MUDAHNYA MENCAPAI TARGET... BAGI YANG YAKIN
Akhirudin DC
Pada tahun 2011, saat saya
masih sebagai tenaga penjualan pada sebuah perusahaan konsultan pengembangan Sumber
Daya Manusia (SDM) ternama di Indonesia. Yang menjadi menarik bukan karena saya
selalu Capai Target setiap bulan bahkan Capai Target setiap tahun, tetapi pada
suatu hari menjelang akhir bulan penutupan target bulanan, angka pencapaian
saya jauh dari target dan secara hitung-hitungan dalam satu dan dua hari
kedepan tidak bungkin tercapai.
Dengan kondisi tersebut, maka
pada hari itu saya memutuskan untuk menggunakan cara yang lain yaitu cara yang
saya sebut the power of service
(kekuatan dalam pelayanan). Maka pada hari itu, saya niatkan “saya tidak mau
jualan hari ini, saya hanya akan membantu pekerjaan teman-teman saya di
kantor”.
Kantor kami 3 lantai dan
devisi penjualan ada di lantai 3. Sesampainya di kantor, orang pertama yang
saya jumpai adalah security, saya tanya ke security tersebut (sebut saja
namanya pak Eko) “pak Eko, pekerjaan apa yang bisa saya bantu hari ini? Dari
raut mukanya pak eko bingung mendengar ucapan saya tersebut, ya… mungkin karena
hampir tidak pernah menemukan seperti apa yang saya lakukan atau mungkin pak
Eko sebenarnya mempertanyakan keseriusan ucapan saya tersebut. Karena tidak
ingin membuat pak Eko makin lama bingungnya, maka saya tegaskan lagi “pak Eko, kalau
nanti ada yang bisa saya bantu, saya ada di lantai 3 ya…” saya melanjutkan
menuju lantai 3 dan setiap jumpa siapapun di lantai 1,2 dan 3 saya selalu
sampaikan “pekerjaan apa yang bisa saya bantu hari ini?” dan yang paling banyak
minta bantuan adalah devisi penjualan; ada yang minta bantu follow up klientnya, kirim email, kirim
fax, telpon dan lain-lainnya. Pada hari itu sungguh kesibukan saya melebihi
hari-hari biasanya.
Adzan ashar sudah terdengar
dan bertepatan selesai semua tugas saya dalam membantu kawan-kawan dalam
pekerjaanya. seperti biasanya saya dan hampir semua karyawan menuju Mushallah
kantor untuk melaksanakan shalat ashar berjamaah. Selesai shalat ashar saya
kembali ke meja kerja dan membuka handpon yang hampir seharian saya cuekin. Ada panggilan masuk dan sms dari
kepala kepegawaian sebuah kementerian RI (yang tidak mau disebutkan namanya),
“pak Akhir, kami mau kirim peserta pelatihan 50 orang untuk akhir bulan ini,
masih bisa kah? langsung saya jawab smsnya “BISA” bahkan saya telpon “BISA
PAK”.
Tanpa jualan hari itu saya “closing” 50 orang peserta pelatihan dan
dengan tambahan 50 orang tersebut, angka
pencapaian saya menjadi 150% lebih pada bulan itu.
Dari cerita ini dapat difahami
bahwa mencapai target itu mudah,tergantung cara yang tepat untuk mencapainya
dalam waktu yang tepat.
Potensi yang sudah Allah SWT
berikan kepada setiap manusia sama berupa kecerdasan intelektual (IQ),
kecerdasa emosional (EQ) dan kecerdasan spiritual (SQ), tergantung bagaimana
kita mengolah kecerdasan itu dan memaksimalkannya. Artinya, tidak tercapainya
target bukan hanya disebabkan tingginya target tersebut, tetapi lebih pada
tidak maksimalnya potensi yang dimiliki dalam perannya masing-masing.
Contoh memaksimalkan 3 potensi
(IQ, EQ dan SQ) dalam mencapai target penjualan. Kecerdasan Intelektual (IQ)
menuntun untuk maksimal dalam skill penjualan, tehnik pemasaran, perlengkapan
penjualan dan semua hal yang terkait dengan data pemasaran. Kecerdasan
Emosional (EQ) menuntun untuk peduli dan menjaga hubungan yang baik pada klient
internal (teman-teman di kantor) dan klient eksternal (selain teman-teman
kantor/mitra bisnis). Dan kecerdasan spiritual (SQ) menuntun untuk maksimal
juga dalam doa, artinya ketika sudah maksimal dalam usaha memasarkan, maksimal
dalam pelayanan dan hubungan baik dengan klient intenal dan eksternal, maka
potensi yang terakhir juga harus maksimal yaitu menyerahkan semua hasilnya pada
ketentukan Allah SWT.
Cerita berikut juga akan mampu membuka mata kita lebar-lebar
tentang mencapai target. Diceritakan dalam buku
Andri
Wongso, Buku Wisdom Success 15, di sudut atap sebuah rumah yang sudah tua, tampak seekor laba-laba yang
setiap hari bekerja membuat sarangnya dengan giat dan rajin.
Suatu hari, hujan turun dengan derasnya dan angin bertiup
sangat kencang. Rumah tua itu bocor di sana-sini dan sarang laba-laba pun rusak
terkena bocoran air serta hempasan angin. Tembok menjadi basah dan licin.
Tampak si laba-laba dengan susah payah berusaha merayap naik. Tetapi karena
tembok licin, laba-laba pun terjatuh. Ia terus bersusah payah untuk merayap
naik, tetapi jatuh dan jatuh lagi. Begitu terus berulang-ulang. Tetapi,
laba-laba itu ternyata tetap berusaha merayap naik dengan kegigihan yang luar
biasa.
Rumah tua itu dihuni oleh tiga orang kakak beradik yang masih
muda usianya. Saat kejadian itu berlangsung, kebetulan mereka bertiga sedang
menyaksikan tingkah laku si laba-laba tadi. Dan berikut adalah
komentar-komentar mereka:
Si sulung dengan menghela napas berkata: "Nasibku sama
dengan laba-laba itu. Meskipun aku telah berusaha dengan susah payah dan terus
menerus, tetapi tetap saja hasilnya nol. Sia-sia belaka! Memang beginilah
nasibku. Meskipun telah berusaha sekuat apa pun percuma saja. Tidak bisa
berubah !”
Pemuda kedua dengan santai berkomentar: "Laba-laba itu
bodoh sekali ! Kenapa tidak mencari jalan yang kering dengan memutar kemudian
merayap naik ? Aku tidak akan sebodoh dia. Kelak bila ada kesulitan, aku akan
mencari jalan pintas. Aku pasti memakai otak mencari akal untuk menghindari
kesulitan. Tidak perlu bersusah payah menghadapinya.”
Lain lagi pendapat si bungsu. Melihat
kegigihan laba-laba tadi, hatinya sangat tergugah. Beginilah komentarnya:
"Laba-laba itu begitu kecil, tetapi memiliki semangat pantang menyerah
yang luar biasa ! Dalam hal ketabahan dan keuletan, aku harus belajar dari
semangat laba-laba itu. Dengan mencontoh semangat juang seperti itu, suatu hari
aku pasti bisa meraih kesuksesan !”
Cerita laba-laba di atas sungguh inspiratif sekali. Sudut
pandang yang berbeda dalam melihat sebuah persoalan yang terjadi akan
melahirkan penanganan yang berbeda. Dan cara penanganan yang berbeda tentunya
akan mendatangkan hasil yang berbeda pula.
Cara pandang sulung memperlihatkan sosok yang tanpa motivasi,
tanpa target hidup yang pasti, pasrah, mudah putus asa, dan bergantung pada apa
yang disebutnya "nasib”. Inilah perspektif yang paling menghambat langkah
seseorang untuk meraih keberhasilan. Jika kita menganut sudut pandang seperti
ini, dijamin keberhasilan akan jauh dari jangkauan kita.
Sebaliknya, perspektif pemuda kedua menunjukkan tanda-tanda
sebuah pribadi yang oportunis dan sangat pragmatis. Dalam menghadapi setiap
persoalan, pilihan yang ditempuhnya adalah menghindari atau lari dari persoalan
tersebut. Jika harus dihadapinya, maka ditempuhlah jalan-jalan pintas dengan
menghalalkan segala cara, asalkan tujuannya tercapai. Bukannya mencari
pemecahan dengan kreativitas dan kecerdasan, tetapi lebih menggunakan cara-cara
yang tidak benar, mengelabui, curang, melanggar etika, dan mengabaikan hak-hak
orang lain. Jika setiap kali menemui rintangan dan kita bersikap demikian. Maka
bisa dipastikan mental kita akan menjadi lemah, rapuh, dan besar kemungkinan
menjadi manusia "raja tega” yang negatif.
Dan tentu saja, saya setuju dengan pendapat si bungsu. Kegigihan adalah semangat pantang menyerah
yang harus kita miliki untuk mencapai kesuksesan. Setiap persoalan merupakan
batu penguji yang harus dipecahkan dan dihadapi dengan penuh keberanian. Kita
harus membiasakan diri melihat setiap masalah yang muncul sebagai suatu hal
yang wajar dan harus dihadapi, bukan menghindar atau melarikan diri dari
masalah.
Dengan bekal
kegigihan, ketabahan, dan usaha yang konsisten, didasari dengan kecerdasan intelektual (IQ), kecerdasa emosional
(EQ) dan kecerdasan spiritual (SQ) yang maksimal. Maka, Capai Target?
MUDAH.
Karna saya anak bungsu mudah2an kegigihan, ketabahan saya dalam berjuang dan usaha sama dgn si bungsu dalam cerita laba2 ini. Hehe.
BalasHapusPagi2 sudah dapat inspirasi.
Salam kenal pak.
Yosmarita.
Asal padang.
Tinggal dijakarta.
😄😄😄😄👏👏👏👏
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusLulu Laili Azizah
BalasHapus201502862080097
PAI/IV
Alhamdulillah dengan membaca blog bapak. Saya yakin bsa mencapai target dengan mudah. Terimakasih atas cerita dan motivasinya.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus