POTENSI TERHEBAT MANUSIA
Akhirudin DC
Tuhan menciptakan
manusia terdiri dari tiga unsur bertingkat, yaitu jasmani, ruhani dan nafsani.
Tingkat terendah adalah jasmani, yaitu fisik, badan manusia yang kelihatan
sehari-hari. Tingkat yang lebih tinggi adalah nafsani (Arab: nafsânî),
yaitu unsur manusia yang bersifat nafs, psikologi, jiwa. Tingkat yang paling
tinggi adalah ruhani (Arab: rûhânî), yang bersifat ruh.
Istilah-istilah ini penting, sebagaimana kebahagiaan dan kesengsaraan juga
tiga tingkat, begitu juga pengalaman-pengalamannya. Ada pengalaman jasmani
yang tidak sampai pada tingkat nafsani, sehingga secara jasmani orang tampak
bahagia tetapi jiwanya sakit. Meskipun yang demikian ini ditolak dalam
psikologi karena ada istilah psikosomatik, yaitu sakitnya badan oleh karena
sakitnya jiwa, tetapi bagi bukan psikolog sakit badannya itu tidak begitu
tampak.
Meningkat lagi, ada
juga orang yang secara psikologis sehat tetapi secara spiritual sakit sehingga
menyebabkan, misalnya, ketidaksadaran tentang benar dan salah. Ada situasi
ketika kita mengalami tingkat perkembangan ruhani begitu rupa sehingga tidak
bisa membedakan antara baik dan buruk, antara benar dan salah. Inilah yang disebut
al-Qur’an sebagai keburukan telah dihiaskan dalam diri kita, “Adakah orang
yang pekerjaannya, buruk dibayangkan baik lalu menjadi baik (sama dengan orang
yang mendapat bimbingan) (apakah orang yang dihiaskan badannya, kejahatannya
sehingga kelihatan baik)?,” (Q. 35: 8). Dengan perkataan lain, kalau kita
sudah mulai melihat kejahatan sebagai yang baik, itu adalah kebangkrutan
ruhani, dan sebenarnya merupakan kesengsaraan yang tertinggi. Sebagaimana
kesengsaraan nafsani yang tidak selalu tampak pada jasmani, kebangkrutan
spiritual juga tidak selalu tampak dalam kehidupan sehari-hari.
Pertanyaannya
kemudian adalah kapan orang akan merasakan efek dari kebangkrutan spiritual?
Kalau sudah kembali ke alam ruhani, yaitu setelah mati. Tetapi di dunia ini sebenarnya
sudah mulai terasa efeknya. Hal ini sebagaimana yang disinyalir psikolog bahwa
kesehatan psikologis punya efek kepada kesehatan jasmani, maka begitu juga
kesehatan ruhani punya efek kepada kesehatan nafsani maupun jasmani meskipun
tidak langsung. Artinya, kebahagiaan dan kesengsaraan itu juga bisa kita
rasakan sekarang ini meskipun tidak dalam ukuran yang sepenuhnya.
Ruar biasa Pak...
BalasHapusJajang Y H. (PAI/4B01)
Mantap.👍👏
BalasHapusA.Fariq aziz (PAI/4B01)