KESEIMBANGAN
DALAM DIRI MANUSIA 2
Manusia Sebagai Makhluk
Sosial (Sosial Being)
follow me @akhirudindc / @BalanceLife5
Telah kita ketahui
bersama bahwa manusia tidak dapat hidup sendirian, manusia membutuhkan manusia
lain agar bisa tetap exsis dalam menjalani kehidupan ini, itu sebabnya manusia
juga dikenal dengan istilah makhluk sosial. Keberadaanya tergantung oleh
manusia lain.
Esensi manusia sebagai
makhluk sosial ialah adanya kesadaran manusia tentang status dan posisi dirinya
dalam kehidupan bersama dan bagaimana tanggung jawab dan kewajibannya di dalam
kebersamaan itu. Adanya kesadaran interdependensi dan saling membutuhkan serta
dorongan-dorongan untuk mengabdi sesamanya adalah asas sosialitas itu.
Kehidupan individu di
dalam antar hubungan sosial memang tidak usah kehilangan identitasnya. Sebab,
kehidupan sosial adalah realita sama rielnya dengan kehidupan individu itu
sendiri. Individualitas itu dalam perkembangan selanjutnya akan mencapai
kesadaran sosialitas. Tiap manusia akan sadar akan kebutuhan hidup bersama
segera setelah masa kanak-kanak yang egosentris berakhir, hal tersebut
menunjukan tentang kesimbangan hidup seseorang masyarakat.
Sebagai contoh adalah,
orang tua mendapat penghormatan sebagai orang tua dari anaknya, sebaliknya anak
disayangi oleh ornag tuanya, pemimpin dihormati sebagai pemimpim oleh rakyatnya
dan rakyat juga diayomi oleh pimpinannya. Hubungan yang baik antara orang-orang
dalam sebuah masyarakat yang besifat proporsional tersebut melahirkan
keharmonisan hidup bermasyarakat.
Untuk dapat menjadi
anggota masyarakat yang dapat memahami hak dan kewajiban ini, maka ia harus
terlebih dahulu manjadi baik secara pribadi, selanjutnya hal tersebut akan
membawanya kedalam masyarakat sekitarnya.
Tuhan telah menciptakan
segala sesuatunya dalam keseimbangan dan keserasian yang merupakan
isyarat bagi manusia bahwa keseimbangan adalah salah satu prinsip yang
mendasari tentang Theologi atau ketuhanan. Keseimbangan ini telah
menjadi salah satu konsep ideal dalam islam.
Keseimbangn dalam
kehidupan manusia membuat sesuatu hal bersesuaian dangan hal lainnya dalam
kadar yang proporsional. Sebuah prinsip yang mengatur berbagai sudut yang masuk
ke dalam pertimbangan tentang kewajiban dan tanggungjawab manusia sebagai
khalifah di bumi atau alam semesta adalah prinsip keseimbangan atau
proporsionalitas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar