahirkan di India Pd tanggal 6April 1849.Ia berasal dr keturunan syi'ah yg pindah dr khurazan dan menetap di India pd th 1736 M.
    Pokok"pikiran sayyid Amir Ali tentang pembaruan Islam dpt diketahui dr bukunya The Spirit Of Islam sbb:
    1.Menyangkut uraian apologi terhadap kehidupan Nabi Muhammad Saw,hal ini dilakukan utk menunjukkan pd dunia Barat bahwa sifat" Nabi Muhammad Saw itu tdk lain adalah manis,lemah lembur ,satria ,pemaaf serta,belaskasih.
    2.Sedang pd bagian ke-2 pd buku tsb ,Ia mulai berbicara tentang Islam itu sendiri . Pada bab pertama Amir Ali berbicara tentang tauhid .
    3.Sedangkan pd bab ke-3,Amir Ali berbicara tentang hari kiamat yg hrs dipercayai umat Islam.
    masih pd bab tiga dlm membahas soal perbudakan Sayyid Amir Ali, menerangkan bahwa sistem perbudakan Sudah sejak lama dr zaman purba merata seluruh dunia.Bangsa Yahudi,Romawi dan Jerman pada masa lampau mengakui dan memakai sistem perbudakan.Islam berbeda dengan agama"sebelumnya,datang dengan ajaran utk membebaskan budak.
    4.Pada bab ke-4 sayyid Amir Ali berbicara tentang semangat jihad,dan jihad menurut konsep Amir Ali ini berbeda dengan konsep jihad dr pemikir Islam lain.
    5.Pada bab ke-5 Ia berbicara tentang kedudukan wanita dlm Islam .

    2. M.Iqbal (1877-1937)
    Ia dilahirkan disiakot pd tg 9 nov 1877.Ia seorang sasterawan, filosof, politikus dan pemikir Islam yg mampu memadukan metode pemikiran barat dengan perenungan timur. keberadaannya mendominasi kancah pemikiran dan politik Islam di India pd abad xx menggantikan kedudukan Sayyid Ahmad Khan pd abad sebelumnya.
    Pemikiran M.Iqbal tentang pembaruan Islam adalah sbb:
    -Ijtihad mempunyai kedudukan penting dl pembaruan Islam dan pintu ijtihad tetap terbuka
    -Kemunduran umat Islam disebabkan oleh kebekuan dan kejumudan dl berpikir
    -Hukum Islam tdk bersifat statis ,tetapi dpt berkembang sesuai perkembangan zaman
    -Umat Islam hrs menguasai sains dan teknologi yg dimiliki Barat
    -Perhatian umat Islam thdp zuhud menyebabkan kurangnya perhatian thdp masalah" keduniaan dan sosial kemasyarakatan.


    3.M.Ali Jinnah (1876-1948)
    Bapak Pakistan
    Tokoh yg sezaman dgn M.Iqbal adalah M.Ali Jinnah,anak seorang saudagar yg lahir dikarachi pd tg 25 Des 1876.
    Jinnah mulai memasuki dunia politik Pd th 1906.berbeda dgn tokoh pergerakan Islam sebelum dan sezamannya yg biasanya melalui pendidikan tradisional islam , Jinnah justrumelalui semua pendidikan disekolah secular
    Perubahan pd diri Jinnah terjadi pd April th 1913 saat mengunjungi london dan bertemu dgn maulana Muh.Ali dan Sayyid wazir Hasan . kedua tokoh ini meminta jinnah mau bergabung dengan liga Muslim
    Jinnah mampu merealisasikan ide" tokoh sebelumnya kealam nyata . Ia lebih cenderung kp praktisi bukan pemikir.
    Walaupun tdk banyak mengeluarkan filsafat dan pemikiran seperti M.Iqbal,akan tetapi perannya dl membagun negara Islam Pakistan tdk dpt diingkari

    Agusrois
    smt VIII BSA
    NIM:201301792030025

    BalasHapus
  60. 1. Sayyid Amir Ali (1849-1928)
    Nama lengkapnya Amir Ali,Ia di lahirkan di India Pd tanggal 6April 1849.Ia berasal dr keturunan syi'ah yg pindah dr khurazan dan menetap di India pd th 1736 M.
    Pokok"pikiran sayyid Amir Ali tentang pembaruan Islam dpt diketahui dr bukunya The Spirit Of Islam sbb:
    1.Menyangkut uraian apologi terhadap kehidupan Nabi Muhammad Saw,hal ini dilakukan utk menunjukkan pd dunia Barat bahwa sifat" Nabi Muhammad Saw itu tdk lain adalah manis,lemah lembur ,satria ,pemaaf serta,belaskasih.
    2.Sedang pd bagian ke-2 pd buku tsb ,Ia mulai berbicara tentang Islam itu sendiri . Pada bab pertama Amir Ali berbicara tentang tauhid .
    3.Sedangkan pd bab ke-3,Amir Ali berbicara tentang hari kiamat yg hrs dipercayai umat Islam.
    masih pd bab tiga dlm membahas soal perbudakan Sayyid Amir Ali, menerangkan bahwa sistem perbudakan Sudah sejak lama dr zaman purba merata seluruh dunia.Bangsa Yahudi,Romawi dan Jerman pada masa lampau mengakui dan memakai sistem perbudakan.Islam berbeda dengan agama"sebelumnya,datang dengan ajaran utk membebaskan budak.
    4.Pada bab ke-4 sayyid Amir Ali berbicara tentang semangat jihad,dan jihad menurut konsep Amir Ali ini berbeda dengan konsep jihad dr pemikir Islam lain.
    5.Pada bab ke-5 Ia berbicara tentang kedudukan wanita dlm Islam .

    2. M.Iqbal (1877-1937)
    Ia dilahirkan disiakot pd tg 9 nov 1877.Ia seorang sasterawan, filosof, politikus dan pemikir Islam yg mampu memadukan metode pemikiran barat dengan perenungan timur. keberadaannya mendominasi kancah pemikiran dan politik Islam di India pd abad xx menggantikan kedudukan Sayyid Ahmad Khan pd abad sebelumnya.
    Pemikiran M.Iqbal tentang pembaruan Islam adalah sbb:
    -Ijtihad mempunyai kedudukan penting dl pembaruan Islam dan pintu ijtihad tetap terbuka
    -Kemunduran umat Islam disebabkan oleh kebekuan dan kejumudan dl berpikir
    -Hukum Islam tdk bersifat statis ,tetapi dpt berkembang sesuai perkembangan zaman
    -Umat Islam hrs menguasai sains dan teknologi yg dimiliki Barat
    -Perhatian umat Islam thdp zuhud menyebabkan kurangnya perhatian thdp masalah" keduniaan dan sosial kemasyarakatan.


    3.M.Ali Jinnah (1876-1948)
    Bapak Pakistan
    Tokoh yg sezaman dgn M.Iqbal adalah M.Ali Jinnah,anak seorang saudagar yg lahir dikarachi pd tg 25 Des 1876.
    Jinnah mulai memasuki dunia politik Pd th 1906.berbeda dgn tokoh pergerakan Islam sebelum dan sezamannya yg biasanya melalui pendidikan tradisional islam , Jinnah justrumelalui semua pendidikan disekolah secular
    Perubahan pd diri Jinnah terjadi pd April th 1913 saat mengunjungi london dan bertemu dgn maulana Muh.Ali dan Sayyid wazir Hasan . kedua tokoh ini meminta jinnah mau bergabung dengan liga Muslim
    Jinnah mampu merealisasikan ide" tokoh sebelumnya kealam nyata . Ia lebih cenderung kp praktisi bukan pemikir.
    Walaupun tdk banyak mengeluarkan filsafat dan pemikiran seperti M.Iqbal,akan tetapi perannya dl membagun negara Islam Pakistan tdk dpt diingkari

    Agusrois
    smt VIII BSA
    NIM:201301792030025

    BalasHapus
  61. Ahmad wildan hady
    4C04
    Sayyid Amir Ali mengemukakan bahwa kemunduran umat Islam terletak pada keadaan umat Islam yang menganggap pintu Ijtihad telah tertutup dan tidak dibolehkan lagi. Ia memberikan kedudukan yang tinggi terhadap akal, ia menguraikan bahwa kemajuan yang dicapai umat Islam dahulu karena mereka berpegang teguh kepada ajaran Nabi Muhammad dan berusaha keras melaksanakannya.
    Pemikiran Muhammad Iqbal tentang pembaruan Islam adalah sebagai berikut:
    1. Ijtihad mempunyai kedudukan penting dalam pembaruan Islam dan pintu ijtihad tetap terbuka.
    2. Umat Islam perlu mengembangkan sikap dinamisme. Dalam syiarnya, ia mendorong umat Islam untuk bergerak dan jangan tinggal diam.
    3. Kemunduran umat Islam disebabkan oleh kebekuan dan kejumudan dalam berpikir.

    Pemikiran muhammad ali jannah Walaupun tidak banyak mengeluarkan filsafat dan pemikiran seperti Iqbal, akan tetapi perannya dalam membangun negara Islam Pakistan tidak dapat diingkari. Pada sisi lain perannya mewujudkan negara Islam adalah bukti bahwa dia tetap berasusmsi Islam sebagai agama yang sempurna, bukan hanya mengatur permasalahan ibadah, akan tetapi juga negara.

    BalasHapus
  62. Nama : Muhammad MUshaf Ali\
    NPM : 2015028682080104
    Kelas : PAI 4B01 ( Reguler Sore )

    Memahami pembaharuan pemikiran Sayyid Amir Ali, Iqbal, Jinnah dan pengaruhnya

    1. Sayyid Amir Ali (1849- 1928)
    lahir di India, 6 April 1849. keturunan Syi’ah yang pindah dari Khurazan bersama dengan Nahdhirsyah dan menetap di India pada tahun 1736 M.
    Sayyid Amir Ali tentang pembaruan Islam :
    -kehidupan Nabi Muhammad SAW, tentang tauhid, peribadatan yang dilakukan umat Islam, tentang hari kiamat, enghapusan sistem perbudakan dalam Islam, kedudukan wanita dalam Islam. kemunduran umat Islam terletak pada keadaan umat Islam yang menganggap pintu Ijtihad telah tertutup dan tidak dibolehkan lagi. jiwa yang terdapat dalam Al-Qur’an bukanlah jiwa fatalisme, tetapi jiwa kebebasan manusia dalam berbuat.
    2. Muhammad Iqbal (1877-1938): Penyatu Dua KUtub Pemikiran
    Muhammad Iqbal lahir di Sialkot,9 November 1877.
    inti dari pemikiran pembaharuan Iqbal juga tidak jauh berbeda dengan tokoh-tokoh lain di India khususnya dalam meresponi kondisi masyarakat yang zumud dan tertinggal.
    3. Muhammad Ali Jinnah (1876-1948): Bapak Pakistan
    tokoh yang sezaman dengan Iqbal adalah Muhammad Ali Jinnah , lahir di Karachi,25 Desember 1876. Jinnah mampu merealisasikan ide-ide tokoh sebelumnya ke alam nyata. Dia lebih cenderung kepada praktisi bukan pemikir.

    BalasHapus
  63. Muhammad Naupal Jamil
    NPM :201501792030009
    BSA 4B01

    Hasil resume dari artikel ini:

    Sayid Amir Ali seorang yang luas pengetahuannya dan terkenal baik di Barat maupun di Timur, dia banyak memperoleh ilmu dari berbagai perguruan tinggi sampai akhirnya ia meraih gelar sarjana hukum di Inggris. Dan hasil dari pengetahuannya selama ini, ia menerbitkan buku the spirit of Islam yang berisi pokok pokok pikiran Sayid amir Ali tentang pembaruan islam. Diantaranya pokok isi pikiran nya mengenai kehidupan nabi Muhammad saw, tentang islam, tauhid, peribadatan nya, hari kiamat, perbudakan, semangat jihad, kedudukan wanita, ilmu pengetahuan dan filsafat dalam islam.

    Muhammad iqbal merupakan penyatu dua kutub pemikiran yang mampu memadukan metode pemikiran Barat dengan renungan Timur. Pemikiran nya adalah:
    1. Ijtihad mempunyai kedudukan penting dalam pembaruan islam dan pintu ijtihad tetap terbuka.
    2. Umat islam perlu mengembangkan sikap dinamisme. Dalam syair nya ia mendorong umat islam untuk bergerak dan jangan tinggal diam.
    3. Kemunduran umat islam disebabkan oleh kejumudan dan kebekuan dalam berfikir.
    4. Hukum islam tidak bersifat statis, tetapi dapat berkembang sesuai dengan perkembangan zaman.
    5. Umat islam harus menguasai sains dan teknologi yang dimiliki Barat.
    6. Perhatian umat islam terhadap zuhud menyebabkan kurangnya perhatian terhadap masalah masalah keduniaan dan sosial kemasyarakatan.

    Muhammad Ali jinnah tokoh yang sezaman dengan iqbal, yang mana berbeda dengan tokoh pergerakan islam sebelum dan sezamannya yang biasanya melalui pendidikan islam tradisional. Perubahan terjadi pada April 1913 saat kedua tokoh di London meminta untuk bergabung dengan liga muslim. Muhammad Ali jinnah cenderung kepada praktisi bukan pemikir,yang mana sesungguhnya yang mampu merealisasikannya ide tentang negara islam Pakistan.

    BalasHapus
  64. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  65. Nama : ahmad zainuri
    Npm : 11020274

    Memahami pembaharuan pemikiran Sayyid Amir Ali, Iqbal, Jinnah dan pengaruhnya

    1. Sayyid Amir Ali (1849- 1928)
    Nama lengkapnya Amir Ali, Ia dilahirkan di India pada tanggal 6 April 1849. Dia berasal dari keturunan Syi’ah yang pindah dari Khurazan bersama dengan Nahdhirsyah dan menetap di India pada tahun 1736 M.
    Pokok-pokok Pikiran Sayyid Amir Ali tentang pembaruan Islam dapat diketahui dari bukunya The Spirit Of Islam sebagai berikut:
    Dalam uraiannya mengenai pemikiran dan filsafat dalam Islam, Syed Amir Ali menjelaskan bahwa jiwa yang terdapat dalam Al-Qur’an bukanlah jiwa fatalisme, tetapi jiwa kebebasan manusia dalam berbuat. Dengan jelas ia mengungkapkan bahwa sebenarnya Islam bukan dijiwai oleh paham Jabariah akan tetapi qodriyyah, yaitu faham kebebasan manusia dalam kemauan dan perbuatan (free will and free act). Paham inilah yang menimbulkan peradaban Islam zaman klasik. Kaum mu’tazilah mempunyai pengaruh yang penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan.

    2. Muhammad Iqbal (1877-1938): Penyatu Dua Kutub Pemikiran
    Muhammad Iqbal dilahirkan di Sialkot pada tanggal 9 November 1877. Dia seorang sasterawan, filosof, politikus dan pemikir Islam yang mampu memadukan metode pemikiran barat dengan perenungan timur. Keberadaannya mendominasi kancah pemikiran dan politik Islam di India pada abad ke 20, menggantikan kedudukan Ahmad Khan pada abad sebelumnya.
    Pemikiran Muhammad Iqbal tentang pembaruan Islam adalah sebagai berikut:
    1. Ijtihad mempunyai kedudukan penting dalam pembaruan Islam dan pintu ijtihad tetap terbuka.
    2. Umat Islam perlu mengembangkan sikap dinamisme. Dalam syiarnya, ia mendorong umat Islam untuk bergerak dan jangan tinggal diam.
    3. Kemunduran umat Islam disebabkan oleh kebekuan dan kejumudan dalam berpikir.
    4. Hukum Islam tidak bersifat statis, tetapi dapat berkembang sesuai per- kembangan zaman.

    3. Muhammad Ali Jinnah (1876-1948): Bapak Pakistan
    Tokoh yang sezaman dengan Iqbal adalah Muhammad Ali Jinnah (selanjutnya disebut dengan Jinnah), anak seorang saudagar yang lahir di Karachi pada tanggal 25 Desember 1876. Semenjak masa remaja dia telah meninggalkan India menuju London untuk melanjutkan studi di bidang Hukum dan menjadi pengacara sukses.
    Perubahan pada diri Jinnah terjadi pada April tahun 1913 saat mengunjungi London dan bertemu dengan Maulana Muhammad Ali dan Syed Wazir Hasan. Kedua tokoh ini meminta Jinnah untuk bergabung dengan Liga Muslim.
    Ide tentang negara Islam Pakistan sudah mulai ditiupkan oleh Shah Waliullah, lalu dimunculkan oleh Ahmad Khan, dan dikumandangkan oleh Iqbal, akan tetapi Jinnah sesungguhnya orang yang merealisasikannya.Artinya, Jinnah mampu merealisasikan ide-ide tokoh sebelumnya ke alam nyata. Dia lebih cenderung kepada praktisi bukan pemikir.

    BalasHapus
  66. LMEMAHAMI PEMBAHARUAN PEMIKIRAN SAYYID AMIR ALI, IQBAL, JINNAH DAN PENGARUHNYA

    1. Sayyid Amir Ali (1849- 1928)
    Nama lengkapnya Amir Ali, Ia dilahirkan di India pada tanggal 6 April 1849.[1] Dia berasal dari keturunan Syi’ah yang pindah dari Khurazan bersama dengan Nahdhirsyah dan menetap di India pada tahun 1736 M.
    Pembaruan Islam yang dilakukan oleh Sayyid Amir Ali dapat diketahui dari bukunya The Spirit Of Islam sebagai berikut:
    1. Bagian pertama buku, menyangkut uraian apologi terhadap kehidupan Nabi Muhammad SAW, hal ini dilakukan untuk menunjukan pada dunia Barat bahwa sifat-sifat Nabi Muhammad itu tidak lain adalah manis, lemah lembut, satria, pemaaf serta belas kasih.
    2. Bagian kedua buku, di bab pertama membahas tentang Tauhid. Di bab kedua membahas peribadatan yang dilakukan oleh umat muslim. Di bab ketiga beliau berbicara tentang hari kiamat. Di bab keempat berbicara tentang jihad, yang konsepnya berbeda dengan pemikir Islam lain. Di bab kelima beliau berbicara tentang kedudukan wanita dalam Islam. Dan dalam Dalam bab ilmu pengetahuan, Amir Ali mengemukakan bahwa kemunduran umat Islam terletak pada keadaan umat Islam yang menganggap pintu Ijtihad telah tertutup dan tidak dibolehkan lagi. Ia memberikan kedudukan yang tinggi terhadap akal, ia menguraikan bahwa kemajuan yang dicapai umat Islam dahulu karena mereka berpegang teguh kepada ajaran Nabi Muhammad dan berusaha keras melaksanakannya.

    2. Muhammad Iqbal (1877-1938): Penyatu Dua Kutub Pemikiran
    Muhammad Iqbal dilahirkan di Sialkot pada tanggal 9 November 1877. Dia seorang sasterawan, filosof, politikus dan pemikir Islam yang mampu memadukan metode pemikiran barat dengan perenungan timur. Keberadaannya mendominasi kancah pemikiran dan politik Islam di India pada abad ke 20, menggantikan kedudukan Ahmad Khan pada abad sebelumnya.
    Pemikiran Muhammad Iqbal tentang pembaruan Islam adalah sebagai berikut:
    1. Ijtihad mempunyai kedudukan penting dalam pembaruan Islam dan pintu ijtihad tetap terbuka.
    2. Umat Islam perlu mengembangkan sikap dinamisme. Dalam syiarnya, ia mendorong umat Islam untuk bergerak dan jangan tinggal diam.
    3. Kemunduran umat Islam disebabkan oleh kebekuan dan kejumudan dalam berpikir.
    4. Hukum Islam tidak bersifat statis, tetapi dapat berkembang sesuai per- kembangan zaman.
    5. Umat Islam harus menguasai sains dan teknologi yang dimiliki Barat.
    6. Perhatian umat Islam terhadap zuhud menyebabkan kurangnya perhatian terhadap masalah-masalah keduniaan dan sosial kemasyarakatan.

    3. Muhammad Ali Jinnah (1876-1948): Bapak Pakistan
    Tokoh yang sezaman dengan Iqbal adalah Muhammad Ali Jinnah (selanjutnya disebut dengan Jinnah), anak seorang saudagar yang lahir di Karachi pada tanggal 25 Desember 1876. Semenjak masa remaja dia telah meninggalkan India menuju London untuk melanjutkan studi di bidang Hukum dan menjadi pengacara sukses.
    Jinnah mampu merealisasikan ide-ide tokoh sebelumnya ke alam nyata. Dia lebih cenderung kepada praktisi bukan pemikir.
    Walaupun tidak banyak mengeluarkan filsafat dan pemikiran seperti Iqbal, akan tetapi perannya dalam membangun negara Islam Pakistan tidak dapat diingkari. Pada sisi lain perannya mewujudkan negara Islam adalah bukti bahwa dia tetap berasusmsi Islam sebagai agama yang sempurna, bukan hanya mengatur permasalahan ibadah, akan tetapi juga negara.

    Wallahua'lam bishshawaab.
    _________________________

    Faqihul Padilah
    4B01, KPI
    201504702330008

    Maaf ya pa baru ngerjain 😁

    BalasHapus
  67. KA ELI SUSANTI
    FAI 4C01
    201502862080142

    Memahami pembaharuan pemikiran Sayyid Amir Ali, Iqbal, Jinnah dan pengaruhnya

    1. Sayyid Amir Ali (1849- 1928)
    Nama lengkapnya Amir Ali, Ia dilahirkan di India pada tanggal 6 April 1849.[1] Dia berasal dari keturunan Syi’ah yang pindah dari Khurazan bersama dengan Nahdhirsyah dan menetap di India pada tahun 1736 M.[2]
    Semasa kecilnya Amir Ali terkenal sebagai anak yang pintar dan punya etos kerja yang tinggi. Keluarganya bekerja pada Istana raja Mughol dan Awadh dan kompeni India Timur. Syed Amir Ali memperoleh pendidikan di perguruan Tinggi Muhsiniyya Hooghl Calcutta. Kemudian beliau melanjutkan ke Universitas Aligarh dengan mempelajari Bahasa Arab, sastra dan hukum Ingrish. Setelah itu Amir Ali meneruskan pendidikannya di Ingrish pada tahun 1873 ia meraih gelar sarjana hukum.[3]
    Amir Ali seorang yang luas pengetahuannya dan terkenal baik di timur maupun di Barat. Dia mengetahui Bahasa Arab dan Persia. Pada masa remajanya ia telah berhubungan dengan sastrawan Ingris sekaligus mendalami hasil-hasil karyanya dan telah membaca novel-novel Shakespeare, Firdausnya Halmilton dan roman Walter Scoott. Dia juga telah membaca buku Gibbon yang berisi sejarah jatuhnya Imperium Romawi. Setelah memperoleh kesarjanahannya dia kembali ke India dan bekerja pada berbagai lapangan penting. Ia menjadi guru besar dalam hukum Islam, pengacara, hukum, pelayan masyarakat, pegawai pemerintah Ingris, politikus, dan juga seorang penulis.[4]
    Pokok-pokok Pikiran Sayyid Amir Ali tentang pembaruan Islam dapat diketahui dari bukunya The Spirit Of Islam sebagai berikut:
    Pada bagian pertama dalam buku tersebut adalah menyangkut uraian apologi terhadap kehidupan Nabi Muhammad SAW, hal ini dilakukan untuk menunjukan pada dunia Barat bahwa sifat-sifat Nabi Muhammad itu tidak lain adalah manis, lemah lembut, satria, pemaaf serta belas kasih.[5]
    Dengan sikap apologis yang di kumandangkan para pemikir Islam tersebut gunanya adalah mengajak umat Islam meninjau kembali kepada sejarah masa lampau untuk membuktikan bahwa agama Islam yang mereka anut bukanlah agama yang menyebabkan kemunduran dan menghambat kemajuan, akan tetapi sebaliknya. Amir Ali menguraikan mulai dari keadaan kota Mekkah pra Muhammad, kelahirannya, pengangkatannya sebagai rasul, hijrahnya, sampai pada pasca Muhammad seperti penggantinya dan Khalifah-khalifah sesudahnya.
    Sedang pada bagian kedua pada buku tersebut ia mulai berbicara tentang Islam itu sendiri. Pada bab pertama Amir Ali berbicara tentang tauhid yaitu tentang keesaan Allah, tidak terwujud benda (materi), kuasa, penyayang dan maha pengasih.[6]
    Pada bab kedua ia menjelaskan perihal peribadatan yang dilakukan umat Islam. Konsep sembahyang, puasa, membayar zakat dan naik haji. Dengan peribadatan sembahyang umat Islam mampu menguasai hasrat jiwa manusia untuk mencurahkan cintanya dan rasa syukurnya kepada Tuhan dan mewajibkan sembahyang itu dilakukan dalam waktu tertentu atau yang telah ditentukan. Untuk mencegah supaya pikiran jangan mengembara kepada soal-soal kebendaan, serta nilai sembahyang sebagai jalan untuk meninggikan moral dan mensucikan diri dan hati.
    Sedangkan pada bab ketiga, Amir Ali berbicara tentang hari kiamat (hari berbangkit), yang harus dipercaya umat Islam. Di akhirat nanti tiap orang harus mempertanggung jawabkan segala perbuatannya di dunia ini. Kesenangan dan kesengsaraan seseorang bergantung pada perbuatannya dihidup pertama. Itulah kenyataan pokok yang harus diterima dalam Islam. Akan tetapi soal bentuk kesenangan dan kesengsaraan yang diperoleh nanti di akhirat umpamanya bukan menjadi soal pokok, perbedaan dalam hal ini boleh saja.[7] Namun ajaran mengenai akhirat ini amat besar arti dan pengaruhnya dalam mendorong manusia untuk berbuat baik dan menjauhi perbuatan Jahat.
    Dalam membahas soal perbudakan Syed Amir Ali, menerangkan bahwa sistem perbudakan sudah sejak lama dari zaman purba merata seluruh dunia. Bangsa Yahudi,

    BalasHapus
  68. KA ELI SUSANTI
    FAI 4C01
    201502862080142

    Memahami pembaharuan pemikiran Sayyid Amir Ali, Iqbal, Jinnah dan pengaruhnya

    1. Sayyid Amir Ali (1849- 1928)
    Nama lengkapnya Amir Ali, Ia dilahirkan di India pada tanggal 6 April 1849.[1] Dia berasal dari keturunan Syi’ah yang pindah dari Khurazan bersama dengan Nahdhirsyah dan menetap di India pada tahun 1736 M.[2]
    Semasa kecilnya Amir Ali terkenal sebagai anak yang pintar dan punya etos kerja yang tinggi. Keluarganya bekerja pada Istana raja Mughol dan Awadh dan kompeni India Timur. Syed Amir Ali memperoleh pendidikan di perguruan Tinggi Muhsiniyya Hooghl Calcutta. Kemudian beliau melanjutkan ke Universitas Aligarh dengan mempelajari Bahasa Arab, sastra dan hukum Ingrish. Setelah itu Amir Ali meneruskan pendidikannya di Ingrish pada tahun 1873 ia meraih gelar sarjana hukum.[3]
    Amir Ali seorang yang luas pengetahuannya dan terkenal baik di timur maupun di Barat. Dia mengetahui Bahasa Arab dan Persia. Pada masa remajanya ia telah berhubungan dengan sastrawan Ingris sekaligus mendalami hasil-hasil karyanya dan telah membaca novel-novel Shakespeare, Firdausnya Halmilton dan roman Walter Scoott. Dia juga telah membaca buku Gibbon yang berisi sejarah jatuhnya Imperium Romawi. Setelah memperoleh kesarjanahannya dia kembali ke India dan bekerja pada berbagai lapangan penting. Ia menjadi guru besar dalam hukum Islam, pengacara, hukum, pelayan masyarakat, pegawai pemerintah Ingris, politikus, dan juga seorang penulis.[4]
    Pokok-pokok Pikiran Sayyid Amir Ali tentang pembaruan Islam dapat diketahui dari bukunya The Spirit Of Islam sebagai berikut:
    Pada bagian pertama dalam buku tersebut adalah menyangkut uraian apologi terhadap kehidupan Nabi Muhammad SAW, hal ini dilakukan untuk menunjukan pada dunia Barat bahwa sifat-sifat Nabi Muhammad itu tidak lain adalah manis, lemah lembut, satria, pemaaf serta belas kasih.[5]
    Dengan sikap apologis yang di kumandangkan para pemikir Islam tersebut gunanya adalah mengajak umat Islam meninjau kembali kepada sejarah masa lampau untuk membuktikan bahwa agama Islam yang mereka anut bukanlah agama yang menyebabkan kemunduran dan menghambat kemajuan, akan tetapi sebaliknya. Amir Ali menguraikan mulai dari keadaan kota Mekkah pra Muhammad, kelahirannya, pengangkatannya sebagai rasul, hijrahnya, sampai pada pasca Muhammad seperti penggantinya dan Khalifah-khalifah sesudahnya.
    Sedang pada bagian kedua pada buku tersebut ia mulai berbicara tentang Islam itu sendiri. Pada bab pertama Amir Ali berbicara tentang tauhid yaitu tentang keesaan Allah, tidak terwujud benda (materi), kuasa, penyayang dan maha pengasih.[6]
    Pada bab kedua ia menjelaskan perihal peribadatan yang dilakukan umat Islam. Konsep sembahyang, puasa, membayar zakat dan naik haji. Dengan peribadatan sembahyang umat Islam mampu menguasai hasrat jiwa manusia untuk mencurahkan cintanya dan rasa syukurnya kepada Tuhan dan mewajibkan sembahyang itu dilakukan dalam waktu tertentu atau yang telah ditentukan. Untuk mencegah supaya pikiran jangan mengembara kepada soal-soal kebendaan, serta nilai sembahyang sebagai jalan untuk meninggikan moral dan mensucikan diri dan hati.
    Sedangkan pada bab ketiga, Amir Ali berbicara tentang hari kiamat (hari berbangkit), yang harus dipercaya umat Islam. Di akhirat nanti tiap orang harus mempertanggung jawabkan segala perbuatannya di dunia ini. Kesenangan dan kesengsaraan seseorang bergantung pada perbuatannya dihidup pertama. Itulah kenyataan pokok yang harus diterima dalam Islam. Akan tetapi soal bentuk kesenangan dan kesengsaraan yang diperoleh nanti di akhirat umpamanya bukan menjadi soal pokok, perbedaan dalam hal ini boleh saja.[7] Namun ajaran mengenai akhirat ini amat besar arti dan pengaruhnya dalam mendorong manusia untuk berbuat baik dan menjauhi perbuatan Jahat.
    Dalam membahas soal perbudakan Syed Amir Ali, menerangkan bahwa sistem perbudakan sudah sejak lama dari zaman purba merata seluruh dunia. Bangsa Yahudi,

    BalasHapus