SENI DALAM KEPEMIMPINAN
Banyak pemimpin masa kini yang
mengeluh tentang sulitnya mengatur orang-orang yang mereka pimpin. Para bawahan
ibarat binatang liar yang sulit untuk dijinakkan. Apapun posisi Anda, entah
kepala toko, manajer sampai direktur, Anda dituntut untuk menundukkan
orang-orang itu.
Apakah memang benar anak buah kita
adalah tipe orang-orang yang susah untuk diajak kerjasama dan tidak mengerti
apa kemauan kita? Ataukah kita sendiri yang tidak pernah berkaca dan
introspeksi diri? Berikut ini adalah beberapa tips untuk menjadi pemimpin yang
mudah mempengaruhi orang-orang di sekitar Anda :
A. Mengelola Emosi
Bayangkan jika Anda adalah seorang
bawahan. Ada seorang atasan Anda yang mempunyai tipe kepemimpinan ala diktator.
Ia sering mengkritik dan menyalahkan bawahan. Suka menyerang secara pribadi
yang tidak ada kaitannya dengan masalah pekerjaan. Lalu ada lagi seorang atasan
Anda yang mau mengerti tentang kesulitan Anda. Ia memotivasi Anda untuk
bersabar, lalu meyakinkan Anda bahwa akan selalu ada solusi untuk keluar dari
masalah.
Kira-kira pemimpin mana yang akan
anda ikuti sarannya? Ya. Saya juga punya jawaban yang sama. Kita semua
cenderung mengikuti saran dari orang-orang yang berempati atas permasalahan
yang sedang kita hadapi. Ia mempunyai semacam magnet yang membuat kita ingin
selalu dekat. Kita sering meminta saran padanya saat terjadi hambatan dalam
pekerjaan karena dialah yang membuat kita merasa nyaman untuk menyampaikan
segala macam permasalahan.
Sebagai pemimpin, kita harus menyampaikan
dengan baik maksud dan tujuan kita pada bawahan. Dan emosi adalah kunci untuk
memuluskan langkah itu. Ketidakcakapan pemimpin dalam mengkomunikasikan maksud
dan tujuannya dapat berakibat fatal. Para bawahan bisa jengkel dan marah hanya
karena bos mereka tidak sedikit pun menunjukkan rasa simpatinya. Celakanya,
jika hal ini terus terjadi, sang pemimpin akan kehilangan wibawanya di mata
anak buah. Mereka akan memberontak atau lebih memilih mundur, lalu mencari
perusahaan dan bos yang lebih respek atas kinerja mereka.
Emosi memainkan peranan penting
tidak hanya dalam kehidupan pribadi, namun juga dalam dunia kerja. Saat terjadi
masalah dalam perusahaan, respon pertama bawahan adalah melihat reaksi
pemimpinnya. Reaksi ini adalah tanda atau sinyal emosi yang sedang dirasakan
sang bos. Dan emosi ini akan menyebar dari bawahan yang satu ke yang lain.
Artinya, jika emosi positif yang coba ditunjukkan pemimpin pada saat terjadi
krisis, para bawahan pun tidak akan gampang menyerah dan tetap optimis dengan segala
kemungkinan. Sebaliknya apabila emosi negatif yang keluar dari raut wajah dan
sikapnya, anak buah pun akan menjadi cemas dan panik. Emosi bagai virus yang
dapat menular dan menyebar.
Pemahaman yang selalu disadari oleh
para pemimpin besar adalah mereka tidak hanya memimpin sekelompok orang secara
fisik, jasmani atau tubuhnya. Tapi mereka juga mendorong jiwa dan perasaan
orang-orang ini ke arah yang lebih baik. Itu semua harus dimulai dari diri
sendiri. Untuk menyebarkan emosi positif, pemimpin terlebih dahulu harus
memelihara benih emosi di dalam dirinya.Caranya dengan menanamkan sikap
optimisme, selalu berpikiran positif, tampil penuh percaya diri, dan
terus berinisiatif. Tidak masuk akal jika berharap gelombang positif akan
dipancarkan dari pribadi yang memiliki sikap temperamental, pesimis dan mudah
putus asa.
B. Gunakan Humor
Humor mampu memecah ketegangan. Anda
tidak perlu menjadi pelawak untuk membuat orang lain tertawa atau paling tidak
tersenyum. Cukup dengan melontarkan candaan ringan. Tapi humor yang dimaksud di
sini bukan jenis humor yang biasa kita tonton di TV yang sering melecehkan dan
membanding-bandingkan fisik seseorang. Humor yang bermanfaat disini adalah
lelucon yang ringan dan segar yang dapat dinikmati semua orang tanpa
menyinggung SARA. Contohnya seperti, “Wah..sudah jam istirahat nih, pantesan
perut saya dari tadi teriak-teriak minta diisi”
Humor yang dilontarkan pada waktu
yang tepat dapt mengubah susana kerja jadi lebih menyenangkan. Orang akan
cenderung bekerja maksimal saat mereka merasa senang. Tapi tentu saja tidak
efektif untuk selalu malakukan candaan. Tidak disarankan melontarkan humor
melebihi waktu yang diperlukan. Terlalu banyak bercanda juga tidak bagus. Hal
itu dapat membuat pekerjaan menjadi tidak fokus.
Humor sering dimanfaatkan oleh
sebagian besar pemimpin untuk menciptakan hubungan yang harmonis dengan
bawahan. Humor ini efektif untuk meredam ketegangan yang sering muncul di tempat
kerja. Suasana kerja yang menyenangkan selalu mendukung para pekerja untuk
saling berbagi ide dan bersama-sama menyelesaikan tugas. Sedangkan tempat kerja
yang tidak pernah diisi dengan candaan atau joke-joke ringan lebih sering
membuat para pekerja stres dan menciptakan lingkungan kerja yang membosankan.
C. Menjalin Silaturahmi
Sudah seharusnya kekompakan tim
tidak hanya dijalin di dalam perusahaan, tapi juga diluar lingkungan kerja.
Apabila mendengar kabar bahwa ada seorang karyawan yang sedang sakit dan harus
dirawat dirumah sakit, pemimpin yang cerdas secara emosi pasti akan menjadi
yang pertama menjenguk si karyawan. Dengan begitu, pemimpin telah menunjukkan
ketulusan dan perhatiannya pada bawahan. Efeknya juga akan menyebar pada
bawahan yang lain. Mereka akan merasa nyaman memiliki bos yang punya sikap
empati.
Tidak ada salahnya bos sesekali
menanyakan kabar keluarga anak buahnya. Dan berharap suatu saat mereka bisa
saling berkenalan. Kedekatan semacam ini membentuk jalinan positif yang membuat
bawahan merasa diperhatikan. Mereka bekerja untuk menghidupi keluarga mereka,
dan apabila pemimpin mau memotong jarak antara bos dengan anak buah, maka
karyawan akan merasakan kenyamanan saat bekerja. Dan ini akan berimbas pada
kinerja yang maksimal dan produktif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar