TRAINER HEBAT

TRAINER HEBAT

Rabu, 11 Januari 2017

MUDAHNYA MENCAPAI TARGET



MUDAHNYA MENCAPAI TARGET... BAGI YANG YAKIN
Akhirudin DC
 
Pada tahun 2011, saat saya masih sebagai tenaga penjualan pada sebuah perusahaan konsultan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) ternama di Indonesia. Yang menjadi menarik bukan karena saya selalu Capai Target setiap bulan bahkan Capai Target setiap tahun, tetapi pada suatu hari menjelang akhir bulan penutupan target bulanan, angka pencapaian saya jauh dari target dan secara hitung-hitungan dalam satu dan dua hari kedepan tidak bungkin tercapai.
Dengan kondisi tersebut, maka pada hari itu saya memutuskan untuk menggunakan cara yang lain yaitu cara yang saya sebut the power of service (kekuatan dalam pelayanan). Maka pada hari itu, saya niatkan “saya tidak mau jualan hari ini, saya hanya akan membantu pekerjaan teman-teman saya di kantor”.
Kantor kami 3 lantai dan devisi penjualan ada di lantai 3. Sesampainya di kantor, orang pertama yang saya jumpai adalah security, saya tanya ke security tersebut (sebut saja namanya pak Eko) “pak Eko, pekerjaan apa yang bisa saya bantu hari ini? Dari raut mukanya pak eko bingung mendengar ucapan saya tersebut, ya… mungkin karena hampir tidak pernah menemukan seperti apa yang saya lakukan atau mungkin pak Eko sebenarnya mempertanyakan keseriusan ucapan saya tersebut. Karena tidak ingin membuat pak Eko makin lama bingungnya, maka saya tegaskan lagi “pak Eko, kalau nanti ada yang bisa saya bantu, saya ada di lantai 3 ya…” saya melanjutkan menuju lantai 3 dan setiap jumpa siapapun di lantai 1,2 dan 3 saya selalu sampaikan “pekerjaan apa yang bisa saya bantu hari ini?” dan yang paling banyak minta bantuan adalah devisi penjualan; ada yang minta bantu follow up klientnya, kirim email, kirim fax, telpon dan lain-lainnya. Pada hari itu sungguh kesibukan saya melebihi hari-hari biasanya.
Adzan ashar sudah terdengar dan bertepatan selesai semua tugas saya dalam membantu kawan-kawan dalam pekerjaanya. seperti biasanya saya dan hampir semua karyawan menuju Mushallah kantor untuk melaksanakan shalat ashar berjamaah. Selesai shalat ashar saya kembali ke meja kerja dan membuka handpon yang hampir seharian saya cuekin. Ada panggilan masuk dan sms dari kepala kepegawaian sebuah kementerian RI (yang tidak mau disebutkan namanya), “pak Akhir, kami mau kirim peserta pelatihan 50 orang untuk akhir bulan ini, masih bisa kah? langsung saya jawab smsnya “BISA” bahkan saya telpon “BISA PAK”.
Tanpa jualan hari itu saya “closing” 50 orang peserta pelatihan dan dengan  tambahan 50 orang tersebut, angka pencapaian saya menjadi 150% lebih pada bulan itu.
Dari cerita ini dapat difahami bahwa mencapai target itu mudah,tergantung cara yang tepat untuk mencapainya dalam waktu yang tepat.
Potensi yang sudah Allah SWT berikan kepada setiap manusia sama berupa kecerdasan intelektual (IQ), kecerdasa emosional (EQ) dan kecerdasan spiritual (SQ), tergantung bagaimana kita mengolah kecerdasan itu dan memaksimalkannya. Artinya, tidak tercapainya target bukan hanya disebabkan tingginya target tersebut, tetapi lebih pada tidak maksimalnya potensi yang dimiliki dalam perannya masing-masing.
Contoh memaksimalkan 3 potensi (IQ, EQ dan SQ) dalam mencapai target penjualan. Kecerdasan Intelektual (IQ) menuntun untuk maksimal dalam skill penjualan, tehnik pemasaran, perlengkapan penjualan dan semua hal yang terkait dengan data pemasaran. Kecerdasan Emosional (EQ) menuntun untuk peduli dan menjaga hubungan yang baik pada klient internal (teman-teman di kantor) dan klient eksternal (selain teman-teman kantor/mitra bisnis). Dan kecerdasan spiritual (SQ) menuntun untuk maksimal juga dalam doa, artinya ketika sudah maksimal dalam usaha memasarkan, maksimal dalam pelayanan dan hubungan baik dengan klient intenal dan eksternal, maka potensi yang terakhir juga harus maksimal yaitu menyerahkan semua hasilnya pada ketentukan Allah SWT.
Cerita berikut juga akan mampu membuka mata kita lebar-lebar tentang mencapai target. Diceritakan dalam buku Andri Wongso, Buku Wisdom Success 15, di sudut atap sebuah rumah yang sudah tua, tampak seekor laba-laba yang setiap hari bekerja membuat sarangnya dengan giat dan rajin.
Suatu hari, hujan turun dengan derasnya dan angin bertiup sangat kencang. Rumah tua itu bocor di sana-sini dan sarang laba-laba pun rusak terkena bocoran air serta hempasan angin. Tembok menjadi basah dan licin. Tampak si laba-laba dengan susah payah berusaha merayap naik. Tetapi karena tembok licin, laba-laba pun terjatuh. Ia terus bersusah payah untuk merayap naik, tetapi jatuh dan jatuh lagi. Begitu terus berulang-ulang. Tetapi, laba-laba itu ternyata tetap berusaha merayap naik dengan kegigihan yang luar biasa.
Rumah tua itu dihuni oleh tiga orang kakak beradik yang masih muda usianya. Saat kejadian itu berlangsung, kebetulan mereka bertiga sedang menyaksikan tingkah laku si laba-laba tadi. Dan berikut adalah komentar-komentar mereka:
Si sulung dengan menghela napas berkata: "Nasibku sama dengan laba-laba itu. Meskipun aku telah berusaha dengan susah payah dan terus menerus, tetapi tetap saja hasilnya nol. Sia-sia belaka! Memang beginilah nasibku. Meskipun telah berusaha sekuat apa pun percuma saja. Tidak bisa berubah !”
Pemuda kedua dengan santai berkomentar: "Laba-laba itu bodoh sekali ! Kenapa tidak mencari jalan yang kering dengan memutar kemudian merayap naik ? Aku tidak akan sebodoh dia. Kelak bila ada kesulitan, aku akan mencari jalan pintas. Aku pasti memakai otak mencari akal untuk menghindari kesulitan. Tidak perlu bersusah payah menghadapinya.”
Lain lagi pendapat si bungsu. Melihat kegigihan laba-laba tadi, hatinya sangat tergugah. Beginilah komentarnya: "Laba-laba itu begitu kecil, tetapi memiliki semangat pantang menyerah yang luar biasa ! Dalam hal ketabahan dan keuletan, aku harus belajar dari semangat laba-laba itu. Dengan mencontoh semangat juang seperti itu, suatu hari aku pasti bisa meraih kesuksesan !”
Cerita laba-laba di atas sungguh inspiratif sekali. Sudut pandang yang berbeda dalam melihat sebuah persoalan yang terjadi akan melahirkan penanganan yang berbeda. Dan cara penanganan yang berbeda tentunya akan mendatangkan hasil yang berbeda pula.
Cara pandang sulung memperlihatkan sosok yang tanpa motivasi, tanpa target hidup yang pasti, pasrah, mudah putus asa, dan bergantung pada apa yang disebutnya "nasib”. Inilah perspektif yang paling menghambat langkah seseorang untuk meraih keberhasilan. Jika kita menganut sudut pandang seperti ini, dijamin keberhasilan akan jauh dari jangkauan kita.
Sebaliknya, perspektif pemuda kedua menunjukkan tanda-tanda sebuah pribadi yang oportunis dan sangat pragmatis. Dalam menghadapi setiap persoalan, pilihan yang ditempuhnya adalah menghindari atau lari dari persoalan tersebut. Jika harus dihadapinya, maka ditempuhlah jalan-jalan pintas dengan menghalalkan segala cara, asalkan tujuannya tercapai. Bukannya mencari pemecahan dengan kreativitas dan kecerdasan, tetapi lebih menggunakan cara-cara yang tidak benar, mengelabui, curang, melanggar etika, dan mengabaikan hak-hak orang lain. Jika setiap kali menemui rintangan dan kita bersikap demikian. Maka bisa dipastikan mental kita akan menjadi lemah, rapuh, dan besar kemungkinan menjadi manusia "raja tega” yang negatif.
Dan tentu saja, saya setuju dengan pendapat si bungsu. Kegigihan adalah semangat pantang menyerah yang harus kita miliki untuk mencapai kesuksesan. Setiap persoalan merupakan batu penguji yang harus dipecahkan dan dihadapi dengan penuh keberanian. Kita harus membiasakan diri melihat setiap masalah yang muncul sebagai suatu hal yang wajar dan harus dihadapi, bukan menghindar atau melarikan diri dari masalah. 
Dengan bekal kegigihan, ketabahan, dan usaha yang konsisten, didasari dengan kecerdasan intelektual (IQ), kecerdasa emosional (EQ) dan kecerdasan spiritual (SQ) yang maksimal. Maka, Capai Target? MUDAH.

5 komentar:

  1. Karna saya anak bungsu mudah2an kegigihan, ketabahan saya dalam berjuang dan usaha sama dgn si bungsu dalam cerita laba2 ini. Hehe.
    Pagi2 sudah dapat inspirasi.

    Salam kenal pak.

    Yosmarita.

    Asal padang.
    Tinggal dijakarta.

    BalasHapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  3. Lulu Laili Azizah
    201502862080097
    PAI/IV

    Alhamdulillah dengan membaca blog bapak. Saya yakin bsa mencapai target dengan mudah. Terimakasih atas cerita dan motivasinya.

    BalasHapus
  4. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus